Part 12

920 Words
---------****---------- "Assalamualaikum anak Ayah, udah bangun"Atth mengucap salam pada putra kecilnya yang hanya ditanggapi rengekan oleh mahluk mungil tersebut, sementara tubuhnya bergerak pertanda protes "Malah ya. Anak Ayah malah ya, diikat ya sama Ibunya"ucap Atth gemas pada putra kecilnya "Sini Ayah bantu"kini Atth mengangkat pelan tubuh sikecilnya, membawanya kedalam gendongannya "Iya nich, Ibu nich, kenapa ikat Azril" "Hmpzz, karna Ibu ngak mau nich, jagoan Ayah sama Ibu kedinginan, makanya Ibu ikat Azrilnya"Atth seolah tengah menjelaskan apa yang menyebabkan sikecilnya dibedong, walau sebenarnya sikecil itu tak mengerti, tapi semua harus tau, saat seseorang menjadi orang tua, akan ada tingkah-tingkah bodoh yang ia lakukan, sekalipun orang sejenius Atthar. Atth, awalnya ia merasa geli sendiri akan dirinya yang berbicara dan menjawab sendiri pertanyaannya, namun entah mengapa ia merasakan sensasi aneh kala melakukan hal itu, ada perasaan memuncah yang tak bisa ia jelaskan, yang jelas bukan sedih, kecewa dan semacamnya, apalagi jika apa yang dia omongkan mendapat tanggapan dari mahluk mungil itu. "Udah, udah Ayah lepas sayang"Atth terus berceloteh, sementara mahluk kecil itu hanya menggerakkan tangan dan kakinya dipangkuan Atth, seolah ia tengah merenggangkan otot-ototnya yang tadinya kaku akibat bedongan yang mengikatnya Aaa Mbu Mbu Mbu Tu tu, tu tu Yaa ya Mimik tu tu ya "Mau mimik s**u hmpz" "Ibunya Azril ada, tu masih bobok" ucap Atth yang mengerti apa yang tengah diminta putra kecilnya, jika beberapa tahun lalu, jika ia bertemu dengan temannya yang sudah memiliki anak, dan saat melihatnya berinteraksi dengan anaknya yang masih bayi, banyak pertanyaan yang muncul diotak Atth, salah satunya ia mempertanyakan, apa ia temannya itu mengerti apa yang anaknya katakan. Sekarang!!! Sekarang Atth mengerti, tak ada jawaban atas pertanyaannya, karna saat sudah dihadapkan pada seorang anak, apalagi anak sendiri, maka seperti sudah fitrahnya, seseorang akan mengerti apa yang anaknya katakan walau masih dengan bahasa antah berantahnya. Itu juga yang Atth rasakan selama hampir setahun menjadi seorang Ayah dari sikecil Azrilnya, walau awalnya ia juga mengalami sedikit kesulitan, namun perlahan ia sudah bahkan amat mengerti akan bahasa sang anak. Bobobo Bobok Sikecilnya membeo seolah tengah penasaran, walau belum genap satu tahun, ada beberapa kata yang sudah diucapkan dengan tepat oleh putranya, seperti kata mimik, bobok, amam (makan), kalau kata Ayah masih dengan bahasanya dari awalnya memanggil sebutan Ayah, Ayaa itulah yang selalu ia ucapkan dan Ibu dengan sebutan Mbuu. "Ia Ibunya Azril bobok, Ibu lagi sakit"jawab Atth mendudukkan putra kecilnya dikarpet, setelahnya ia tampak berjalan kearah meja yang selalu penuh dengan perlengkapan sikecilnya "Main ini ya sayang, Ayah kebelakang sebentar, air ditermos Az udah dingin"ucap Atth menjongkok dihadapan ananknya, lalu meletakkan beberapa mainan disekeliling putranya itu, setelahnya ia tampak berlari keluar dari kamarnya Tak sampai 10 menit, Atth kembali kamarnya dengan termos ditangannya, ia sengaja hanya mengahangatkan sedikit air agar lebih cepat, kasian anaknya sendirian pikirnya. Sampainya diambang pintu, langkahnya terhenti kala melihat tubuh kecilnya tidak lagi ditempatnya ditinggalkan, kini mata Atth menangkap pemandangan yang entah mengapa membuat hatinya serasa ada yang mencubit, disana, sikecilnya tengah berusaha naik ranjang mereka, yang Atth tau, sikecilnya pasti ingin mengetahui kondisi Ibunya, karna sering kali anaknya itu mengecek keadaan Ibunya kala wanita itu terlelap, Atth tak mengerti, mengapa ia mengatakan kegiatan itu dengan kata mengecek, karna sering kali ia melihat sikecil meraba-raba bagian wajah ibunya kala wanita itu terlelap, dan tak jarang ia menempelkan pipi gembulnya dipipi sang ibu, entah apa yang ada diotak kecilnya, Atth juga tak mengerti. Beberapa kali kaki pendeknya tak berhasil naik kesisi ranjang, namun Atth tak melihat anaknya itu menyerah untuk mengapai keinginannya, yakni naik keatas ranjang, dimana ibunya tengah terlelap. Atth yang kasian akan hal itu langsung mempercepat langkahnya, ia pernah melihat sikecil melakukan hal yang sama, tapi keadaan anaknya sehat dan lincah, berbeda dengan saat ini. "Anak Ayah mau dekat Ibu"ucap Atth mengangkat tubuh kecil itu dan mendaratkan p****t gempal putranya tepat disamping istrinya "Mbu mbu mbuuu, obok bobok obok"sikecil Azril langsung merangkak memanjat tubuh Zhi yang tengah terlelap membuat Atth meringis, kebiasaan putranya ini, batinnya dan dengan cepat kembali mengambil tubuh putranya, ia tak ingin kegiatan putra kecilnya itu membangunkan Zhi dari tidurnya, apalagi mengenai luka-luka ditubuh istrinya itu. "Aaayaaa anaaan" (Ayah jangan)pekik sikecil marah dan meliuk layaknya belut ditangan Atth "Katanya mau mimik, kita buat mimik dulu sayang, jangan ganggu Ibu"pujuk Atth, namun bukannya terpengaruh akan bujukan sang Ayah, sikecil Azril malah menjerit pertanda tak terima telah dilepaskan dari tubuh ibunya, ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk naik keatas, tibanya diatas ayahnya malah melarangnya melakukan keinginannya, mungkin itulah yang dirasakan mahluk kecil itu "Kenapa sayang"gumanan lembut itu membuat sikecil Azril menghentikan jeritannya, seolah dihipnotis batin Atth "Am mbuu"sikecil itu merengek manja, berbanding terbalik saat bersama Atth beberapa menit lalu, tak salah pikiran Atth akan anaknya ini, pikiran dimana ialah yang Ayah tiri, bukan istrinya yang notabene ibu sambung, tapi apapun itu, Atth bersukur, walau bukan dari wanita yang melahirkannya, putra kecilnya itu tetap mendapatkan haknya layaknya bayi atau anak lainnya, ia mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dari sosok yang selalu ia panggil ibu, dan ia tak kehilangan apapun dimasa kecilnya, dan Zhi, adalah sosok yang berhasil membuat anaknya sama dengan anak lainnya didunia ini, Zhi pernah mengatakan, Azril memang bukan lahir dari rahimnya, tapi Azril lahir dari hatinya, ia akan melalukan apapun asalkan anaknya itu tak merasa kurang apapun, itulah yang Zhi katakan saat Atth bertanya akan kasih sayang Zhi, Atth menanyakan apakah Zhi akan berubah, jika kelak anaknya tak lagi selucu dan semungil sekarang, akankah kasih sayang itu berubah kala akan ada cerita baru didepannya, dan jawaban Zhi membuat Atth yakin, bahwa sikecilnya takkan kehilangan sosok ibunya apapun yang terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD