PART 11
------****------
Atth Pov
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, kini aku kembali kekamar, sampainya didalam aku melihat kedua orang yang selalu mengisi hari-hariku tengah tidur dalam posisi berhadapan, mereka tidak dalam keadaan baik, karna itulah keduanya terlelap tidak dalam waktunya.
Aku mendekat kearah keduanya dan membenarkan posisi Zhi, entah dia sadar atau tidak saat merubah posisinya, yang jelas aku tak ingin posisinya saat ini semakin membuat luka ditubuhnya lama akan sembuh, setelahnya aku mengambil iphoneku yang tergeletak tak jauh dari keduanya, aku mengetik pesan untuk bertemu kepala program studi, kebetulan kepala program studi tersebut adiknya Mama, jadi tak harus berlebihan kala ingin bertemu dengannya, walau ia menjabat yang cukup perhitungkan difakultas, namun aku masuk kesana bukan atas jasa siapa-siapa selain usaha sendiri, yang jelas atas uluran Tuhan yang pasti, karna tak ada yang bisa aku lakukan kala kehendakku bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Contoh kecil saja, jika kehendakku, bayi mungil itu tidaklah diposisinya saat ini, didekap dan dibesarkan oleh wanita lain, aku tau sebagian orang mengatakan aku tak bersukur, tapi inikan hanya contoh kecil, jika keinginanku, pastilah aku menginginkan sikecil besar dan tumbuh ditangan wanita yang melahirkannya. Namun kembali lagi, Tuhan menghendaki anakku besar dan tumbuh ditangan ibu sambungnya, namun kebaikan Tuhan sangat luar biasa, ibu sambungnya sangat luar biasa baik untuk sikecil itu, malah aku
Tak bisa menjamin apakah anakku akan sedekat ia dengan ibu sambungnya saat ini, kala ia dibesarkan olehku dengan Bundanya, mengingat Bundanya seorang wanita karir, karna itu sudah pasti ia akan bertemu sebentar dengan Bundanya.
Bukan pikiran buruk akan hal diatas, namun sudah rahasia umum dizaman kini, banyak perempuan hanya melahirkan saja, setelahnya anak milik orang lain, ini hanya bahasa kiasanku melihat banyak anak yang lebih dekat dengan pengasuhnya ketimbang wanita yang melahirkannya.
Mengingat Bunda sikecil, kini mataku terfokus pada figura tak jauh dariku, disana tampak ia sangat bahagia, aku ingat poto itu diambil saat usia sikecil memasuki tujuh bulan didalam kandungan Bundanya.
Walau Bundanya sosok yang lembut, tapi ia juga sangat mencintai pekerjaannya yang selalu ia impikan sejak lama, makanya aku mengatakan jika Bunda sikecil masih hidup, aku tak yakin ia akan meninggalkan pekerjaannya demi sikecil, dan otomatis sikecil akan dititip.
Aku mendekat kearah poto tersebut dan meraba wajah bahagianya, sikecil sangat kami nantikan setelah hampir lima tahun waktu pernikahan kami, makanya Bundanya sangat bahagia saat mengetahui kala itu sama halnya denganku, namun siapa sangka kebahagiaan itu hanya bersifat sementara.
Dibawah poto tersebut juga terdapat poto pernikahan kami, banyak kenangan yang masih sama dan berada ditempatnya. Orang pasti memikirkan aku tak pernah memikirkan Zhi sama sekali, tidak, bukan begitu, orang hanya berkomentar, tapi coba berada diposisi pasti akan paham apa yang aku lakukan.
Puas melihat-lihat poto kenanganku bersama Bunda sikecil, kini aku melihat kesudut kamar, disana banyak poto sikecil dengan berbagai pose membuat senyumku mengembang seketika
Banyak poto sikecil diberbagai usia, umur 1, 2, 3 sampai sembilan bulan, bulan kesepuluh belum ada poto terbarunya, dan mengenai boneka kelinci yang selalu menjadi bantalnya, itu adalah boneka pemberian ibunya, yang sampai saat ini menjadi mainan favoritnya.
Didalam kamar ini hanya ada satu poto Zhi, dan itu bukan bersamaku, melainkan sikecil, sebenarnya poto itu juga ada diiphoneku, sering aku jadikan wallpaper kala tengah jauh dari mereka
Poto yang bisa menghilangkan penat kala melihatnya, disini keduanya tampak sangat bahagia, dan tawa keduanya juga menggambarkan kedekatan keduanya yang luar biasa.
Aku penasaran bagaimana masalalu Zhi, dalam arti hubungan percintaannya, tipe Zhi sangat mudah menarik perhatian kaum laki-laki, karna itu aku penasaran barapa orang yang pernah mengisi hidupnya.
Mudah menarik perhatian kaum laki-laki, kenapa aku suaminya tidak tertarik, jangan berkomentar seperti itu, aku juga tertarik padanya, hanya belum yakin akan perasaanku.
Aku menoleh kearah keduanya berbaring karna mendengar rengekan dari sikecil, dapat dipastikan pasti tengah kesal karna diikat ibunya, sikecil itu sangat kesal kalau dibedong, dari bayi ia selalu begitu.