S.atong. "DESA KU JAMBU LIPPO"
Pagi menjelang siang, terlihat seorang pemuda berambut gondrong sedang memainkan gitarnya. Senandung lagu dan alunan musik beriringan begitu indah. Menambah ceria pagi itu. Ditambah dengan indah nya suasana desa. Kopi hitam terlihat menemani nya bernyanyi.
Aku biasanya keseharian di panggil s.atong.
Aku adalah seorang pemuda multi talenta kata masyarakat kampungku. Aku memang suka terhadap seni, baik itu berupa lukisan, musik, atau membuat sesuatu karya . Disebelahku seorang anak kecil kurus ikut bernyanyi. Sebenarnya aku agak sedikit kesal mendengar suara anak kecil tersebut. "gak masuk suaranya" dalam istilah ku. Tapi aku memilih diam. Setelah satu nyanyi selesai. Aku menghentikan gitarku. Bukan karena bosan. Hanya sudah tak kuat lagi mendengar suara anak ini. Anak ini selalu ikut bernyanyi saat aku memainkan gitarku.
Sebenarnya aku merasa dia anak yang baik dan rajin. Hanya saja dia cukup rendah secara ekonomi. Sehingga dia tidak di pandang dan di remehkan.
Terus terang, aku muak melihat manusia yang hanya memandang segala sesuatu dari ekonomi. Ini lah alasanku menjadikan dia murid atau adiku.
Aku menatap anak kecil tersebut dan bicara.
"Dives kamu mau belajar gitar?" tanyaku...
.
"mau, da..." jawabnya sambil
mengangguk. (uda adalah abang)
Nampak jelas raut senang di wajahnya.
Kemudian aku memberikan gitar ke tangannya. Dan mengajarkan kunci dasar C, f g dan d minor.
Dia terlihat asyik bermain gitar. meski sesekali mengeluh, Jari tangan nya terasa sakit. Aku maklum, untuk orang pertama belajar itu memang terasa sakit. Dia terus memainkan gitar, meski bunyinya sangat tidak enak di dengar. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri.
"Dives... ayo kita mancing" tiba-tiba suara terdengar suara.
aku kaget, lamunan ku buyar.
Ternyata suara dari adikku Amora. dia seumuran dengan Dives.
Dives meletakan gitar, kemudian mengikuti amora.
Mereka memang sangat dekat. untuk seumuran, mungkin yang paling dekat hanya Amoralah yang akrab dengan Dives. kawan dia yang lainnya, selalu saja membuli dia. Aku melihat kepergian mereka.
Aku kembali dalam pikiranku, tentang cerita asal mula kampung halamanku yang sangat aneh di bandingkan kampung orang lain.
Juga kejadian tadi malam saat tahun baru datang.
Tahun baru ini, di desa ku masih sama seperti tahun baru sebelum nya. Tak ada yang berbeda jauh. Tahun baru ini yang beda hanya seorang perempuan mungil nan cantik menggelayut di pundakku semalam. Sambil bercerita dia di tembak sepupuku untuk menjadikan nya calon istri. Aku sedikit terluka mendengarnya. Ada rasa sakit saat dia bercerita. Padahal aku malam itu mau mengatakan isi hatiku padanya. Tapi dia lebih dulu bercerita. Aku mengerti, dalam hatinya dia menyukaiku. Namun bagaimana mungkin aku bersaing dengan saudaraku sendiri. Aku berusaha menepiakan perasaan sakit ini. mengalihkan pikiranku tentang sejarah kampungku.
Kampungku dikenal dengan nama jambu lipo. sebuah desa kecil yang damai. Rumah kami disini di kelilingi gunung. Untuk akses cepat dari kota masuk ke kampung kami, harus melewati gerbang goa batu gong.
ada jalan lain, melalui jalan memutar, tapi beda jarak tempuhnya tiga jam.
Yang pasti mau dari jalan manapun. harus meninggalkan barang di tempat tertentu. Baik melewati batu gong ataupun jalan memutar. Itu berlaku bagi yang pertama masuk kampung ku. Sebenarnya, banyak pendatang yang ingin masuk kesini. karena kampung ku banyak pemandangan yang indah, air terjun, goa, arum jeram, panorama, dll. hanya mistik nya sangat kuat.
Bagi yang lupa atau sengaja tidak meninggalkan barang, dijamin akan tersesat ke dalam alam makhluk kasat mata. Yang kami panggil si bunian.
Atau gak jumpa lagi jalan keluarnya. Memang benar kampung kami kampung mistik.
Keindahan alam di kampungku boleh di banggakan lah. Hamparan sawah yang menguning bak lautan emas. Air terjun tujuh tingkat juga air terjun yang lain nya. Goa nya lebih dari seribu goa. di tambah dengan dengan jernihnya air sungai seperti jernih nya airmata mei yang jatuh tadi malam. Tapi mistiknya bukan main.
Dulu di kisahkan dikampungku ada sebuah kerajaan yang namanya jambu lipo. Kerajaan kecil tapi raja dan orang-orang nya sakti. karena kesaktian dari orang-orang terdahulu menyebabkan kampung kami kental dengan mistik. Atau mungkin zaman itu sihir menjadi suatu kebanggaan. seperti teknologi.
Ataukah benar adanya, teknologi tercanggih adalah sihir.
Tapi mistiknya bisa di lihat dengan mata telanjang. Bahkan jika hari pasar tiba. Kami pasar nya cuma sekali seminggu.
Banyak yang mengatakan di pasar itu bukan hanya manusia saja yang belanja. Juga lelembut si bunian. yang membedakan dengan manusia adalah parit di bibir atas yang di bawa hidung. Jika lelembut tidak punya itu, manusia ada.
Belum lagi batu yang bisa bergerak sendiri. seperti batu mirip manusia yang lagi gendong anak di dalam goa antabuang. Jika hari biasa batu nya menghadap pintu goa. namun jika hari jumat batunya membelakang pintu goa. inilah sebab nya hari jumat tidak di izinkan baik pendatang ataupun orang kampung asli memasuki goa. meski ada beberapa orang yang nekad memasuki nya. rata-rata mereka yang nekad masuk di hari jumat menceritakan kisah yang sama. batunya membelakang pintu masuk. dan mereka akan menjumpai sebuah negeri di dalam goa. masalah nya, jika sudah memasuki negeri asing itu, jalan keluar tidak akan jumpa lagi. kecuali tetua kampung berkumpul dan meminta kepada penguasa negeri tersebut untuk mengembalikan.
saat mereka kembali. kebanyakan kesadaran mereka jadi i**l alias ilang-ilang timbul.
Ada juga batu kuning di dalam sungai kami yang setiap jumat selalu pindah tempat. dan itu bisa di lihat oleh penduduk desa rata-rata.
Batu kerbau yang mirip dengan kerbau yang mangaum yang bisa menghadirkan gempa lokal. biasanya batu kerbau akan menggaum saat air sungai meluap. seperti memberi peringatan kepada masyarakat selang waktu dua atau tiga hari dari gauman tersebut sungai akan meluap.
masih banyak lagi cerita aneh lainnya
Mungkin hari jumat adalah hari sakral bagi kampung kami. ada yang melihat cangkul yang bekerja di sawah sendiri pas hari jumat. bahkan yang nikah dengan lelembut juga ada. biasa nya terlihat saat panen padi. dari sudut yang berseberangan dengan manusia yang panen. terlihat padi itu rebah dan terpotong sendiri. bagi masyarakat kampungku itu sudah biasa.
Ada juga saat pernikahan penduduk. tiba-tiba tamu undangan membludak. Biasanya bukan manusia seluruhnya. yang membedakan hanyalah parit bibir. bila hal itu terjadi. orang akan memasak nasi kuning. dan menabur di belakang rumah yang pesta. di pastilan lelembut akan pergi.
saat pesta pernikahan ada juga kejadian seperti ini. talempong(sejenis alat musik seperti gamelan). Akan saling sahut-sahutan dengan talempong nya si bunian. banyak lagi kisah-kisah mistik yang lain nya.
aku sendiri tidak pernah memikirkan ini terlalu dalam. kenapa dan bagaimana hal itu terjadi. aku lebih tertarik dengan menelaah manusia itu sendiri sebenar nya apa.
ya, memang desaku kecil dan terpencil. namun desaku punya sejarah unik. bermula dengan suatu kerajaan kecil jambu lipo.
Begini ceritanya...
Hari itu, seperti kegiatan biasanya. sang raja membawa putrinya berkeliling kerajaan. memantau penduduk.
seorang pemuda tampan dan rupawan yang sedang membacakan puisi yang di buat nya di tempat keramaian. zaman itu adalah zaman puisi. kalau sekarang nyanyi.
sang putri tertarik dengan gaya puisi sang pemuda. sehingga meminta kepada raja untuk menjadikan dia puisi khusus istana. namun sayang nya sang pemuda itu menolak. dia lebih suka dengan kebebasan berkarya.
penolakan sang pemuda adalah hinaan bagi raja. meskipun raja tidak menghukum nya. tapi raja melarang sang pemuda untuk berpuisi di daerah nya.
setelah sekian lama berlalu. saat sang putri sedang melakukan jalan-jalan rutin bersama raja. sang putri mendengar puisi yang di baca pemuda sebelum nya di baca orang lain.
sang putri menemui orang yang membacakan puisi itu. tanpa sepengetahuan raja. tapi tetap di kawal pengawal pribadi.
sang putri bertanya pada si pemain puisi. "Dari siapa di dapatkan puisi itu?" sang pembaca puisi menjawab"dari guruku."
"dimana gurumu sekarang" tanya sang putri.
"di bukit sayang" jawabnya.
"pesan sama gurumu, dari aku sang putri kerajaan jambu lipo. untuk menjumpai aku di bukit kayo" kata sang putri.
sang putri sendiri tak habis pikir. kenapa bisa begini. bagaimana mungkin ini terjadi. apakah layak seorang putri dari kerajaan meminta seorang penyair untuk menemuinya. perasaan apa ini.
semenjak dari jumpa pertama sang putri memang merasakan ada yang janggal yang dia rasakan.