Riska tetangga baru kita

1009 Words
Keira masih saja terdiam di depan pintu apartemen Riska. Dia masih belum bisa mengerti kenapa Riska bisa berada di Indonesia. Dan lebih parahnya lagi, Riska merupakan tetangganya. Sekarang Keira sangat takut. Bagaimana jika Reihan tau tentang hal ini atau mungkin Reihan sudah tau mengenai hal ini. Semua pikiran buruk seketika berputar dalam kepala Keira. Bagaimana bisa Riska berada di sini dan bersebelahan dengan tempat tinggalnya. "Kei.. ayo masuk!" Pikiran Keira langsung kembali. Dia tersenyum tipis kepada Riska. Setelah itu, dia pun berjalan masuk kedalam apartemen Riska. Semuanya sangat rapih. Keira menatap sekeliling apartemennya. Tapi pandangannya teralih melihat sebuah foto yang Riska gantung di dinding apartemennya ini. Dia seketika langsung menghentikan langkahnya dan melihat foto tersebut dengan seksama. Itu merupakan foto Riska dan suaminya. Bagaimana bisa Riska memajang foto suami orang di dinding rumahnya. "Itu Reihan kan?" Tanya Keira memastikan. Biarpun dia sangat yakin jika itu benar Reihan. "Ah.. iya. Itu Reihan dan gue pas masih kuliah dulu. Nanti gue mau letakkan foto gue sama Alex disebelah nya," Jelas Riska kepada Keira. Keira yang mendengar itu tersenyum miring dia menoleh kearah Riska. "Lo gak perlu jelasin sedetail itu Kali. Lagian kan hak Lo mau panjang foto siapa aja," Tutur Keira. Setelah itu dia kembali berjalan menuju dapur Riska. Riska yang mendengar perkataan Keira langsung merasa gugup. Dia bahkan menelan ludahnya dengan susah. Aura yang dikeluarkan oleh Keira sangat berbeda dari biasanya. Setelah tersadar, Riska kembali berjalan mengikuti Keira. "Gue gak nyangka kalau lo yang jadi tetangga gue." Keira mulai membuka pembicaraan. "Gue juga gak tau kalau kalian tinggal disini. Lo tau kan, semenjak dia pergi gue enggak ada alasan lagi buat stay di sana. Kalau gue tetap tinggal disana, gue hancur Kei.. kenangan dia terlalu banyak disana." "Gue tau.. tapi gue rasa, mau seberapa jauh pun Lo pergi, kenangan itu akan selalu ngikutin Lo Ria. Karena kenangan itu ada di pikiran Lo, bukan di suatu tempat." "Gue ra--" Keira langsung memotong ucapan Riska. "Ris.. gue gak tau gimana perasaan gue sekarang. Tapi gue rasa gue takut Ris.. gue takut Lo datang kesini untuk ngambil Reihan dari gue. Lo lihat ini?" Keira mengelus perutnya yang sudah mulai membesar itu. Dia sengaja memperlihatkannya kepada Riska. "Gue butuh Reihan ris.. gue butuh Reihan selalu ada buat gue dan buat anak kami." "Keira.. Lo gak usah takut akan hal itu. Gue bukan Riska yang dulu. Gue udah pernah bilang sama lo. Gue enggak akan pernah ganggu hubungan kalian lagi. Gue udah tau dimana tempat gue Kei. Jadi Lo gak usah takut," Tutur Riska berusaha untuk menenangkan Keira. Keira tersenyum tipis mendengar perkataan Riska. Dia meletakkan kedua tangannya kembali keatas meja. "Gue akan pegang omongan lo. Ngomong-ngomong Lo gak ngasih gue minum?" Keira berusaha untuk mencairkan suasana diantara mereka berdua. "Akh iya gue lupa.. Lo mau minum apa?" Riska langsung berdiri dari duduknya. "Terserah tuan rumah aja." Riska pun segera mengambil minuman untuk Keira. Sepeninggalan Riska, Keira masih terus memikirkan nasib rumah tangganya. Dia tidak begitu percaya dengan apa yang Riska janjikan tadi. Bagaimanapun Riska pernah hampir merusak hubungannya dengan Reihan. Riska memang berubah, tapi dia tidak tau apakah Riska benar-benar berubah atau hanya pura-pura saja. Lagian pindah di apartemen yang sama dengan dirinya secara tiba-tiba seperti ini, Keira sangat tidak yakin jika itu hanyalah sebuah kebetulan semata. Keira sangat yakin akan hal itu. Semua ini pasti tidak terjadi secara kebetulan. --- Keira memperhatikan Reihan yang sedang menyantap makan malamnya itu dengan lahap. Dia sangat takut untuk memberitahu jika Riska merupakan tetangga mereka. Bagaimana jika Reihan akan selalu ada untuk Riska? Jika Reihan akan memperhatikan Riska lebih dari memperhatikan dirinya. Semua pertanyaan itu terus berdatangan kedalam pikiran Keira. Dia sangat takut semua itu terjadi. Tapi cepat atau lambat Reihan pasti akan mengetahuinya. Dan dia tidak mau jika Reihan sendiri yang mengetahui itu. Ingin sekali Keira pindah dari apartemen ini segera. Dia benar-benar sangat takut Riska kembali hanya untuk merusak rumah tangganya. Keira sekali lagi menatap kearah Reihan. Reihan yang menyadari ada yang beda dari Keira langsung menghentikan makannya. Dia menoleh kearah Keira. "Kei.. ada apa?" Tanya Reihan dengan nada yang sangat lembut. Keira menatap wajah Reihan dengan penuh khawatir.Dia diam sejenak memikirkan apakah harus memberitahukan kepada Reihan mengenai hal ini. "Kalau tiba-tiba Riska kembali gimana Rei?" tanya Keira. Keira melihat Respon Reihan yang biasa saja. "Ya gak papa. Emangnya kenapa kalau dia balik? Lagian dia pasti akan kasih tau aku atau Alex kalau mau balik ke Indonesia," jawab Reihan dan melanjutkan makan malamnya. Keira menghela napas panjang melihat respon Reihan. Reihan terlihat sangat santai tentang pertanyaan Keira ini. Tetapi bagaimana jika Reihan tau kalau Riska benar-benar sudah ada di Indonesia. "Rei apartemen sebelah kayaknya udah ada yang isi deh." Keira mencoba untuk memberitahukan kepada Reihan mengenai kehadiran Riska. "Oh.. kamu tau dari mana?" tanya Reihan sembari mengunyah makanannya. "Tadi.. aku kasih tetangga sebelah kue." Mendengar perkataan Keira, raut wajah Reihan langsung berubah. Tatapan tajam langsung ia berikan kepada sang Istri. "Tetangganya cewek atau cowok?" Tanya nya dengan cepat. "Cewek." Seketika Reihan langsung menghela napas panjang. Dia sangat lega jika tetangganya itu seorang wanita. Tapi tidak dengan Keira. "Bagus dong. Kamu jadi ada teman disini. Jadi kamu eng--" Keira langsung memotong ucapan Reihan. "Riska," sambung Keira. "Apa?" Reihan masih belum mengerti maksud dari perkataan Keira. Dengan cepat Keira langsung membalas ucapan Reihan. "Tetangga kita," ucap Keira memperjelas perkataannya. "Bentar. Maksud kamu tetangga kita, Riska? Riska yan--" "Iya.. Riska sahabat tersayang kamu itu," Tutur Keira. Dia menatap wajah Reihan yang masih penuh keterkejutan. Seketika Keira menjadi takut kembali. Dia memegang perutnya. Dia sangat mengkhawatirkan anaknya sekarang. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Dia disebelah rumah kita Reihan.. tetangga kita bahkan. Bagaimana ini bisa terjadi?" "Aku juga gak tau, Kei. Dia enggak kasih kabar apapun kalau dia mau balik ke sini. Aku gak tau apa-apa." Perkataan Reihan memang terdengar sangat meyakinkan. Tetapi ia tidak akan percaya begitu cepat dengan Reihan. Keira akan selalu waspada dengan tetangga barunya itu. Iya.. ia akan mengawasi Riska dengan baik. Keira tidak akan membiarkan Riska kembali merusak hubungannya dengan Reihan kali ini. Dia tidak akan membiarkan Riska mengambil papa anaknya ini. Tidak akan.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD