2. You Shouldn't Have Taken My Girlfriend.

1304 Words
Haera mengerjapkan matanya, sial dia pingsan saat gempuran panas pagi tadi. b******k sekali Jeongguk itu, meninggalkannya saat seperti ini. Melihat sekitar sepertinya ruangan ini kosong, tidak ada tanda-tanda dari Jung Jeongguk k*****t. "Apa dia pergi?" monolognya. Jika benar Haera berusaha untuk secepatnya untuk kabur dari tempat ini. Menuruni ranjang dan mengambil pakaiannya. Ah sialnya pakaiannya sudah terkoyak disana-sini. Mau pakai bagaimana ini? Berjalan tertatih menuju lemari dan menemukan kaos kebesaran pria itu untuk dipakainya. "Ugh!" sungguh bagian bawahnya nyeri sekali, "Sial, sial, k*****t Jeongguk ini!" umpatnya, Haera harus mandi sebab dia kotor. Kendati dirinya tak sengaja melihat bekas cairan semen pria itu muncrat di perutnya. Mengambil kaos hitam sang pria dan segera menuju kamar mandi. Dia harus membersihkan dirinya sebelum kabur. Semoga saja Jung Jeongguk belum datang saat dirinya usai membersihkan diri. "Oh kau siapa Nona? Kenapa ada disini?" seseorang wanita mengintrusinya. Apa Haera terlihat seperti pencuri dirumah ini? Setidaknya salahkan pria bernama Jeongguk yang sudah membawanya kemari. Tadinya dia ingin keluar dengan aman tanpa ada seseorang yang mempergokinya, kini dia malah di pergoki dua orang yang kebetulan baru saja datang. Seorang pria dengan luka di bahu dan seorang wanita yang memapah. "A-aku.. Diculik.." cicit Haera sedikit ketakutan. Wanita itu meletakkan seorang pria yang meringis kesakitan di sofa. Pelipisanya berdarah dan ada luka di bahunya. Wanita itu melepas heelsnya untuk diganti dengan sendal rumahan. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua yang berantakan ini. "Jimin.. Aku ambil kotak p3k dulu.." seru wanita itu setelah melesat untuk mengambil sekotak p3k yang dimaksud didalam kamar lain. Sungguh Haera tidak mengerti. Dia di culik, ditinggal dan sekarang dihadapkan dua orang asing yang berantakan. "Boleh bantu aku? Tolong ambilkan air dingin di baskom" pinta sang wanita yang sudah membawa sekotak p3k. Haera mengangguk dan melesat kearah dimana dapur berada guna mengambil apa yang diperlukan. "Jimin... Buka bajumu. Sial kenapa kau ceroboh sekali sih.." omel sang wanita yang tengah berkecimpung dalam mencari obat-obatan yang diperlukan. "Aku ceroboh gara-gara kau. Melihat kau di sentuh pria b******k itu aku jadi tidak bisa menahan emosi!" Haera mendekat dan meletakkan sebaskom air dingin diatas meja. "Terimakasih ya" ucap sang wanita yang sudah membuang peluru di bahu Jimin asal. Haera bahkan tercekat karena itu. "Pelan-pelan!" "Lukamu ini dalam bodoh! Maaf ya Nona dia memang berisik" Haera hanya menangguk dan mematung di sisi sang wanita yang tengah menjahit luka mengangga itu. Uh, itu pasti sakit. Terlihat bagaimana Jimin meringgis. Haera jadi tidak tega. Tapi wanita itu terlalu telaten sampai-sampai sudah melekatkan perban disana. "Selesai. Besok-besok tertembak lagi ya! Kalau bisa di dadamu atau kepalamu biar sekalian mati" ucap sang wanita dengan senyum yang kelewatan manis. Haera ngeri sendiri melihatnya. Apa orang-orang ini sidikat mafia? Mendengar itu mengerikan ucapan Haeun saja mengerikan baginya. "Bullshit!" umpat Jimin sembari melangkah menuju kamar lain di rumah ini. Sang wanita hanya melihatnya dan lebih memilih membereskan kekacauan. "Oh.. Namamu siapa nona?" "Haera, Shin Haera" perjelas Haera. Sang wanita mengangguk mengerti. "Namaku Han Haeun. Oh ya aku tahu kau. Jeongguk sering memajang fotomu di manapun. Kalau tidak salah di kamar mandi, mungkin dia ingin bermastrubasi dengan fotomu." ucap Haeun kelewatan jujur. Terkekeh pelan sebelum melanjutkan ucapannya. Haera tampak malu sekali. Iya tadi dia juga melihat secarik fotonya di kamar mandi. "Jujur saja aku tidak kaget kalau kau disini. Jeongguk juga mengatakan jika akan membawamu kesini. Oh boleh aku katakan jika bocah tengil itu sangat terobsesi denganmu nona" Haera menelan ludahnya susah payah. Apa obsesi? Kenapa harus dia? Sebenarnya apa yang dicari seorang Jung Jeongguk padanya? "Tidak usah tegang, tidak usah takut. Aku ada disini. Oh apa kau masih mempunyai keluarga?" "Ibu dan ayahku sudah tidak ada. Mereka meninggal setahun lalu. Karena kecelakaan." kata Haera sendu. Haeun menghembuskan nafasnya, "Maaf ya telah berkata demikian" Haera hanya tersenyum kecil sebab memang Haeun baru tahu dirinya. "Em.. Jeone sepertinya tidak pulang malam ini. Dia mendapat misi. Aku juga tidak bisa menjamin kau bisa pulang. Kalau tahu aku memulangkanmu bisa jadi dia me ngamuk padaku" Haera kembali menelan ludahnya. Bagaimana ini? Dia juga ingin kembali pulang. Dia takut sekali. Haeun mengambil sebelah tangannya yang memerah karena bekas ikatan. " Ya Tuhan. Kau diapakan sama bocah tengil itu? Lihat tanganmu memerah" Haera terdiam tidak menyahut, dia tidak ingin mengatakan apapun tentang kejadian yang menimpanya. "Sudah minum pil pencegah kehamilan? Jeongguk itu terkadang sembrono sekali mengeluarkan spermanya" rancau Haeun. Tapi jika diingat, Jeongguk mengeluarkannya diluar tapi tidak tahu semalam. "Ini minum cepat!" suruh Haeun saat menyodorkan strip obat pencegah kehamilan. Haera mengambilnya dua pil dan meminumnya tanpa bantuan air hingga dia tersendak sendiri. Takut juga jika ada sesuatu dikemudian hari di dalam dirinya. Haera tidak ingin mengandung bayi dari hasil pemerkosaan. "Lain kali minum dengan air. Aku akan ke kamar. Selamat sore" ucap Haeun sebelum meninggalkan Haera yang mematung sendirian. Pikirannya kalut. Ingin sekali melarikan diri dari rumah ini meskipun penjagaan tengah lengah. Tapi perkataan Haeun membuat dirinya urung. Bagaimana jika Jeongguk benar-benar marah? . "Dia kekasihku Jung!" "Aku menyukainya!" Sungguh Yoongi tidak suka jika keduanya di satukan. Ribut sendiri tentang sesuatu yang Yoongi tidak ketahui. Sial memang dia di pertemuan oleh keduanya dalam satu misi. "Kalian tidak bisa diam? Aku pusing mendengar kalian ribut" Mendengar perkataan Yoongi membuat keduanya bungkam seketika. "Maaf Hyung" ucap Taehyung yang terlebih dulu meminta maaf disusul Jeongguk . Yoongi menatap malas keduanya di jok belakang melalui kaca spion. Sepertinya tidak akur karena satu hal. Ya, Yoongi tahu sesuatu. Pasti ini gara-gara Shin Haera, pantas saja para bucin ini saling berebut. "Aku tahu kalau kalian berebut wanita itu? Ha.. Nanti aku bagi saja. Jeongguk dapat bagian atas dan Taehyung dapat bagaian bawah" "Mana bisa begitu!" kali ini Jeongguk menyahut kencang sampai-sampai mobil yang Yoongi kendarai hampir saja oleng. Sialan Jeongguk ini, melawan bocah ini sama saja menaruhkan nyawa. Untung saja tidak ada mobil atau truk yang ada di sisi lain. Kalau ada habis lah mereka bertiga. "Shittt!" umpat Yoongi saat kembali terfokuskan pada jalanan dan berhenti mendadak di pinggir jalan. Yoongi menghembuskan kasar nafasnya, mengeluarkan semua karbondioksida yang masih menganjal di paru-parunya. "Koo lebih baik kau menyetir saja." ucap Yoongi tak acuh sembari menyuruh Jeongguk untuk pindah kedepan. Yoongi sudah penat menyetir dengan ketar-ketir jika kedua orang ini saling membarakan api karena satu orang wanita. Pria lebih muda darinya itu beranjak berganti posisi menjadi supir. Sebenarnya ada apa dengan Shin Haera ini? Cantik kah? Atau wanita itu punya jampi-jampi untuk memikat keduanya? Tapi menurut Yoongi dia tidak pernah ingin tahu. Biar saja. Toh dia memiliki Valleta jadi dia tidak terlalu ikut-ikutan. "Taehyung.." Taehyung yang dipanggil hanya berhem-hem ria. Malas mungkin menyahut atau pita suaranya habis karena saling berteriak tak jelas dengan Jeongguk. "Lepaskan saja Haera untuk Jeongguk.." bisik Yoongi sembari melihat Jeongguk yang tengah terfokuskan pada jalanan. Yoongi yakin jika Jeongguk tengah menguping. Taehyung menatap Yoongi dengan muka kelewatan sebal. "Tidak bisa! Mana mau aku lepaskan kekasihku.." Yoongi hanya mendengkus. Sial membujuk Taehyung ini ternyata susah sekali kali. Lain waktu Yoongi bakal tahu Haera itu, wanita yang sudah membuat Taehyung dan Jungkook tergila-gila. "Tae-Hyung.. Benar apa yang kata Yoongi Hyung. Lepaskan saja Haera padaku. Lagi pula aku sudah menikmatinya semalam dan pagi ini." sahut Jeongguk dengan kekehan. Yoongi menenangkan Taehyung yang hampir saja melepaskan satu pelatuknya kearah Jeongguk, untungnya saja itu tidak jadi. "Sudah Tae.. Kau akan kalah dengan deongseng kita" Yoongi tertawa. "Loh aku tidak bercanda. Memang sempit sekali, membuat candu" sahut Jeongguk tak kalah membuat panas. "b******n k*****t kau Jeongguk. Ku pecahan kepalamu saat ini juga!" seru Taehyung sembari mengeluarkan pistol miliknya. "Sudah Taehyung!" Yoongi merebut pistol Taehyung dan membuangnya asal ke luar jendela mobil. Membuat pria itu melotot. Ah sial itu relovernya yang terbaru. "Hyung! Sialan itu pistol baru! Aku membelinya dari Rusia" "Aku bisa membelinya, jika kau mau. Benar akan aku ganti yang serupa" ucap Yoongi. Taehyung benar-benar kesal sekali. Otaknya sangat panas karena emosi. Tidak hanya Jeongguk yang merebut kekasihnya malah ditambah Yoongi yang membuang relovernya. "You bastards!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD