Kos Mira terasa lebih sunyi dari biasanya. Luna berdiri di depan pintu, mengetuk beberapa kali, menunggu, lalu mengetuk lagi. Tetap tidak ada jawaban. Ia menghela napas, lalu merogoh ponselnya, mencoba menelepon sekali lagi. Nada sambung terdengar, tetapi seperti sebelumnya, tidak diangkat. Mira ada di dalam, Luna yakin itu. Motor Mira masih terparkir di halaman kecil kos-kosan ini, tepat di tempat biasa. Lampu kamarnya juga menyala samar dari balik tirai jendela. Tapi kenapa Mira tak kunjung menjawab? Luna akhirnya memutuskan untuk mencoba lagi. Kali ini, lebih keras. "Kak Mira! Aku tahu Kakak di dalam! Tolong buka pintunya!" Tidak ada jawaban. Luna mulai resah. Perasaannya tidak enak. Ia tahu betul Mira selalu seperti ini setiap kali masalah dengan ayahnya datang. Menghilang. Menu

