Membara

2157 Words

Sonia menghela napas panjang, tapi berat. Pandangannya kosong menatap ke arah meja rias penuh alat make-up yang berserakan, sementara seorang penata rias sibuk menyapukan foundation ke wajahnya yang tampak tetap memesona meski sorot matanya penuh tekanan dan amarah yang berusaha ia tahan sebaik mungkin. Di cermin besar yang memantulkan bayangan dirinya, tampak sosok perempuan yang sedang berusaha keras terlihat tenang, meski hatinya sedang terombang-ambing oleh badai yang tak bisa ia tunjukkan ke siapa pun—bahkan ke dirinya sendiri. Di kursi sudut kamar, Richa, sahabatnya yang sejak tadi menemaninya, melontarkan pertanyaan yang membuat dadanya kembali sesak. “Emangnya kamu ada bukti, Son?” Pertanyaan sederhana. Tapi bagi Sonia, pertanyaan itu seperti belati tumpul yang menyayat pelan-pel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD