Senyum Lebar

2061 Words

"Syid, nanti diantar Paijo aja." Rasyid mengangguk pelan tanpa menoleh. Tangannya sibuk membereskan beberapa barang yang berserakan di atas meja kerja sementara yang ia buat di salah satu sudut rumah. Rumah besar itu, milik Khalil, abang sepupunya, masih terasa asing meski ia sudah tiga hari tinggal di sana. Tapi hari demi hari, perlahan mulai terasa nyaman. Terutama sejak ia merasa keberadaan Raisa—istri Khalil—membuat suasana terasa lebih... hidup. Tiga hari terakhir, ia cukup sibuk. Sehari penuh kemarin bahkan ia habiskan untuk keliling kota, bertemu agen properti, mengecek beberapa gedung kosong yang mungkin bisa ia sulap jadi kantor impiannya. Rasyid memang berencana menetap di Palembang untuk sementara. Ia ingin membangun sesuatu yang mandiri, membuka bisnis konsultan arsitek yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD