Robert

2029 Words

"Kamu masih di rumah sakit itu, Tal?" Ia mengangguk. "Dengar-dengar, ayah kamu katanya mau bangun rumah sakit." Talita mengangguk pelan, memilih untuk tidak terlalu banyak bicara. Ia duduk dengan tenang, meskipun pikirannya mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Ayahnya mau membangun rumah sakit? Itu adalah kabar baru baginya. Ia bahkan belum pernah mendengar sedikit pun rencana semacam itu. Seharusnya, jika memang benar, ia sudah tahu lebih dulu—setidaknya dari ibunya atau anggota keluarga lainnya. Tapi kenyataannya, ini pertama kali ia mendengarnya. Namun, alih-alih menunjukkan keterkejutan atau kebingungan, Talita tetap diam. Ia tahu bagaimana dunia ini bekerja. Kadang, lebih baik bersikap tenang dan berpura-pura tahu daripada menunjukkan ketidaktahuan. Itu bisa menjadi kelemahan,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD