Menuntut Keadilan

1979 Words

Ada jeda sejenak di seberang. Mungkin karena tak menyangka Nayla akan menghubunginya lagi setelah dulu menolak untuk memperpanjang proses gugatan harta bersama. Tapi kali ini Nayla berbeda. Ia bukan lagi perempuan yang bingung memilih antara harga diri atau kenangan. Kali ini, hanya ada satu kata dalam benaknya: hak. “Baik, Bu. Saya akan siapkan semuanya. Kita mulai dari perincian aset dan bukti-bukti transfer yang pernah Ibu lakukan dulu. Segera kirimkan semuanya. Kita bisa ajukan peninjauan kembali.” Nayla mengangguk meski tak terlihat. Matanya masih menatap lurus ke kasir, ke dua orang yang kini sibuk merapikan belanjaan. Kali ini, ia tak akan membiarkan mereka terus hidup nyaman dari uang dan jerih payahnya. Kali ini, Nayla akan merebut kembali semua yang telah dicuri darinya—dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD