Cewek

2308 Words

Talia berdesis pelan, hampir tak terdengar, saat ia meninggalkan tempat itu. Langkahnya cepat dan terukur, meski dalam hatinya masih ada jejak panas dari pertemuan barusan. Sonia benar-benar nekat, pikirnya. Dan meskipun ia tampak tenang di hadapan perempuan itu, sebenarnya dalam hati Talia mendidih. Bukan karena takut, bukan juga karena merasa bersalah—tetapi karena muak. Muak harus selalu berurusan dengan perasaan orang lain yang tak mampu mengurus dirinya sendiri. Ia masuk ke dalam mobilnya sendiri—sebuah sedan hitam tua yang sudah setia menemaninya selama bertahun-tahun. Ia menyalakan mesin, tapi belum sempat menginjak pedal gas, ponselnya berdering. Nama Jason muncul di layar. Tentu saja. Sudah bisa ditebak. Talia mengangkat telepon itu dengan tangan kiri, satu tangannya masih men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD