Bab 3. Gara-gara Album

1041 Words
Dion membereskan peralatan tulisnya yang ada dimeja sedangkan kelas hanya tinggal dirinya juga cewek gila yang sedang tersenyum tak jelas memegangi sesuatu ditangannya. Dion yang iseng melihat dari belakang Karin apa yang sedang dipegang cewek itu sampai cengar cengir gak waras. “Woy balik elu mau nginep disini!” seru Dion. “Ih Dion kamu pulang aja sana duluan aku mau disekolah beberapa menit lagi” jawab Karin tanpa melihat Dion. Dion mencebikkan bibirnya ketika menyadari jika yang sedang Karin pegang adalah sebuah album dengan gambar tujuh orang ganteng yang saat ini lagi ngehits dikorea sana. Kepala Dion menggelengkan kepala pelan. “Dapat kayak gituan dari mana lagi sih anak” katanya. Karin menoleh kearah Dion dengan senyumannya “Tadi aku ketemu sama adek kelas ternyata dia juga fans nya BTS kebetulan dia lagi butuh uang jadi ini dijual terus aku beli dong. Waktu itu aku juga mau beli tapi udah sold out terus ada yang jual aku seneng banget” Karin memeluk album itu dengan erat. “Dari pada ngehalu gak jelas mending kamu cari pacar sana jadi kalau mau meluk yang di peluk bukan gambar tapi orang beneran” Kata Dion mencemooh “Ayuk ah pulang” ajaknya. Karin menggeleng “Aku udah ada janji sama temen untuk beli stiker limited editionnya BTS” jawabnya. “Kamar kamu tuh udah penuh sama gambar Kariiin.. terus kalau mau ngoleksi stiker mau elu pajang dimana lagi” Geram Dion menghadapi teman kecilnya satu ini. Karin berdiri memakai tasnya, Dion pikir Karin akan ikut pulang bersamanya tapi cewek berambut hitam lurus dengan proporsi tinggi 160 menjulurkan lidahnya kearah Dion “Aku bisa minta papa buat suruh orang bikin ruang kosong untuk koleksiku” katanya lalu pergi dengan mengibaskan rambutnya didepan wajah Dion. “k*****t” Gumam Dion sembari mengusap wajahnya lalu pergi mengejar Karin dan merebut album ditangan cewek itu. “DION!” teriak Karin sambil mengejar Dion yang sudah membawa lari benda berharganya, jika ada lecet dengan benda langka itu Karin tidak akan memaafkan Dion sampai cowok itu sujud guling-guling sekalipun. Dion berbelok setelah menuruni tangga, Karin sendiri terus mengejar Dion sekuat tenaganya tapi saat Karin berbelok mengikuti Dion dirinya justru menabrak orang yang berjalan berlawanan arah dengannya cukup kuat sampai badannya terdorong. “Aduh kepalaku sakit” eluh Karin. Karin memegangi kepalanya dia tidak sadar jika saat ini ada orang yang dijadikan matras olehnya. Dion yang sudah cukup jauh berbalik, matanya mendelik lalu menghampiri Karin “Karin!” seru Dion. Karin membuka matanya dan saat itu pula Karin sadar ada orang dibawahnya tengah menatapnya “Sudah sadar ya, sekarang tolong pindah dari atasku dong susah nafas nih” ucap cowok itu. “Maaf-maaf aku gak sengaja” Karin segera bangkit, Dion sudah tiba didekat Karin lalu memberikan album cewek itu “Kamu gak papa kan?” tanya Dion khawatir. Karin enggeleng “Aku gak papa kok” jawabnya lalu menoleh kearah cowok yang lebih tinggi darinya itu “Maaf banget ya aku beneran gak sengaja, kamu ada yang sakit gak” katanya sembari menyentuh tangan cowok yang dia tabrak tadi seakan memastikan dia tidak membuat anak orang luka. Cowok itu hanya tersenyum lalu mengambil kaca matanya yang jatuh dilantai dalam keadaan retak. “Aku baik-baik saja cuman kaca mataku sekarang rusak” jawabnya. “Aku akan ganti, serius, jadi kapan kamu ada waktu” Sahut Karin karena dia tidak ingin merasa bersalah setelah merusak kaca mata cowok ini, setidaknya dengan mengganti yang baru karin akan merasa sedikit lebih baik. “Karin hei ini kan gak disengaja” tegur Dion, Karin menyiku perut cowok itu “Diem ih gara-gara kamu kan jadi kayak gini” bisik Karin mempelototi Dion. Cowok itu lagi-lagi tersenyum “Tidak papa, lagian bener kata temanmu, ini gak disengaja jadi aku duluan ya” pamit cowok itu dengan suara ramahnya yang baru kali ini Karin dengar dari teman satu sekolahnya. Karin menatap bahu cowok itu semakin menjauh lalu berbalik menatap Dion dan memberikan tinjuan keperut cowok itu. “Aduh!” desis Dion. Karin mencengkeram kerah baju Dion yang memiliki tinggi tak beda jauh dengannya “Gara-gara kamu nih, gimana dong aku udah rusak kaca matanya tapi dia malah senyum kayak gitu jadi bikin aku tambah merasa bersalah. Kamu harus ikut tanggung jawab!” ujar Karin. Dion yang merasa pusing gara-gara ditarik oleh tangan Karin memaksa tangan cewek itu melepaskan tangan dari kerah bajunya “Aku harus tanggung jawab kayak gimana, nikahin kamu? Aku kan gak bikin kamu hamil?” jawab Dion yang malah bercanda. Tentu Karin langsung menggampar lengan Dion cukup keras, sekali lagi Dion mengaduh sakit untuk kesekian kalinya dalam setengah hari oleh gadis yang sama. “Ini bukan waktunya bercada Dion! Pokoknya kamu harus cari tau siapa tuh cowok biar aku bisa ganti rugi soal kaca matanya yang rusak tadi. Titik! Kalau kamu gak cari tau liat aja aku janji buat bikin kamu nyesel sampe akik-akik” Ancam Karin setelahnya pergi meninggalkan Dion dengan kaki menghentak-hentak. “Ih jadi cewek marahnya serem amat sih” Gumam Dion “Karin tungguin woy!” panggil Dion kemudian. Saat tiba dirumahnya karin melemparkan tasnya diatas tempat tidur disusul dirinya yang jatuh tengkurap disamping tas tersebut. “Mati aku kalau kena tuntut gara-gara kejadian tadi” batin karin. Cewek itu berdiri lagi melihat kearah jendela saat mendengar suara motor Kevin, tak banyak bicara Karin segera menghampiri kakaknya. Kevin baru saja masuk kedalam rumah ketika lompatan ajaib adiknya langsung membuatnya terkejut. “Karin kebiasaan banget deh! Turun gak!”protes kevin. Karin yang melompat kepunggung Kevin dan mengeratkan pegangannya dileher kakaknya menggeleng dengan cepat. Kevin mendesah pasrah dan membawa adik nakalnya itu kekamarnya tanpa sedikitpun karin ingin melepaskan tangan dan kakinya dibadan Kevin. “Kakak capek Rin kamu udah gede masih aja minta gendong” sekali lagi Kevin memprotes setelah menaiki tangga dan tiba dikamarnya barulah Karin mau melepaskan tangan dan kakinya dibadan Kevin lalu melompat keatas tempat tidur kakaknya. “Kak. Kakak sayang sama karin kan?” tanya Karin dengan posisi duduk bersila memperhatikan Kevin berganti pakaian seragamnya didepannya. Kevin menatap adiknya yang super nakal itu lalu memasukkan baju seragamnya ditempat pakaian kotor membiarkan celananya sma nya masih dipakai sembari memakai baju kaosnya. “Ngapain tanya-tanya” Jawab Kevin ketus. “Ih sama adek gitu banget sih tinggal jawab doang” Kevin menggelengkan kepalanya kemudian duduk disofa single yang ada dikamarnya mengabaikan Karin “Kak Kevin jawab aku dong, aku marah nih” rajuk cewek itu. Kevin melirik Karin kemudian menghela nafas panjang lalu berdiri menghampiri adik satu-satunya yang ia punya menarik Karin dalam dekapannya “Kakak mana sih yang gak sayang sama adeknya” jawab kevin pada akhirnya. Karin balas memeluk Kevin sambil tersenyum tapi kemudian Kevin melanjutkan sembari mendorong Karin untuk melepaskan pelukannya itu “Tapi aku gak punya adek yang hobinya bikin onar” imbuhnya sembari dengan santainya mengabaikan Karin lagi. Karin nyaris mengeluarkan asap lewat telingnya “Kak Kevin nyebelin!” teriaknya. _______ Bersambung... Don't forget to leave comment okay muacchhhh
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD