CHAPTER: 3

1995 Words
Aku jijik pada tubuh Ku sendiri Yang telah disentuh bajingan itu Sheilene pov's Aku terbangun dari tidur ku, ku lihat borgol yang mengikat kaki dan tanganku telah terlepas dan sekarang aku sedang berada di pelukan pria yang telah mengambil keperawanan ku dan menanam benihnya dalam rahim ku tanpa izin dan memaksa. "Aku benci b******n ini", ucap ku dalam hati. Aku berusaha melepaskan pelukan erat pria itu yang aku benci sayang nya pelukan itu memberikan kehangatan dan rasa nyaman dalam tubuhku. Setelah pelukan kecil itu terlepas aku bangkit, tapi sayang bagian bawah ku terasa sakit dan nyeri, dengan susah payah aku menahan rintihan ku takut pria itu mendengar. Dengan segera aku memakai pakaian ku dan bergegas ke kamar mandi karena merasa jijik dan lengket pada badan kotor ku yang yang telah disentuh pria bernama aykac wilson ini. Sheilene pov's "Aku jijik pada tubuh ini", tangis ku setelah menyalakan shower untuk meredam tangis ku, walaupun aku tahu kamar mandi ini kedap suara. "Aku benci sentuhan nya, aku benci", ucap ku mengusap-usap tubuh ku dengan kasar di bawah shower yang menyala berharap dengan dengan begini sentuhan nya hilang dan keperawanan ku balik, walaupun mustahil. "Tuhan cobaan apa lagi yang kau berikan pada ku, ibu dan ayah ku meninggal, aku dijual ibu tiri ku yang tinggal seatap dengan ku selama empat belas tahun, dan sekarang keperawanan ku diambil paksa oleh pria asing yang hanya nama nya saja yang ku ketahui" Tangis ku semakin menjadi, air mata ku semakin deras mengalir bersama air shower yang membasahi ku. "Ibu, ayah, aku rindu kalian, aku ingin mati rasanya, bawa aku bersama kalian", batin ku menangis mengingat pelukan hangat ibu dan ayahku yang membuat ku nyaman. "Selamat tinggal dunia kejam", ucap ku menggores pergelangan tangan ku yang lebih tepatnya nadi ku dengan pisau yang ada di nampan yang tadi aku buang. Darah mengucur bersama air bersama saat aku tergelak tak sadarkan diri di dingin nya lantai kamar mandi. Aykac pov's Aku terbangun saat meraba samping ku tak ada sheilene. "Mungkin ia mandi", pikir ku saat mendengar suara shower menyala dari dalam kamar mandi. "Lebih baik aku mandi di kamar sebelah", ucap ku bergegas ke kamar sebelah, tak lupa menyuruh maid membersihkan kamar ku dan sheilene yang berantakan seperti kapal pecah ini. Aykac pov's Aku telah siap dengan setelan jas ku berwarna hitam serta sepatu hitam dengan kemeja dalam putih keluar dari kamar yang merupakan kamar sebelah kamar ku dan sheilene. Sheilene seperti nikotin bagi ku sekali mencoba, aku ingin terus dan terus mencicipi nya. Sheilene dapat membuat ku terbuai dengan malam yang kita lalui, walaupun ia hanya diam dan menangis di bawah kuasaku. "Semoga saja benih ku berkembang dalam rahim sheilene", ucapku dalam hati. "Buka", ucap ku pada pintu kamar ku dan sheilene dan pintu pun terbuka, lalu ku bilang tutup pintu tertutup. "Sheilene kau dimana?", tanya ku saat melihat kamar sheilene telh bersih dan sprei telah diganti, tapi dimana sheilene. Aku mendengar suara shower menyala membuat ku merasa aneh, "apa sheilene di dalam?", tanya ku dalam hati. "Sheilene kau di dalam?", tanya ku mengetuk pintu kamar mandi dan tak ada sahutan dari dalam membuat ku langsung menggebrak pintu kamar mandi dengan kasar. Dalam satu hentakan pintu kamar mandi terbuka dan pemandangan yang kulihat adalah sheilene terkujur kaku dengan darah yang mengalir bersama air. "Sheilene", ucap ku menepuk-nepuk pipi sheilene lembut tak peduli jas ku basah atau kotor karena darah yang terpenting adalah sheilene. Tak mendapat jawaban dari sheilene, aku menggendong sheilene keluar dari kamar mandi dan jas ku pun basah dan kotor oleh darah yang terus keluar dari pergelangan tangan sheilene lebih tepatnya nadinya membuat ku cemas dan takut kehilangan sheilene. "Jangan ambil sheilene dari ku tuhan, kumohon", pinta ku dalam hati. Aku menyuruh bodyguard memanggil dokter, aku pun mengganti pakaian sheilene dengan piyama meskipun aku harus menahan mati-matian untuk tidak menyentuhnya. Aku telah mengobati luka di nadi sheilene dengan pelan agar sheilene tak merasa sakit, walaupun kasar pun ia tak merasakannya karena sedang pingsan. Rambut basahnya pun telah aku keringkan dan tengah menunggu dokter mengobati sheilene. Author pov's "MISS.WILSON tak apa, karena MR.WILSON sudah melakukan tidakan lanjutan tanpa menunggu saya dan kita hanya harus menunggu nya bangun, lalu berikan obat ini sesuai anjuran yang tertulis di dalam dan saya permisi MR.WILSON", ucap dokter callia dokter pribadi nya pamit pergi. Aykac tak ada niat mau mengantar dokter callia karena khawatir pada keadaan sheilene. Lagi pula, callia pasti mengerti. "Ibu, ayah jangan tinggalkan aku, aku takut", racau sheilene dalam tidurnya. Aykac langsung memeluk sheilene karena khawatir pada sheilene. Sheilene berhenti meracau saat aykac memeluknya erat. Author pov's "Kau sudah bangun?", tanya aykac saat merasakan pergerakan kecil dalam pelukannya dan benar sheilene telah bangun. "Kau?, mengapa aku masih di sini?, dimana aku?", tanya sheilene beruntut. "Kenapa kau berusaha bunuh diri", tanya aykac tajam. Aykac benci saat melihat sheilene menangis dan terluka terlebih lagi bila ia penyebab nya. "Aku ingin pergi dari dunia kejam ini, dan dari kau pria yang mengambil mahkota yang aku jaga untuk suami ku kelak, aku benci kau dan semua sentuhan mu yang berbekas di tubuh ku" Jawab sheilene ber api-api karena tak berhasil bunuh diri, walaupun ia tahu tuhan akan benci pada orang yang bunuh diri. "Bagaimana kalau kau sedang mengandung anak ku dalam rahim mu?", tanya aykac dingin ingin tahu apa jawaban sheilene. Sheilene terdiam mendengar ucapan aykac, dan suasana hening pun terjadi, aykac menunggu jawaban sheilene, sedangkan sheilene tak tahu harus menjawab apa. "Aku tidak ingin mengandung anak mu, aku tidak mau", balas sheilene melembut. Sheilene menangis karena ia tak tahu harus lakukan apa saat suatu hari nanti ia mengandung anak aykac. "Jangan menangis", ucap aykac melembut melihat bulir air mata keluar dari mata abu-abu sheilene. Aykac menghapus air mata sheilene yang langsung di tepis kasar oleh sheilene. "Sekarang ayo makan", ajak aykac karena tahu perut sheilene lapar hanya saja tak mau mengungkapkan nya. "Tidak aku tak lapar", balas sheilene bohong padahal ia sangt lapar sudah dua hari ia tak makan. "Bohong, kau belum makan", ucap aykac menggendong sheilene ke meja sedang di kamar nya dan sheilene karena ia tahu sheilene pasti akan susah di bujuk makan, makanya ia menaruh satu meja berukuran sedang, berukuran bulat, dan dua kursi makan. "Apa yang kau lakukan?", tanyak sheilene saat aykac memborgol tangan dan kakinya pakai borgol semalam. "Memborgol mu agar diam saat makan", balas aykac setelah selesai memborgol kedua kaki dan tangan sheilene. "Sekarang makan dan jangan banyak omong", ucap aykac menyodorkan sendok berisi bubur pada sheilene. Sheilene menolak bubur itu dengan cara menoleh ke samping agar aykac tak dapat menyuapi nya, walaupun ia sangat ingin. "Brak" Suara gebrakan meja oleh aykac yang geram dengan sikap sheilene membuat nyali sheilene tiba-tiba menciut melihat raut kemarahan aykac. "Makan", geram aykac menekan wajah sheilene agar menghadapnya dan menodorkan sendok berisi bubur itu dengan cepat ke mulut sheilene dengan paksaan. Aykac terpaksa melakukan ini karena ia tak mau sheilene sakit. "Jangan dimuntahkan atau aku akan melakukan hal yang sama seperti semalam", ancam aykac saat melihat sheilene ingin memuntahkan buburnya. Ancaman aykac membuat sheilene kicep, sheilene tidak ingin disetubuhi aykac lagi, dan rasa sakit pada bagian bawah nya pun masih terasa. Sheilene menerima setiap suapan aykac dalam diam sampai semuanya habis. "Anak pintar", ucap aykac mengacak puncak rambut sheilene setelah semuanya habis. Desiran hangat merambat di sekujur tubuh sheilene saat melihat senyum aykac. Sheilene hanya diam menerima suapan Aykac sampai makanan dalam piring itu habis membuat Aykac senang karena sheilene menurut. "Minumlah", ucap aykac menyodorkan gelas berisi air putih pada sheilene dan sheilene pun menerima nya. Aykac melepaskan borgol di tangan dan kaki sheilene bahkan sheilene tahu Aykac memanggil pelayan untuk membawa piring kosong dan gelas kosong itu tak lama kemudian pelayan datang dan membawa nya meninggalkan Aykac dan sheilene berdua dalam keheningan di kamar mewah ini. "Aku ingin pulang, aku ingin pulang tak mau disini", ucap sheilene dengan wajah memelas berharap Aykac luluh karena mendiang ayah dan ibu nya selalu menuruti kemauan nya bila sheilene sudah memasang wajah memelas, Aykac pun akan luluh bila sheilene meminta hal yang lain bukan pergi meninggalkan nya. "Aku tidak akan membiarkan kau pergi sheilene selama jantung ku masih berdetak", balas Aykac menatap tajam sheilene membuat sheilene kesal. Keheningan kembali menyelimuti kedua insan yang sibuk dengan pikiran masing-masing. Sheilene yang memikirkan bagaimana ia bisa kabur dari mansion ini dengan penjagaan bagai di penjara dan aykac yang berpikir bagaimana cara nya agar sheilene bisa mencintai dan menerima nya. Hanya ada hembusan nafas kedua nya saja sampai Aykac memulai pembicaraan. "Bersiaplah kita akan pergi ke mall membeli pakaian dan perlengkapan lain nya untuk mu", ucap aykac tak terbantahkan sedangkan sheilene hanya diam saja. "Kau dengar tidak" "Iya aku dengar", balas sheilene kesal dikira sheilene tuli kali. "Lalu kenapa kau tetap diam, cepat siap-siap!" "Aku tak membawa pakaian bodoh, apa yang harus kuganti", balas sheilene menatap jengah Aykac sedangkan Aykac tersenyum melihat nya bahkan ia tak marah saat dikatakan bodoh oleh sheilene kalau orang lain yang mengatakan nya sudah pasti di detik selanjutnya orang itu akan mati. Sheilene menatap malas kepergian Aykac yang keluar dari kamar nya namun tiba-tiba ia tersenyum karena ide yang menyangkut di otak cerdas nya. Sheilene dan aykac berjalan melihat-lihat pakaian untuk sheilene ralat yang melihat-lihat hanya Aykac sedangkan sheilene sudah mengantuk bahkan berkali-kali menguap tak peduli orang sekitar yang mencibir kelakuan nya karena ia bersikap seperti saat bersama pria tampan yang diagung-agungkan semua wanita namun sheilene tetaplah wanita yang tidak peduli orang bicara apa malah bagus orang mencibir nya sehingga Aykac malu dan melepaskan nya. Sheilene tersenyum memikirkan nya dan itu tak luput dari penglihatan Aykac membuat Aykac heran, apa yang dipikirkan sheilene sampai ia senyum sendiri? "Apa yang kau pikirkan", ucap aykac. Mengutarakan pertanyaan dalam batin nya. "Aku hanya berpikir bagaimana cara nya membunuh mu agar aku terbebas", balas sheilene ketus. "Hahaha kau lucu sekali", tawa Aykac membuat sheilene geram bukan nya marah pria kurang waras namun tampan ini malah tertawa, dasar gila. "Ha ha ha lucu", ucap sheilene ketus berjalan meninggalkan Aykac yang masih tertawa sedangkan para pengawal menatap heran tuan nya yang biasa nya bersikap datar dan dingin tiba-tiba tertawa lepas karena wanita cantik bernama sheilene verbanandtya. Aykac mengejar sheilene diikuti pengawal setelah sejajar dengan sheilene Aykac menarik tangan sheilene kesalah satu toko baju membuat sheilene kesal apalagi melihat pengawai toko yang menunduk hormat saat pemilik mall ini berada di toko mereka dan menatap tak suka sheilene yang mereka anggap tak pantas berjalan bersama pemilik mall mewah ini dan seperti biasa sheilene tak peduli. Aykac mengambil gaun indah berwarna merah maroon panjang berhiaskan berlian Ruby yang sudah ia pesan jauh-jauh hari untuk sheilene dan ini adalah gaun buatan desainer ternama dunia. "Coba kau pakai gaun ini", ucap aykac menyodorkan gaun indah itu sedangkan sheilene hanya diam melihat gaun seindah itu dan pasti gaun ini sangat mahal. "Aku tak bisa membayar nya dan pasti gaun itu sangat mahal dan aku tak punya uang untuk membeli gaun mahal itu" "Ini untuk mu, kau tidak perlu bayar!", Ucap aykac penuh penekanan karena ia tak mau bertengkar dengan sheilene di depan bawahan nya. "Namun aku tak mau menerima pemberian mu", balas sheilene angkuh membuat Aykac geram. "SEMUA NYA KELUAR DARI SINI!" Semua pengawai dan pengawal langsung keluar dari toko gaun itu tanpa bicara karena takut mendengar teriakan tuan nya itu. Sheilene pun dengan santai nya berjalan keluar dari toko gaun mewah itu namun tangan nya dicekal pria tampan itu. "Kau ingin kemana?", Tanya Aykac menatap tajam sheilene. "Tadi kau menyuruh ku keluar lalu aku ingin keluar" "Kau pasti orang terbodoh di kelas kan", sindir Aykac dengan senyum mengejek membuat sheilene menatap geram pria tampan itu. "Asal kau tahu aku ini selalu mendapat juara 1 dikelas dari TK sampai aku kuliah dan aku kuliah karena beasiswa sampai S2" "Aku tak mau mendengar kebohongan mu itu sekarang pakai ini" "Aku bilang tak mau", teriak sheilene. "Mau kau pakai sendiri atau aku pakaikan" "Oh kau mengancam kau kira...." "Sreettt" Aykac merobek gaun santai sheilene membuat sheilene geram dan mengambil gaun itu ke dalam kamar ganti tanpa sepatah kata pun membuat Aykac tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD