Chapter 2

1013 Words
"Sudah kubilang aku tidak mau makan" Leona membanting piring berisi makanan yang baru saja diantar salah satu pelayan ke kamarnya. Ini sudah ketiga kalinya dia menolak makan bahkan sampai membanting piring-piring itu hingga pecah. "Tapi nona, tuan jervan bisa marah jika nona tidak makan," "Aku tidak perduli. Memangnya dia siapa bisa mengaturku semaunya," "Karena aku suamimu," sahut jervan yang sudah berdiri tepat didepan pintu kamar nya. Dia melirik kearah pelayannya, menyuruhnya untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Leona menatap tajam pria yang sudah berdiri tepat didepannya itu. "Apa maksudmu? Cih tidak ada yang sudi menikah dengan pria kejam sepertimu, termasuk aku," "Tapi kenyataannya kamu sudah sah menjadi istri dari pria kejam ini, le....ah maksudku nyonya jervan," sahut jervan dengan senyum smirknya. Dia memperlihatkan selembar kertas yang menyatakan bahwa mereka berdua kini sudah sah menjadi sepasang suami istri dan sudah terdaftar di kantor pernikahan. "Apa-apaan ini? Apa yang sudah kamu lakukan?!" teriak leona setelah merebut paksa kertas itu dan membaca isinya. yang benar saja bagaimana bisa mereka sudah sah menjadi suami istri bahkan disaat dirinya tidak mengetahui ini sama sekali. "Kamu bisa membacanya jadi aku tidak perlu menjelaskan lagi padamu. Ah mungkin hanya satu yang akan aku tegaskan disini. Aku menikahimu bukan karena dasar menginginkanmu apalagi cinta. Aku menikahimu hanya untuk mengikatmu agar aku bisa dengan leluasa menyiksamu. Bukankah itu jauh lebih seru?" "Dasar pria b******k!! Bagaimana bisa kamu melakukan ini padaku?!!" Pria itu tersenyum smirk, "kamu lupa? Apapun bisa aku lakukan. Jadi yang harus kamu lakukan hanyalah mengikuti semua permainan seru yang sudah aku susun dengan sangar rapi," "Kamu sudah menjadi istriku jadi kamu harus melakukan tugas sebagai istri termasuk dalam hal diranjang. Walaupun pernikahan ini hanya hitam diatas kertas tapi tentu saja aku akan meminta hak ku sebagai suamimu karena aku sudah merelakan melepas status lajangku hanya untuk menikahi wanita rendah sepertimu," "Cih aku tidak akan sudi, bahkan sampai mati pun aku tidak akan sudi melakukan itu," sahut leona dengan mata yang sudah berapi-api karena menahan emosinya. Jervan tidak perduli dengan penolakan itu, leona harus benar benar patuh padanya. jika dia menolak maka jervan tidak akan segan menyakitinya. "Aku juga tidak suka ada barang barangku yang rusak walau hanya sedikit. Aku dengar hari ini kamu sudah memecahkan piring sebanyak 3x? Wah itu berarti kamu harus mempersiapkan dirimu untuk menjalani hukuman yang akan aku berikan padamu," "Cih itu bukan salahku. Lagipula untuk apa kamu memberiku makan jika pada akhirnya kamu menginginkan kematianku?" Jervan terkekeh "Bukankah sudah aku bilang. Jika kamu mati sekarang itu tidak seru sayang. Aku ingin kamu hidup untuk mati pada akhirnya. Aku masih ingin bermain-main dengan mu sampai akhirnya kamu akan mati dengan sendirinya secara perlahan," jawab pria itu dengan senyum evilnya. Pria itu benar benar menunjukkan sisi kejamnya. "Dasar pria kejam!... b******k!... Aku tidak akan pernah menuruti satupun aturanmu! Aku tidak peduli jika kamu akan membunuhku karena yang aku ingin sekarang hanyalah kematian," "Kamu yakin? Kamu akan menyesal karena telah mengatakan ini," "Untuk apa aku menyesal? Aku justru akan bahagia saat sudah mati nanti karena aku tidak akan bertemu apalagi melihat pria keji sepertimu!! Jika kamu tidak ingin membunuhku sekarang maka akulah yang akan mengakhiri hidupku didepan matamu saat ini juga," Leona beranjak dari ranjangnya , mengambil pecahan piring tadi kemudian mengarahkannya pada pergelangan tangannya. Jervan yang menyaksikan itu justru tersenyum senang, dia yakin leona tidak akan berani melakukan itu. "Lakukan jika kamu berani," "Kamu pikir aku hanya mengancam mu ? Aku benar benar akan mengakhiri hidupku sekarang jadi bersiaplah menerima kekalahan karena semua permainan mu akan hancur sebelum dimulai," ucap Leona tersenyum senang. "Benarkah? Ternyata kamu terlalu polos sayang. Jika kamu ingin mengakhiri hidupmu silahkan. Permainan ku akan terus berlanjut karena aku sudah mempunyai pemeran pengganti untukmu," "Aku tidak peduli!" "Baiklah ayo lakukan, setelah kamu mati maka ibumu lah yang akan menggantikan mu. Jadi ayo lakukan yang ingin kamu lakukan jika kamu ingin ibumu menjadi penggantimu," Leona yang sudah ingin menyayat pergelangan tangannya tiba tiba ia urungkan begitu mendengar kata ibu yang keluar dari bibir pria kejam itu. Ibu ? Jadi ibunya masih hidup?. "Dimana ibuku?!" "Kamu tidak perlu tahu dimana ibumu. Yang harus kamu lakukan hanyalah diam menuruti semua keinginanku maka ibumu akan selamat," jawab jervan kemudian berjalan meninggalkan kamar itu. "Pria kejam dimana ibuku!!" ,,,,, "Bagaimana keadaannya?" tanya jervan pada marvel, selaku tangan kanan kepercayaannya. "Aman tuan. Kemarin dia sempat berusaha kabur tapi anak buah saya sudah berhasil menemukannya lagi," "Cihh ibu dan anak sama saja. Kurung dia, pastikan dia tidak bisa kabur lagi," "Baik tuan. Oh iya , tuan june sudah menemukan orang yang meneror tuan sebeberapa hari yang lalu. Mereka sudah saya amankan " "Kerja bagus. Siapkan mobil, aku akan menghabisi mereka semua karena sudah berani bermain-main denganku," Jervan tersenyum smirk begitu marvel pergi menyiapkan mobil yang akan ia gunakan untuk pergi menemui b*****h yang sudah berani bermain-main dengannya. Dia tidak akan membiarkan orang yang sudah mengganggu hidupnya menghirup udaranya bebas. ,,,,, Disalah satu bangunan tua, jervan ditemani marvel dan beberapa anak buahnya menemui orang-orang yang sudah berani menerornya. Ternyata mereka hanyalah sekumpulan orang i***t yang tidak mengetahui kekuasaan seorang jervanos malvori. Mereka hanyalah beberapa tikus got yang berani bermain main dengan serigala. "Maafkan saya tuan. Saya benar benar minta maaf. Saya hanya disuruh," "Punya berapa nyawa kalian berani bermain main denganku?" tanya jervan dengan senyum evilnya, Membuat nyali semua tawanan itu langsung menciut. Mereka salah sudah menerima tawaran seseorang hanya karena diiming-imingi imbalan yang cukup besar. Mereka sadar ternyata imbalan besar itu tidak sebanding dengan nyawa mereka yang mungkin sebentar lagi akan melayang. "Kami benar benar minta maaf tuan. Kami disuruh. Kami tidak tahu apa apa," "Siapa yang menyuruhmu?" "Kami tidak tahu namanya. dia hanya datang pada kami lalu menawarkan sebuah pekerjaan. Yang kami tahu, orang itu terlihat masih muda dan tampan. Dia juga terlihat dari kalangan orang atas," Jervan sudah bisa menebak siapa yang menyuruh mereka. Ciri-ciri yang baru saja mereka sebutkan benar benar mudah untuk ditebak. Tanpa mengucapkan apapun, jervan melangkahkan kakinya meninggalkan gudang tua itu bersama marvel. Bertepatan saat itu juga suara tembakan menggema begitu keras, peluru- peluru itu menempus tepat pada jantung tikus-tikus got tadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD