Setelah semua dari tujuh wanita itu menuliskan jawaban mereka, ternyata kali ini jawaban itu tidak dikumpulkan seperti pada tahapan pertama.
Tapi MC acara meminta satu persatu dari para gadis ini untuk mulai menuliskan kata-kata mereka di kertas yang diberikan MC acara untuk mereka.
Saat ini, MC acara sudah berada di depan wanita pertama. Dia memegang kertas jawaban wanita itu dan meminta wanita pertama untuk mulai menjawab.
Wanita pertama itu menatap Jenderal Besar Raven penuh cinta dan dia berkata, "saat aku memberikan biskuit itu kepada sang jenderal besar waktu jenderal besar masih kecil, Jenderal Besar Raven nampak sangat berterima kasih dan terus mengucapkan terima kasih kepadaku karena dia mendapatkan makanan saat kelaparan. Begitulah."
"Bagaimana, jenderal?" tanya MC acara.
"Salah." Itulah jawaban singkat dari Jenderal Besar Raven disertai isyarat kepada MC acara untuk mempersilahkan wanita yang baru saja menjawab itu untuk turun ke bawah.
Wanita itu nampak protes keras. Dia tidak mau turun ke bawah. Pengharapannya sudah terlalu besar untuk bisa bersama dengan Jenderal Besar Raven, idolanya, yang dia inginkan menjadi calon suaminya. Karena itu, dia tidak mau saat diusir dari panggung.
MC acara ini memanggil dua anggota militer wanita yang tanpa basa-basi lagi, langsung mengangkat tubuh wanita yang protes itu untuk untuk dibawa ke bawah panggung. Tidak memperdulikan teriakan-teriakan wanita itu.
Wanita-wanita yang tersisa nampak ketakutan. Mereka merasa cemas karena mereka juga memiliki pengharapan yang sama dengan wanita yang pertama itu. Mereka juga ingin meraih posisi sebagai sang calon istri dari Jenderal Besar Raven.
Wanita kedua dihadirkan ke depan. Dan dia juga tidak menjawab seperti jawaban yang diberikan oleh wanita pertama.
"Kaget dan langsung makan biskuitnya dengan lahap," jawab wanita kedua.
Jawaban itu kembali mendapatkan imbalan yang sama dengan wanita pertama tadi. Wanita itu kembali diminta untuk turun dari panggung.
Mungkin karena pengalaman wanita pertama yang dengan tegasnya diusir turun dari panggung, maka wanita kedua ini tidak mau berlama-lama lagi. Setelah diminta untuk turun dari panggung, dia pun langsung turun dengan sendirinya.
Jawaban wanita ketiga adalah biskuit itu disimpan sambil Jendela Besar Revan kecil menatap penuh terima kasih kepada wanita ketiga ini.
Jawaban dari wanita ketiga ini juga membuat dia harus puas diturunkan dari panggung.
Sementara itu, jawaban dari wanita keempat adalah Jenderal Besar Revan kecil, langsung lari untuk memanggil rekan-rekannya. Jawaban yang juga membuat dia harus turun dari panggung.
Saat ini tinggal tersisa 3 wanita yang berada di atas panggung. Seorang wanita sudah memiliki jawaban tepat sementara dua wanita lainnya sedang putar otak untuk menjawab dari jawaban yang tidak pernah dipakai oleh wanita-wanita sebelumnya.
Saat ini, dengan jawaban-jawaban yang telah bergulir dan belum ada yang berhasil menjawab dengan tepat, maka Jenderal Besar Raven menunggu jawaban yang tepat.
Jenderal Besar Raven yakin gadis kecil itu masih mengingat momen itu. Gadis kecil yang memberikan biskuit kepadanya itu masih mengingat momen itu dan pasti akan menjawab sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu.
Gadis ke-5 datang dengan jawaban kalau pada saat itu, Jenderal Besar Raven kecil, setelah menerima biskuit langsung bersorak-sorak gembira sambil menari-nari.
Tapi jawaban itu juga membuat gadis kelima itu harus turun dari atas panggung.
Kini gadis ke-6 melangkah ke depan. Dia sengaja mendekati Jenderal Besar Raven dan berkata, "akulah gadis kecil itu, jenderal. Kamu jangan mencari lagi, jenderal besar. Akulah gadis itu, please. Akulah gadis itu."
"Oke, kalau memang kamu adalah gadis kecil yang memberi hadiah biskuit kepadaku yang merupakan sesuatu yang sangat berarti dalam hidupku di masa kecilku dulu, maka katakan kepadaku, apa yang kamu lihat dari raut wajahku pada saat itu."
Gadis keenam ini menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku sudah lupa akan momen itu tapi aku ingat betul, pada saat aku memberikan biskuit kepadamu, karena saat itu, aku jatuh dalam belas kasihan kepadamu maka aku tidak mengingat reaksi wajahmu."
Gadis ke-6 ini tahu kalau kemungkinan jawaban yang akan diberikan tidak seperti yang dicari oleh sang jenderal besar karena itu dia berusaha untuk memancing rasa kasihan sang jenderal besar.
"Please, jenderal. Aku sempat mengalami kecelakaan sehingga ingatanku agak menurun. Hal yang terjadi di masa kecilku tidak semua yang aku ingat. Tapi percayalah, akulah yang pada saat itu berada di dekatmu dan memberikan biskuit kepadamu saat kamu kelaparan."
Jenderal Besar Revan tertawa dingin dan berkata, "sudahlah. Jangan mengelak lagi. Kamu tidak mampu menjawab pertanyaanku, kamu tidak mampu memberikan jawabannya dan itu membuktikan kalau bukan kamu gadis yang memberikan aku biskuit di masa lalu. Jadi, turunlah dari panggung ini."
"Tidak, jenderal. Akulah gadis yang kamu cari masa lalu itu. Akulah gadis yang memberikan biskuit kepadamu. Kamu tidak perlu mencari yang lain lagi, karena akulah orangnya. Akulah orangnya."
"Kamu bukan orangnya. Jamu tidak mampu menjawab pertanyaanku."
"Please, akulah orangnya. Tidak ada yang lain. Akulah orangnya."
Jenderal Besar Raven memberikan isyarat kepada anggota militer perempuan untuk maju dan menurunkan wanita keenam ini dari panggung.
Tapi wanita keenam ini sudah maju ke depan dan berusaha memeluk Jenderal Besar Raven.
Jenderal Besar Raven tidak pernah membiarkan dirinya dipeluk oleh seorang wanita, dia tidak pernah membiarkan dirinya dipeluk oleh penggemar-penggemar wanitanya yang selalu mengelu-elukannya sejak dia menjadi jenderal besar yang diakui dan diidolakan di negeri ini.
Karena itu, saat wanita keenam berusaha maju untuk memeluk Jenderal Besar Raven, maka, wanita itu hanya bisa memeluk angin, karena dengan cepatnya Jendral Besar Raven sudah berada di samping kiri dan kemudian bergerak satu meter lagi ke samping kiri.
Jenderal Besar Raven ini, terkenal akan kesiapannya di medan perang.
Di medan perang, ada banyak musuh yang berusaha menyerangnya secara gelap, menyerangnya secara sembunyi-sembunyi karena dia selalu menjadi sasaran para musuh untuk membuat strategi memotong kepala ular.
Strategi ini adalah menghabisi semangat pasukan musih. Satu pasukan yang pemimpinnya berhasil dibunuh maka akan membuat semangat anggota pasukan itu menjadi luntur dan hancur
Untung saja, Jenderal Besar Raven memiliki kesiapan untuk menghadapi aksi-aksi cepat seperti ini dan itu dia buktikan pada saat ini, saat wanita keenam berusaha memeluknya.
Anggota militer wanita langsung menangkap wanita keenam dan menurunkan paksa wanita itu dari atas panggung.
Setelah itu, MC acara meminta wanita ketujuh yaitu Wilona untuk maju ke depan mendekati posisi Jenderal Besar Raven.
4 bola mata saling bertemu. Saat ini di dalam hatinya, Jenderal Besar Raven membatin, "semoga kamu bisa menjawab dengan benar, Wilona, karena aku membutuhkan itu. Aku ingin kamu masih mengingat hubungan itu karena itu adalah momen yang tidak bisa kulupakan sepanjang hidupku. Moment saat kamu menyambung nyawaku."