Gadis Kecil Penolong

1248 Words
Jenderal besar Raven mengangkat tangannya dan dengan wibawanya yang besar membuat semua wanita yang sedang berteriak-teriak itu langsung terdiam. "Begini, aku ingin menceritakan sebuah kisah di masa laluku. Saat itu aku masih kecil dan aku sempat berada dalam keadaan kelaparan berat dan itu terjadi di kota ini." Jenderal Besar Raven memulai ceritanya. Semua wanita terdiam dan menunggu cerita Jenderal Besar Raven selanjutnya. "Saat itu, aku berada di sebuah pasar. Ketika itu, banyak orang menolak untuk memberikan makanan kepadaku. Hingga tiba-tiba seorang gadis kecil memberikan aku makanan. Makanan yang memberiku kekuatan sehingga bisa menyambung hidupku yang saat itu sudah sekarat." "Karena itu, dalam kesempatan ini, aku ingin mencari jodohku. Aku ingin mencari gadis kecil itu yang sekarang sudah menjadi dewasa. Aku ingin mencarinya dan ingin menikahinya. Karena itu, kalau gadis kecil itu ada di antara kalian, maka bersuaralah. Tapi kalau dia malu, maka aku akan mencarinya dengan memberikan pertanyaan untuk membuktikan tentang gadis itu." "Pertanyaan pertama adalah, saat aku sedang kelaparan itu, apakah makanan yang diberikan gadis kecil itu kepadaku?" "Roti." Ada banyak wanita yang menjawab roti. Mereka saling sahut-sahutan untuk menjawab roti. Ada juga banyak wanita yang menjawab anggur dan ada wanita yang menjawab apel. Ada juga yang menjawab uang supaya anak kecil itu bisa memanfaatkan uang itu untuk dia belikan makanan. Itulah jawaban-jawaban yang diberikan orang-orang hampir semua saling bersahutan menjawab pertanyaan itu sementara sang jenderal besar hanya terdiam di atas panggung. Sang jenderal besar menyuruh panitia untuk membagikan kertas-kertas jawaban dengan menyebutkan nama dari si penjawab di kertas-kertas kecil yang dibagikan itu. Tidak semua orang yang diberikan kesempatan untuk menjawab. sebenarnya hanya para wanita muda yang diberikan kesempatan untuk menjawab tapi ada wanita bersuami yang ingin memiliki kertas itu untuk menjawab pertanyaan dari sang jenderal besar sehingga panitia memberikan juga kertas untuk mereka . "Kamu punya jawabannya, kan?" tanya Vanda kepada Wilona. Wilona sempat terdiam sesaat kemudian angan Wilona kembali ke masa bertahun-tahun yang lalu saat dia masih menjadi gadis kecil. Saat itu, pada suatu hari Wilona diajak Vanda dan Frans untuk menuju ke arah pasar. Saat Vanda dan Franz sedang sibuk membeli semangka, maka Wilona memanfaatkan kesempatan itu untuk bermain-main sendirian di belakang stand buah-buahan dan hal ini yang membuat dia tersesat hingga menuju ke arah bagian penjualan ikan. Di tempat berjualan ikan itu, Wilona melihat seorang anak lelaki yang berumur kira-kira 4 tahun di atasnya sedang berusaha meminta-minta roti dari pengunjung pasar tetapi tidak ada seorangpun yang memberikan apa yang diminta anak itu. Padahal anak itu terlihat menggigil dengan baju compang-camping dan duduk dengan lemah. Wajahnya tertutup oleh lumpur, nampaknya anak itu sempat dipukul orang hingga jatuh ke tanah berlumpur yang berada di depannya. Saat itulah Wilona jatuh dalam belas kasihan kepada anak itu sehingga Wilona mengeluarkan sebungkus biskuit dari tasnya. Wilona mendekati anak itu dan memberikan bungkusan biskuit itu kepada anak itu. Anak itu terlihat kaget saat melihat Wilona mendatanginya dan mengulurkan tangannya ke arah anak itu dan memberikan biskuit. Anak itu segera mengambil biskuit itu dan pada saat itulah Vanda dan Frans datang mendekat dan nampak marah kepada Wilona karena Wilona menjauh dari mereka berdua. Karena takut dimarahi Frans dan Vanda, anak itu langsung pergi meninggalkan Wilona yang masih memperhatikannya. Wilona teringat akan cerita itu. Karena itu dia membatin, "mungkinkah jenderal besar ini adalah anak yang wajahnya penuh lumpur itu?" Setelah berpikir sesaat, Wilona langsung memberikan jawabannya di kertas yang diberikan oleh panitia. Wilona juga menuliskan namanya dan nomor teleponnya sebagai sang penjawab pertanyaan ini. Beberapa saat kemudian, jawaban-jawaban itu dikumpulkan dan dipisahkan oleh panitia di atas panggung. Sang jenderal besar nampak memperhatikan jawaban-jawaban di atas meja panitia. Ada kumpulan jawaban yang banyak, ada yang sedang, ada yang sedikit. Kemudian sang jenderal besar menunjuk ke arah tumpukan kertas jawaban yang paling sedikit. Jawaban didapat sehingga MC acara itu kembali ke tengah panggung, kembali meraih pengeras suara dan berkata, "ada banyak sekali jawaban yang masuk untuk pertanyaan sang jenderal besar itu tapi ternyata dari ratusan penjawab, hanya 7 orang yang menjawab dengan benar." Mendengar kata-kata MC itu, ada banyak teriakan tertahan di kalangan para wanita muda yang kebanyakan merasa gagal menjawab pertanyaan dari sang jenderal besar itu. MC acara berkata, "ada banyak orang yang menjawab roti tapi ternyata jawaban itu tidaklah benar. Ada juga yang menjawab anggur dan juga apel dan itu adalah 3 jawaban teratas tapi tiga-tiganya tidak benar." Kata-kata MC itu seolah-olah merampas harapan dari banyak wanita sehingga ada banyak wanita yang jadi lemas bahkan ada yang pingsan saking tidak kuat menahan rasa kehilangan yang amat besar karena itu berarti mereka tidak berhasil mendapatkan sang jenderal besar. Ada juga banyak dari wanita yang menjawab tiga buah jawaban tadi yang merasa diperlakukan tidak adil karena saat diedarkan kertas-kertas itu, setiap orang hanya mendapatkan satu kertas padahal ada banyak orang yang ingin menjawab 2 jawaban atau tiga jawaban tapi kertas hanya diberikan seorang satu oleh para panitia sehingga sekarang ini, harapan mereka kandas. "Berarti hanya ada 7 orang yang menjawab dengan benar dan 7 wanita ini akan melaju ke babak selanjutnya yang peraturannya masih belum kita ketahui. Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari sang Jenderal Besar Raven. Tentu saja kita akan sabar semua. Iya kan?" tanya MC kepada para hadirin. "Kami akan sabar kalau kami diberikan kesempatan lagi untuk menjawab pertanyaan. Please ... please ... please." "Iya berikan kami kesempatan untuk menjawab lagi. Kami pasti akan menjawab dengan benar." Itulah suara-suara ketidakpuasan para wanita yang merasa harapan mereka dirampas begitu saja karena jawaban mereka yang ternyata tidak benar itu sehingga membuat mereka tidak masuk ke tahap selanjutnya. MC acara memilih untuk berdiskusi sebentar dengan sang jendral besar. Dia tidak mau langsung mengambil keputusan yang bisa saja membuat dia akan ditimpuk oleh botol air mineral, sepatu high heels ataupun kotak makanan yang berada di depan para wanita yang sedang kecewa itu. Saat MC acara hendak berdiskusi dengan sang jenderal besar yang saat ini sedang duduk di ujung kiri dari panggung ini maka sang jenderal sudah langsung mengangkat tangannya sebagai isyarat kalau MC acara belum boleh mengganggu sang jenderal. Itu karena sang jenderal besar sedang menatap ke arah tujuh kertas di mana terdapat jawaban yang benar dari 7 wanita berbeda. Di antara 7 kertas itu, hanya ada satu kertas yang menarik perhatian sang jenderal besar. Sang jenderal besar terus menatap ke arah kertas yang bertuliskan biskuit dan di bawahnya bertuliskan Wilona. Dan itu berarti ini adalah kertas jawaban dari Wilona. Sang jenderal besar teringat akan peristiwa pertemuan pertama kalinya antara dirinya dengan Wilona. Saat itu sang jenderal besar sedang dalam keadaan sakit. Dia sempat meminjam uang kepada para preman tapi tidak ada satupun yang memberinya. Dia bahkan sempat ditendang sehingga dia terpaksa keluar dari rumah tempat dia dan kawan-kawannya biasanya tinggal untuk berusaha mengais makanan. Tapi saat itu dia tidak sanggup untuk mengais makanan, karena itu, dia cuma bisa meminta-minta sambil duduk dengan tubuh lemah. Dia bahkan sempat ditendang oleh seorang pria yang tidak suka saat dia meminta-minta pada pria itu. Pada saat itulah Wilona datang memberikan biskuit kepadanya. Sesudah makan biskuit yang diberikan Wilona itu, sang jendral besar yang saat itu masih 11 tahun, merasakan tubuhnya tidak kelaparan lagi. Dia memiliki kekuatan lagi sehingga dia langsung membersihkan wajahnya yang sebelumnya penuh dengan lumpur. Setelah itu, dia mencari sang gadis kecil itu. Dia menemukan gadis kecil itu sedang bersama orang tuanya dan hendak naik ke dalam sebuah mobil. Revan kecil langsung naik ke belakang mobil itu. Kebetulan mobil itu adalah mobil semi pick up sehingga ada ladbak kecil di paling belakang. Di situlah dia naik dengan harapan dia bisa menemukan rumah tempat gadis itu tinggal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD