Bab 3

1223 Words
"Sweet. Kita bisa melakukan lebih," gumam Raja, ia menghidupkan mesin mobil dan lalu kembali melajukan mobil. Mili nyaris menganga mendengar pernyataan Raja yang membuatnya gila mendadak. Raja adalah pria paling tidak sopan yang pernah ia temui di dunia ini. Dia juga paling berengsek dan tidak berakal. Dan mulai berpikir betapa mengerikan Raja. Tatapan pria itu begitu tajam. Raja mengingatkannya pada film Extremely Wicked, Shockingly Evil and Vile berkisah tentang Ted Bundy, seorang buronan yang telah banyak melakukan pembunuhan sadis. Dia memiliki kecerdasan luar biasa dan tampan. Sehingga dapat memanipulasi lawan. Ah ya, Raja benar-benar seperti psikopat yang memiliki gangguan jiwa yang tidak dirasakan orang lain. Dan memiliki sikap tidak memiliki toleransi dan kejam. Oh Tuhan, bagaimana jika Raja benar-benar psikopat, ia bisa celaka jika itu benar. Raja mengerutkan dahi, ia melirik Mili yang hanya menunduk, mencengkram erat tas yang dipegangnya. Hingga buku-buku tangan itu memutih. "Kamu kenapa?," Mili hanya diam, ia memalingkan wajah ke arah jendela. Mendengar suara bass itu saja, bulu kuduknya seketika merinding. "Kamu sakit?," Tanya Raja, ingin mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi pada Mili yang hanya diam. Raja menoleh dan memegang kening Mili, memastikan suhu tubuh Mili normal. "Normal," gumam Raja. Raja menyungging senyum ia melirik Mili, terlihat jelas bahwa wanita itu takut kepadanya. Entahlah ada perasaan yang tidak mengerti. Ia melirik wajah di kaca dasbor dan tidak ada hal yang aneh di wajahnya. "Kita nyantai dulu ya, di cafe," "Hah," "Kenapa?," "Mau pulang," rengek Mili, dengan penuh harap. "Nyantai dulu bentar, lagian masih jam 7," Raja tersenyum penuh arti. "Tapi aku banyak kerjaan?," "Kerjaan apa?," "Online shop," "Mobile ?," "Iya," "Kerjain di cafe juga bisa, dibawa ke kamar hotel juga bisa, kalau liburan juga bisa kamu bawa kemana-mana," Mili hanya diam ia melirik Raja, sepertinya pria itu bukan jenis pria yang senang dibantah atas ucapannya. Oh Tuhan, alasan apa lagi yang harus ia berikan. "Tapi aku masih pakek baju gini," "Nggak apa-apa, cantik. Kamu all out gitu penampilannya, jadi nggak ada alasan kan," timpal Raja. "Tapi kamu nggak apa-apain aku kan !," Raja mengerutkan dahi, mengartikan ucapan Mili. Ia tersenyum penuh arti. Ada perasaan terinfertasi lebih untuk mengenal wanita ini lebih dalam. Wanita bernama Mili ini cantik, memiliki tubuh ideal dan dia sexy. Ya dia pria normal dan wajar jika terkesima mamandang wanita cantik dan sexy seperti Mili. Ia tadi mengamati tubuh Mili dari area b****g, d**a dan kaki, satu kata dalam pikiranya yaitu sexy. "Making Love?," Raja menatap Mili. "No," "Aku mengajak kamu ke cafe, bukan ke kamar hotel. Tapi kalau kamu berpikiran ingin bercinta di cafe, sepertinya seru juga," Mili ingin sekali membenturkan kepala Raja ke kaca jendela mobil, agar Raja berbicara sedikit waras. Kenapa bisa-bisanya dia menganggap, dirnya menginginkan bercinta di cafe. Itu merupakan pikiran gila, Raja harusnya sekolah lagi, agar lebih pintar. "Susah, ya ngomong sama kamu," "Susah kenapa?," "Kamu nggak paham, aku nggak ngerti," Mili kembali kesal. Raja menahan tawa, "Ya nyantai dulu di cafe, lagian masih awal," "Oke," Beberapa menit kemudian Raja menghentikan mobil di salah satu cafe kawasan Kebayoran Baru. Mili memandang tulisan Crematologi di estalase kaca. Tempatnya terlihat begitu tenang, ini merupakan pertama kalinya ia menginjakan kaki disini. Kemana saja ia selama ini, ia bisa saja menghabiskan waktunya bersantai ria di cafe ini, sambil berkencan dengan pria-pria yang ia jelajahi di Tinder. Tapi bukan pria menyeramkan seperti Raja. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, jika Raja benar-benar psikopat, yang keinginannya selalu terpenuhi. Mili mengikuti langkah Raja, dan mereka memilih duduk di sofa sudut ruangan. Pengunjung juga sudah memenuhi kursi kosong. Raja memesan Americano, Mocha dan stuffet frence toasty, yaitu wafel dengan aneka toping. Jujur Mili memang tidak terlalu mengerti tentang kopi, tapi ia menyukai susana cafe ini terlihat modern namun sentuhan klasik. "Nama lengkap kamu?," Tanya Raja penasaran. "Mili Zora," ucap Mili sepontan. "Umur?," "28 tahun," "Pernah bercinta?," "Ih kepo banget sih," "Seharusnya umur kamu segitu ya pernah," "Ih, nggak sopan," Mili semakin kesal berbicara kepada Raja. "Ya aku terus terang aja, selama aku pacaran making love itu udah seperti rutinitas," Raja kembali menyesap kopinya. "What !," "Bukankah itu hal biasa?," "Aku nggak tau," Raja menatap Mili dengan intens, wanita itu mengalihkan pandangannya. Ah, Mili semakin menarik saja dimatanya. Biasanya wanita-wanita diluar sana selalu mengejarnya. Bahkan banyak mahasiswa pasca sarjana di Jerman mencoba menarik perhatiaanya. Hanya sekedar pacaran, lalu berlalu begitu saja. Kesibukannya sebagai dokter membuat para wanita mundur teratur. "Kamu nggak penasaran ingin bercinta denganku?," "Enggak !," Ucap Mili sakartis. Raja lalu tertawa, ia menggigit bibir bawah, "Why?," "Ya nggak mau lah, apalagi sama kamu, enak aja," Mili menyesap mocha secara perlahan. "Kalau dicoba, kamu pasti ketagihan," Mili hanya menelan ludah, ia meletakan cangkir di meja. "Kamu pemilik online shop?," "Dari mana kamu tau?," "Kamu tadi yang cerita," "Iya," Pesanan merekapun tersedia, Mili menatap cangkir kopi yang tersaji di meja. Ia memandang Raja mulai menyicipi kopi tersebut, dan lalu menyunging senyum. Jujur senyum Raja sangat mengerikan. Pertanyaan itu seakan seperti sedang di introgasi seorang penjahat. Raja kembali memandang Mili, ia memang sulit fokus melihat belahan d**a Mili. Dress yang dikenakan Mili memiliki d**a yang rendah. Jika Mili menunduk ia dapat melihat d**a yang indah disana. Dan dalam hitungan detik ia bisa melepaskan dress itu, jika ia ingin. "Kamu nggak pakek bra?," Tanya Raja. Seketika Mili menutupi dadanya dengan tangan, Raja memang benar-benar tidak sopan. "Aku sudah melihatnya, percuma saja ditutupi," "Ini namanya bustier dress, punya penyangga dibagian d**a. Kalau aku pakek bra lagi jadinya aneh. Baju ini buatan Dara," "Itu bagus kok, kamu cocok mengenakannya, aku suka," ucap Raja, lalu menyungging senyum. "Terima kasih, dress milik Dara seperti ini semua, kalau nggak potongan d**a rendah, belahannya yang tinggi, mini dress, sexy ala-ala Kyle dan hollywood gitu," "Ya, look kamu memang cocok berpakaian seperti itu," gumam Raja. Mili dan Dara memiliki kadar kecantikan tersendiri. Dara memang sangat cantik, bahkan ia menganggumi itu. Dara seperti gadis Turki dan tubuhnya ideal. Namun Mili lebih kearah sexy dan betah berlama-lama menatapnya. Inginnya kembali melumat bibir tipis itu. Raja kembali menyesap kopi, dan memandang Mili, "Umur kamu berapa?," "28 tahun," "Nggak kepikiran buat nikah?," "Ya kan belum ketemu jodohnya," "Mau jodoh seperti apa?," "Yang baik lah," "Baik aja nggak cukup untuk dijadiin pasangan. Kalau sekedar baik security depan juga baik banget," Mili menarik nafas, bibirnya maju satu senti,"Ya nggak gitu," "Ya pokoknya selain kamu, gitu aja intinya,," Alis Raja terangkat, "Selain aku? Emang aku naksir kamu?," "Bukan gitu," lagi-lagi ia salah bicara. Initinya ia tidak akan pernah nyambung berbicara kepada Raja. Raja lalu tertawa, ia bersandar di sofa, lalu melipat tangannya di d**a. Ia melirik jam melingkar ditangannya menunjukkan pukul 20.20 menit. Ini masih terlalu awal untuk pulang, terlebih ia baru keluar rumah setelah mengahabiskan cuti liburannya. "Kamu beneran dokter?," Tanya Mili mencoba meyakinkan dirinya. Ia masih tidak yakin bahwa Raja seorang dokter. "Iya, enggak percaya?," "Nggak," Raja mengambil dompet dan memperlihatkan kartu nama berwarna putih kepada Mili. Mili menatap kartu nama itu bertulisan. Dr. Raja Sarawapalaka. Disana bertulisan Asklepios Klinik Barmbek, Hamburg, Jerman salah satu rumah sakit terkenal di Jerman. Mili menelan ludah, dan ia percaya bahwa pria m***m itu adalah seorang dokter. "Oke aku percaya," ucap Mili. "Jadi?," "Jadi apa?," Mili semakin bingung. "Mau bercinta sama aku?," "Nggak ! aku tuh baru kenal kamu, enak aja asal tidur," timpal Mili sinis. "Jadi kamu mau kita kenalan dulu ?," "Ya iyalah," "Oke," ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD