Chapter 4 : Figur Seorang Ibu

1050 Words
    Sudah seminggu Ayah Sheila dirawat di rumah sakit, akhirnya sudah sadar. Dokter memberi tahu sekitar 3 - 4 hari ayah Sheila sudah boleh dipulangkan.     "Sheila kau sudah mencari pekerjaan sayang?." tanya umi yang sedang duduk bersama Sheila.     "Belum umi, Sheila mau fokus jagain abi dulu. Nanti baru Sheila cari kerja umi." jawab Sheila dengan nada penuh kelembutan. Selembut - lembutnya ia takut sampai menyakiti perasaan uminya karena kata - katanya yang kurang baik.     "Baiklah sayang." ucap umi dengan mengelus bahu Sheila.     "Umi, maaf kalau Sheila belum bisa kasih apa - apa ke umi." ucapan Sheila sontak membuat umi kaget.     "Umi nggak minta apa - apa Sheila. Umi hanya butuh do'a mu disetiap sholatmu nak." umi terharu, begitu pula Sheila. Ia menatap mata uminya yang mulai berkilau air mata.     "Sheila tentu akan selalu mendo'akan umi." ucap Sheila seraya memeluk umi kesayangannya itu.     Drrrtt drrtt     Ponsel Sheila berdering. Ia tidak mau melepaskan pelukannya dengan umi. Sampai sampai umi harus menegurnya terlebih dahulu.     "Sheila, handphone  kamu berbunyi tuh." ucap umi mencoba melepaskan pelukannya, namun Sheila menahannya.     "Umi, Sheila masih pengin dipeluk umi." ucap Sheila mengeratkan pelukannya.     "Siapa tau penting sayang, cepat angkat saja." semua perkataan umi pasti selalu Sheila turuti. Ia melepaskan pelukannya dan mengambil ponsel yang sedari tadi ada di meja.     "Assalamu'alaikum Ti?."     "......."     "Wah maaf ga bisa ti, aku harus jaga abiku dulu."     "........"     "Mungkin senin besok?."     "........."     "Okee."     "........."     "Wa'alaikumsalam warahmatullah."     Tut tut.     "Siapa yang telfon Shel?." tanya umi.     "Tiana umi, mau ajak Sheila cari kerja." jawab Sheila.     "Kamu tolak nak?." tanya umi lagi.     "Engga umi, bukan Sheila tolak tapi Sheila minta undur sekitar satu minggu lagi." jelas Sheila.     Umi hanya mengangguk dan meng -oo  kan penjelasan Sheila itu.     "Assalamu'alaikum." salam seseorang yang sedang membuka pintu ruang rawat ayah Sheila.     "Wa'alaikumsalam." jawab umi dan Sheila sambil menengok ke sumber suara.     "Kak Denis?." ucap Sheila sedikit terkejut. Pasalnya Denis tiba - tiba datang ke sini setelah seminggu sudah tak pernah datang ke sini lagi.     "Bagaimana keadaan ayah?." tanya Denis.     "Eh ayah sudah sadar tapi tadi disuruh dokter untuk istirahat dulu." jawab Sheila sedikit canggung.     Denis mengangguk paham.     "Denis, kau sehat?." tanya umi.     "Alhamdulillah sehat umi. Umi sehat?." jawab Denis kemudian ikut bertanya kepada umi.     "Alhamdulillah seperti sekarang ini." jawab umi ramah.     "Kau membawa apa Denis?" tanya umi ketika Denis meletakkan sebuah pastel buah ke atas meja.     "Tidak umi." jawab Denis.     "Seharusnya kau tidak perlu seperti tamu dengan mengirim seperti itu Denis." ucap umi.     "Itu tidak merepotkan umi." jawab Denis dengan muka datar namun suaranya sedikit melembut ketika berbicara    dengan umi.     "Terimakasih ya nak." ucap umi dan dibalas anggukan oleh Denis.     "Mama kamu dan Aishi bagaimana keadaannya?." tambah umi.     "Mama sehat umi, tapi Aishi sedikit demam." jawab Denis tetap dengan muka datarnya.     "Aishi sakit kak? Apa aku boleh jenguk?." kaget Sheila ketika mendengar bahwa Aishi demam.     "Boleh." jawab denis datar.     "Umi titip salam aja ya buat mama kamu sama Aishi semoga cepet sembuh." ucap umi.     "Baik umi." balas Denis masih dengan kedatarannya.     Setelah berbincang cukup lama dengan Sheila, umi, dan kebetulan abi juga sudah sadar, Denis memutuskan untuk pulang.     "Umi, abi, saya pamit pulang dulu. Assalamu'alaikum." pamit Denis.     "Sheila pergi dulu ya umi, abi. Assalamu'alaikum." pamit Sheila juga.     "Iya Wa'alaikumsalam." jawab abi dan umi bersamaan.     "Hati - hati di jalan ya Denis Sheila." tambah umi.     Seperti yang sudah dikatakan Sheila bahwa Sheila akan menjenguk Aishi. Denis menyarankan Sheila untuk datang ke rumahnya sekalian bersama Denis. Sheila hanya menyetujui perkataan Denis, itung - itung ngirit ongkos transport wkwk.     Sesampainya di rumah Denis, Sheila membuntuti Denis masuk ke rumahnya.     "Assalamu'alaikum ma?." ucap Denis sedikit keras karena rumah yang besar dan megah ini.     "Wa'alaikumsalam, Denis udah pulang?." ucap Mama Denis sambil menuruni tangga.      Denis mengangguk, lalu ia pergi menuju kamarnya.     "Eh ada Sheila?." sambut Mama Denis penuh ramah.     "Assalamu'alaikum tante." ucap Sheila tak kalah ramah.     "Wa'alaikumsalam sayang. Bagaimana keadaan abi mu?." balas Mama Denis.     "Alhamdulillah tante, beberapa hari lagi udah boleh pulang kata dokter." jawab Sheila.     "Alhamdulillah." balas Mama Denis.     "Tante, katanya Aishi sakit? Boleh Sheila jenguk?." tanya Sheila.     "Oh iya Shel, Aishi demam dari kemarin malam. Kata dokter si Aishi gapapa. Ayo langsung ke kamarnya aja." jawab Mama Denis.     Mama Denis dan Sheila akhirnya pergi ke kamar Aishi yang letaknya di bagian atas bersebelahan dengan kamar Denis.     Di kamar, tampak Aishi sedang digendong baby sisternya.     "Assalamu'alaikum Aishi." ucap Sheila meraih tangan kecil Aishi.     "Mm-ma-ma." ucap Aishi tak jelas, lebih tepatnya lagi seperti orang bergumam.     "Mba, Aishi boleh saya gendong?." tanya Sheila kepada baby sister itu.     "Boleh mbak silakan." jawab baby sister itu.     Aishi terlihat sangat senang  saat Sheila datang, begitu juga saat di gendong Sheila Aishi selalu melempar tawanya dikala Sheila menghiburnya dengan berbagai cara.     Sheila memang suka terhadap anak kecil. Tidak semua anak kecil suka terhadap Sheila, kadang mereka ada yang takut dengan Sheila bahkan ada yang malu - malu. Tapi lama - kelamaan anak kecil tersebut bisa sangat dekat dengan Sheila, bahkan bisa saja meminta agar Sheila pulang bersamanya.     Aduh aduh kakak Sheila kan punyanya umi sama abi, masa dibawa pulang anak kecil si kan author ga rela     Sheila membawa Aishi ke taman belakang rumah yang lumayan luas dan sangat terawat.     "Aishi mau liat bunga?." tanya Sheila.     "Iyi auu." jawab Aishi sangat semangat.     Sebenarnya Sheila tau apa yang dikatakan Aishi. Aishi selalu menyebutnya mama, entah apa yang membuat Aishi menyebutnya seperti itu padahal Sheila mengajarunya untuk memanggil Tante.     Sheila memetikkan satu tangkai bunga mawar merah yang sangat segar.     "Ini untuk Aishi." ucap Sheila dengan nada orang menghibur anak kecil.     "Eeyyyyy unga aacih mama." ucap Aishi yang artinya (Yey bunga, makasih mama)     "Sama - sama Aishi." jawab Sheila.     "Coba deh di cium, baunya harum nggak?." tanya Sheila sambil menyodorkan bunga mawar itu ke hidung Aishi.     "Auuum." ucap Sheila senang sekali sambil menepuk tangannya. Artinya (Harum).     Tampak dari kejauhan, ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua.     Ya, Denis yang sedang berada di kamarnya, melihat Aishi dan Sheila yang sedang berjalan sambil sesekali    menghibur Aishi karena jendela yang terbuka lebar, membuat Denis dapat melihatnya.     'Dekat' itu kata yang pertama di ungkapkan Denis.     "Bahkan lebih dekat dariku." gumam Denis.     "Ekhemm" dehem seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah Mama Denis.     Denis yang terkejut langsung membalikkan badannya.     "Mama? Sejak kapan ada disini?." tanya Denis gelagapan.     "Sejak kamu melamun dan bergumam tidak jelas." jawab Mama Denis.     Mama Denis kemudian mendekat bersebelahan dengan Denis. Lalu Mama Denis ikut menatap keluar jendela yang masih terdapat Aishi dan Sheila.     "Aishi membutuhkan figur seorang ibu Denis." ucap Mama Denis.     Denis makin terkejut dengan perkataan mama nya itu.     "Kan ada mama?." jawab Denis.     "Denis, aku ini omanya. Mama ingin kamu mencari pasangan lagi untuk mendampingi hidupmu dan merawat Aishi." ucap Mama Denis dengan menatap Denis penuh harapan.     Denis masih diam membeku disana.     "Entahlah, tapi mama yakin Sheila itu akan jadi sosok ibu yang baik untuk Aishi." ucap Mama Denis lagi.     "Entahlah ma." jawab Denis.     "Cobalah buka hati untuk Sheila." ucap Mama Denis kemudian pergi.     'Ya Allah, hamba serahkan semuanya hanya kepada-Mu.' gumam Denis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD