Big Boss

1823 Words
Di sebuah kamar yang masih tertutup tirai tampak seorang laki-laki yang bertelanjang d**a dan hanya memakai celana pendeknya. Ia tampak terlelap tidur karena semalam lagi-lagi ia harus begadang gara-gara banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi ia masih enggan untuk bangun dari tidurnya. Sampai sebuah ketukan pintu membuat tidurnya terganggu. Berhubung pintunya tak kunjung hingga akhirnya orang yang ada di depan pintu itu masuk tanpa permisi. Dan tampak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah menginjak 56 tahun. Wanita itu masuk ke dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana ada laki-laki yang masih terlelap tidurnya. Sang wanita itu tersenyum melihat bagaimana laki-laki yang ternyata putranya tampak masih terlelap tidur. Ia pun mencoba untuk membangunkan sang putra sulung yang masih enggan untuk bangun dari tidurnya. "Dante wake up," kata Wanda mencoba membangunkan sang putra. "Hhhhmmmm..." Hanya suara deheman terdengar dari mulut laki-laki bernama Dante itu. Ia seakan enggan untuk bangun karena merasa sangat mengantuk. Wanda pun duduk di samping ranjang dan mengelus kepala sang putra dengan penuh sayang. Ia tak menyangka jika putra sulungnya sudah berusia 30 tahun tapi bagi Wanda, ia masih mengganggap sang putra seperti anak kecil. Ia tahu jika sang putra pasti merasa lelah karena semenjak sang suami memilih untuk pensiun dari perusahaan yang sudah dia bangun sejak masa mudanya dan sekarang ia memilih untuk menyerahkan kepemimpinan kepada putra sulungnya. Jadi wajar saja jika saat ini Dante terlihat susah untuk bangun karena ia semalam pulang larut karena harus menyelesaikan pekerjaannya dan Wanda bisa mengerti akan hal itu. "Kalau kamu masih mengantuk lebih baik tidur aja. Mommy cuma mau membangunkan kamu takutnya kamu terlambat masuk ke kantor tapi kalau kamu masih mengantuk maka tidur lagi aja," kata Wanda sambil membelai kepala sang putra. Dante yang merasakan nyaman ketika sang Mommy mengelus kepalanya pun perlahan membuka matanya dan ketika ia membuka matanya pertama kali yang ia lihat adalah wajah cantik wanita yang paling berarti dalam hidupnya. Dante pun tersenyum ketika melihat wajah sang Mommy yang selalu bisa membuatnya tenang. Bagi Dante sang Mommy adalah orang paling Dante jaga dan juga paling ia sayangi di dunia ini. Ia akan melakukan apapun untuk bisa membuat sang Mommy bahagia. Dante pun mendudukkan tubuhnya di ranjang sehingga memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang seksi dan juga sangat menggoda. "Maaf Mom kalau Mommy harus membangunkan aku segala. Biasanya aku sudah bangun pagi tapi semalam aku kerja lembur jadi pagi ini aku memutuskan untuk berangkat ke kantor lebih siang," jawab Dante dengan suara khas bangun tidur. "Tidak apa-apa sayang. Mommy tahu kalau setelah kamu mengambil alih perusahaan kamu jadi lebih sibuk dan pastinya banyak pekerjaan yang harus kamu kerjakan. Tapi walaupun kamu sibuk seperti itu kamu harus tetap menjaga kesehatan kamu dan juga makan teratur. Jangan sampai gara-gara sibuk bekerja maka kamu jadi sakit," pesan Wanda kepada sang putra. "I know Mom. Aku pasti akan menjaga kesehatan dan gak akan mudah sakit. Lagipula aku masih rutin berolahraga di tengah-tengah kesibukan aku yang tak ada habisnya serta aku juga masih meminum vitamin yang Mommy berikan untuk aku," jawab Dante yang mengerti apa yang dimaksud sang Mommy. "Good. Dan satu lagi mommy nanti sore akan terbang ke Amerika untuk menemani adik kamu Dyandra yang sebentar lagi melahirkan. Jadi kamu akan tinggal di rumah ini sendirian selama mommy dan Daddy pergi ke Amerika. Tapi kamu gak usah khawatir Mommy sudah memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan segala kebutuhan kamu selama Mommy gak ada di rumah," kata Wanda memberitahukan kepada sang putra. "Mommy dan Daddy akan pergi ke Amerika sore ini memang kapan perkiraan Dyandra melahirkan? Bukannya masih sekitar Minggu depan tapi kenapa Mommy dan Daddy sudah berangkat sekarang dari sekarang?" tanya Dante bingung. "Adik kamu sudah terus menelpon agar mommy datang kesana karena ini adalah kehamilannya yang pertama jadi ia masih merasa takut ketika harus menjalani persalinan sendiri dan dia mau Mommy ada disana saat adik kamu melahirkan. Sedangkan kamu tahu sendiri jika George kurang mengerti soal seperti itu jadi Mommy yang harus menemani Dyandra selama berada disana," jawab Wanda menjelaskan. Dante menganggukkan kepalanya mengerti. Ia memang memiliki seorang adik perempuan berusia 25 tahun yang sekarang tinggal di Amerika karena mengikuti suaminya yang memang bekerja disana. Dan yang membuat Dante cukup heran ketika sang adik yang manja itu mengatakan ingin menikah dan bahkan setelah menikah ia akan mengikuti suaminya tinggal di Amerika. Awalnya Mommy dan Daddynya kaget dengan apa yang dikatakan oleh sang adik tapi sang adik mengatakan jika ia ingin bisa hidup mandiri bersama George dan ternyata sang adik bisa membuktikan apa yang ia katakan. Walaupun awalnya memang sulit tapi setelah hampir setahun tinggal disana Dante bisa melihat sang adik baik-baik. Apalagi ketika sang adik dinyatakan hamil maka membuat Mommy dan Daddynya menjadi jauh lebih bahagia lagi. "Kapan kamu menyusul Dyandra untuk menikah? Usia kamu sudah menginjak 30 tahun dan mommy merasa sudah saatnya kamu memiliki keluarga sendiri. Tapi kenyataannya kamu masih terlalu asik dengan dunia pekerjaan kamu sendiri. Apa perlu mommy mencarikan wanita yang tepat buat kamu?" tanya Wanda yang sangat ingin putranya menikah juga. "Aku masih belum memikirkan hal itu Mom. Dan Mommy gak usah mencarikan aku wanita manapun untuk menjadi istri aku karena memang aku sedang ingin fokus kerja aja," tolak Dante dengan halus. "Ini bukan karena wanita bernama Alicia itu kan? Bukannya Mommy gak suka dengan wanita itu tapi entah kenapa Mommy merasa jika dia bukan pasangan yang tepat untuk kamu. Kamu tahu sendiri Mommy dan Daddy tak pernah mempermasalahkan soal status sosial menantu Mommy. Bagi Mommy siapapun menantu Mommy nantinya harus bisa membuat anak-anak Mommy bahagia. Dulu saja ketika Dyandra membawa George kesini Mommy merasa gak yakin jika George serius dengan adik kamu. Tapi George benar - benar membuktikan jika dia benar - benar serius dengan Dyandra bahkan akan bertanggung jawab penuh terhadap adik kamu. Walaupun saat itu pekerjaan George belum pasti tapi Mommy dan Daddy tak mempermasalahkan hal itu karena Mommy dan Daddy bisa melihat kebahagiaan di mata Dyandra dan juga tanggung jawab yang George tunjukan kepada Mommy dan Daddy. Dan ternyata keputusan Mommy dan Daddy untuk menerima George benar. Tapi ketika kamu membawa Alicia kesini entah kenapa Mommy merasakan jika wanita itu tidak benar-benar mencintai kamu dan hanya memanfaatkan kamu jadi Mommy menentang dengan tegas hubungan kalian berdua. Tapi jika melihat kamu terus sendiri seperti ini membuat Mommy sedih dan Mommy merasa bersalah sudah menentang hubungan kamu dan juga Alicia," kata Wanda memperlihatkan ekspresi sedih. "Mommy gak perlu menyalahkan diri Mommy sendiri. Hubungan aku dan Alicia juga sudah lama berakhir jadi Mommy tak perlu mengingat kembali soal hal itu. Sekarang yang paling penting mommy tak perlu mengingat masalah itu dan fokus dengan apa yang ada dan soal kapan aku akan menikah aku hanya minta waktu Mommy. Aku gak mau terburu-buru hidup dengan seorang wanita yang tak aku kenal di sisa hidup aku. Banyak hal yang perlu aku pertimbangan selain itu seperti apa yang aku bilang tadi jika aku masih ingin fokus bekerja untuk saat ini," jawab Dante jujur. Wanda tersenyum mendengar jawaban dari sang putra. Ia tahu sang putra memang butuh waktu untuk bisa melangkah ke jenjang serius dengan seorang wanita. Maka dari itu sebagai seorang ibu Wanda tak akan memaksa kehendaknya. "Ya sudah kamu mau tidur lagi atau mau bangun? Kalau mau bangun biar Mommy siapkan sarapan buat kamu. Gimana mau tidur atau sarapan dengan Mommy dan Daddy?" tanya Wanda dengan lembut. "Aku mau tidur sebentar lagi setelah itu aku akan siap-siap pergi ke kantor," jawab Dante dengan suara yang masih serak. "Ya sudah kalau gitu nanti kamu bilang aja sama Mommy kalau mau sarapan. Kalau gitu Mommy mau turun dulu soalnya Daddy kamu belum minum obat kalau Mommy gak menyiapkannya jadi Mommy harus menyiapkan obat-obatan buat Daddy kamu," kata Wanda yang sudah beranjak dari ranjang sang putra. Setelah itu Wanda pun memilih keluar dari kamar sang putri. Sedangkan Dante masih memikirkan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. Apa benar ia belum bisa melupakan Alicia? Entahlah Dante tak mau memikirkan soal hal itu. Ia lebih memilih untuk kembali tidur karena masih merasa mengantuk. Sekitar pukul sepuluh pagi Dante sudah menginjakkan kakinya di perusahaan yang dibangun oleh sang Daddy selatan hampir 30 tahun lebih. Sebenarnya perusahaan ini sendiri merupakan warisan dari kakeknya yang memang sudah merintis sejak awal dan sang Daddy yang melanjutkannya. Perusahaan Alfonso memiliki banyak usaha. Tapi bisnis utamanya adalah di bidang otomotif dan juga barang-barang elektronik. Perusahaan Alfonso merupakan perusahaan yang memegang lesensi dari beberapa brand mobil terkenal dan mewah di seluruh dunia. Selain itu perusahaan Alfonso juga membuat beberapa barang elektronik yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari dan tak lupa juga mereka juga memproduksi telepon seluler yang penjualannya sedang sangat bagus. Dan setelah Tommy Alfonso yang merupakan Daddynya Dante memilih pensiun maka Dante sebagai putra sulung melanjutkan bisnis keluarga ini. Ditangan Dante perusahaan jauh lebih berkembang lagi. Bahkan Dante sudah melebarkan sayap bisnis mereka di bidang retail dan saat ini ia sedang mempersiapkan untuk meluncur maskapai pesawatnya sendiri. Tapi semuanya masih dalam tahap pengerjaan dan diskusi panjang yang pastinya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Jadi dengan segala kelebihan yang dimiliki Dante Alfonso tak heran banyak wanita yang ingin mendapatkan laki-laki berusia 30 tahun itu. Tapi sayangnya Dante sedang tak ingin menjalin hubungan dengan wanita manapun untuk saat ini. Hal itu dikarenakan dengan kenangan masa lalunya dengan mantan kekasihnya bernama Alicia Jasmine. Mungkin jika Alicia tak berbuat sesuatu yang membuat Dante marah dan kecewa mungkin sekarang ia sudah menikah dengan Alicia. Tapi sayangnya semuanya sia-sia dan Dante masih betah melajang. Sesampainya di ruang kerjanya Dante langsung terhanyut dengan pekerjaan yang ada di mejanya sampai ia tak sadar jika sahabat sekaligus rekan kerjanya di kantor ini masuk ke ruang kerjanya. "Wah big boss kita baru datang ternyata. Apa gara-gara semalam kelelahan setelah bermalam dengan wanita yang aku berikan?" tanya Ryan dengan wajah yang super m***m. Dante yang sedang menatap dokumennya pun mengehentikan kegiatannya dan menatap kearah Ryan. "Aku gak memakai wanita yang kamu kirimkan buat aku. Dan berhenti mengirimkan wanita tidak jelas seperti itu lagi. Aku gak berminat sana sekali," tolak Dante tegas. "Ya sayang sekali kalau kamu gak memakai wanita itu. Padahal dia wanita terbaik di tempatnya bekerja. Tapi kamu masih b*******h bila bersama dengan wanita seksi itu? Dante kamu masih normal kan?" tanya Ryan penuh selidik. Dante menatap kearah Ryan dengan sorot marah ketika mengatakan hal itu. Tentu saja ia masih normal hanya saja ia tak bereaksi dengan wanita seperti itu. Entah kenapa sejak berpisah dengan Alicia gairahnya seakan mati. Walaupun begitu Dante masih bisa bilang jika dirinya normal. "Sorry brother bukannya aku meragukan kamu hanya saja kamu gak b*******h dengan wanita seksi yang aku kirim. Dan itu membuat aku penasaran. Kalau begitu aku akan mencari wanita yang tepat yang bisa membangkitkan gairah kamu. Kamu tunggu saja nanti," kata Ryan penuh janji. Setelah mengatakan hal itu Ryan pun pergi dari ruang kerja Dante. Sedangkan Dante memilih tak menggubris apa yang dikatakan oleh Ryan dan kembali bekerja. Padahal tanpa Dante sadari jika apa yang akan dilakukan oleh Ryan akan benar-benar mengubah hidupnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD