Bab 95 Perang Psikologis 1

3271 Words

“Bagaimana? Kau belum menemukan petunjuk tentangnya?” Ilham, senior Lia yang berada di acara reuni semalam menatap cemas pada Uma yang tengah sibuk melakukan sebuah panggilan keluar. “Sama sekali tak dijawab,” balasnya seraya menutup panggilan itu. Kedua orang ini berada di kursi tamu hotel yang ada di lobby, duduk cemas di set kursi sofa putih. Sang lelaki memakai celana krem dan kaos putih dengan kardigan hijau, dan sang wanita sangat fashionable berupa sifon putih lengan pendek dan celana kain abu-abu sebatas mata kaki, menutupi sendal talinya yang mahal. “Apa yang akan kau katakan pada kedua orang tuanya jika kita belum menemukannya juga hari ini?” “Aku tidak tahu, kak! Aku pusing, nih!” nada suara Uma sedikit terdengar membentak. “Ini salah kakak juga, kan? Kenapa meninggalkann

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD