“A-apa maksudmu? Bukankah aku sedang mendapat hadiahku sekarang?”
Jena menatapnya tidak mengerti.
Kalau percintaan marathon berjam-jam mereka ini sampai membahayakan jantung mereka berdua bukanlah hadiahnya, lantas apa namanya?
Zaflan tiba-tiba meraih sebuah benda dari saku mantelnya yang tersampir di lengan sofa.
Jena terkejut kecil melihatnya.
Itu adalah sebuah jepitan rambut untuk anak balita dengan hiasan pita merah muda yang manis dan cantik.
Belum sempat Jena bertanya untuk apa itu, Zaflan sudah memasang jepit rambut manis tersebut ke rambutnya sendiri, lalu tersenyum seraya menarik Jena lebih dekat kepadanya.
“Suka dengan hadiahnya?” tanya Zaflan dengan suara rendah seksinya yang khas, bulu mata melambai lembut menatap wajah terbengong Jena.
Mata sang wanita mengerjap bing
