Shofia pulang dengan segudang rasa lelah dalam dirinya. Kejadian hari ini benar-benar membuatnya hampir stress. Meskipun ia mengabaikan seolah tak peduli. Namun, hati kecilnya tetap tak menerima. Maria menyambut kedatangan putrinya dengan senyuman. Dengan sigap ia mengambil ransel yang dikenakan anak semata wayangnya itu. Kemudian menyuruh Shofia duduk di sofa. Satu gelas jeruk peras dingin Maria sodorkan. Shofia tersenyum. Menerimanya lalu meminumnya hingga tandas tak bersisa. Setidaknya, perlakuan ibunya kini dapat menghilangkan penat mengubah moodnya kembali baik. "Kenapa? Sepertinya seharian ini capek banget, ya?" tanya Maria mengelus pucuk kepala putrinya. "Ya, tapi bukan apa-apa. Sekolah itu ya memang capek, Ma." "Mau langsung makan siang? Atau mau istirahat dulu di kamar?" tany