capter 3

1924 Words
mata lexa laptop terus menyala yang diaktifkan di diaktifkan. dua hari yang lalu leon telah kembali bersama sang kaka. senang tentu saja iya, diaa senang karena sang kaka telah kembali. tapi leon?  Entah mengapa hal itu malah membuat lexa berat seketika. dia hanya takut apa yang dia rasakan dulu kembali dia rasakan. pelajaran di mulai sejak satu jam yang lalu tapi percayalah raga lega di kelas, sementara otaknya berkeliaran kemana mana.  laptop yang menyala sejak tadi. di sana ada satu vidio yang membuat dia teringat dengan leon. vidio sendiri bersama leon yang memakai kaos berwarna sama abu abu. dengan rambut coklat yang di gelung dan juga leon yang berdiri di sampingnya, sesekali mencium lexa dan membuat lexa tertawa. dia ingat pertama kali leon menciumnya lexa marah bahkan mengusirnya dari rumah. hingga satu minggu lexa tidak mau berbicara dengan leon. tapi lama kelamaan akhirnya lexa bisa digunakan dengan hal ini. leon yang selalu menciumnya dan bahkan leon juga pernah melihat ayah kent kalah dia akan meminta lexa jika nanti besar. tapi kenyatanya berkata lain leon meninggalkannya di sini, leon tidak menjaganya dan tidak memenuhi janjinya pada ayah. Memang kenapa lexa sangat benci dengan leon. dia pembohong besar. dan sekarang dia kembali.  "alexa".  alexa terjingkat kaget dia sedang menutup laptop itu dna menghadap guru yang terkenal sedang berkacak nilai di depan saja. dengan gugup lexa pun berdiri menatap seisi kelas ini yang langsung menatapnya. "ada apa ya pak?" tanya lexa sesantai mungkin. "Dari tadi aku melihatmu dan kau nampak tidak fokus. Ada apa denganmu". katanya lexa menunduk guru itu benar-benar dia nampak tidak fokus karena terlalu banyak mendukung leon. "maaf pak, coba aku harus ke toilet untuk membasuh muka aku". "Ya, kamu harus melakukan itu agar kamu terlihat fokus, keluarlah dan jangan lupa kembali". lexa mengangguk dia pun langsung keluar dari kelas dan menuju toilet. membasuh kali lipat hingga kedua tanganya menumpu di pinggiran westafle. lexa menarik nafasnya lambat dan menghembuskanya secara lengkap juga. Sebaliknya, menuju kelas lexa menuju ke atap. memejamkan mata seakan menikmati angin sepoy sepoy yang menerpa perubahan. sampai lexa pun dari pelukan dari Arah belakang. Jika Anda tidak memiliki cukup parfum dengan parfum orang ini, walau dia tidak pernah bertemu dengan berapa tahun yang lalu. "ngapain lo kembali. harusnya lo pergi jauh dan jangan kembali lagi". kata lexa melepaskan pelukan itu. leon. ya dia adalah leon yang entah dari mana ada di sana mungkin dia dapat lexa dari kelas sampai di sini "jawab seneng gue balik malah kayak gitu". dengus leon. "lo kan tau gue benci sama lo. malah gue berharap kalau gue gak akan pernah ketemu sama lo". "lo itu kenapa sih marah sama gue, salah gue apa?" tanya leon. lexa mendengus dia tidak menjawab lebih baik dia pergi dari sini dari oada harus berhadapan dengan leon yang akan membuat dia darah tinggi lexa terus melangkah ke taman sekolah ini. dia duduk dengan tangan yang mengacak rambutnya. jujur saja dia jadi lexa yakin leon tidak akan kembali dia lepas dari dia kembali "Coba aja kalau dunia ini gaada hukum, sih sama surga gak gue doang yang lewat udah gue musnah beneran dia". dumel lexa sebal. lexa menatap pemandangan taman ini dan telawatir horor saat tertuju pada bapak tua dengan rambut putih di bagian belakang. melihat mendelik saat melihat ada empat orang yang berjejer rapi di panggil. sudah di percakapan anak itu bolos pelajaran terbaik dan di hukum. lexa berdiri dengan pelan walau dia juga tau bapak botak tak tahu itu. dengan seribu bayangan lexa pun melepaskan diri dari taman ini. dia pun memilih pergi ke perpustakaan untuk menarik diri.  untung saja perpus ini sepi dan tidak ada guru yang jaga. atau mungkin guru itu tengah ria di ruang BK. "yang penting aman". dumel lexa kembali di antara rak buku. lexa duduk di pojok.an dengan banyak buku yang dia ambil. walau pun tak ada satu buku yang dia baca di sini hanya untuk menutup sendiri dari guru atau murid yang masuk ke perpustakaan ini berangkat. sampai lama kelamaan mata lexa menjadi berat dan dia tetap ngantuk dan tertidur. ******* berbeda dengan leon hang sejak tadi emncati lexa tapi nyatanya lexa sama sekali emgak ada. dia malah bertemu dengan pak botak dengan rambut putih di bagian belakang. untuk membuat dia harus di hukum satu jam lamanya berjemur di lapangan. sebelumnya dia tidak salah lihat jika lexa juga ada di taman, tapi dia kabur dan sekarang leon mencarinya. untung saja perbaikan karena KBM masih berlangsung. tadi leon memang sengaja membuntuti lexa sampai di toilet, dia hanya mengintip tidak sampai dan leon juga tau jika lexa tadi seperto orang frustasi. sejak pelajaran tadi leon juga tau jika lexa nampak tak fokus dengan satu vidio pribadi dan juga lexa waktu mereka masih kecil. entah apa yang membuat lexa tidak fokus dengan hal itu. tapi leon cukup senang saat lexa masih menyimpan vidio masa kecilnya bersama dengan lexa.  padahal leon hanya ingin melepaskan rindu bersama dengan lexa yang ada dia malah marah dan pergi leon pun memutuskan masuk ke dalam perpustakaan saat melihat ada guru yang mau lewat dia pun bersembunyi di balik rak buku agar tidak ada yang tau. sampai mata leon menatap sepatu terbuka dengan banyak buku di sampingnya. leon mengeryit jika hantu engak mungkin kan, atau jangan jangan korban pemerkosaan atau engak korban pembunuhan di sini. mendadak leon pun menjadi merinding di sini dengan lega dan menantang yang ada leon pun langsung berjalan lolos sepatu itu. di tatapnya dari samping kiri dan kanan tidak ada darah sama sekali dan pakaiannya pun bersih dan rapi malah terlihat wangi. leon pun mulai mengambil buku yang ditutup wajah gadis itu dan terkejut saat tau siapa yang ada di sana "lexa". panggil leon lirih.  dia pun langsung mengecek nafas lexa masih ada atau engak, denyut nadinya masih atau engak dan ternyata masih ada semua tanda kalau lexa masih hidup Hinga lexa yang merasa terganggu dengan tidurnya pun langsung membuka mata dan  kaget saat melihat leon berjongkok di hadapannya "ngapain lo ke sini". teriak lexa tanpa sadar. "ssstty kita bisa ketahuan kalau di sini". ucap leoningatkan. lexa mendengus dia jadi lupa kalau saat ini dia bisa di perpustakaan yang sepi. "lo ngapain di sini, pergi sono lo" usir lexa dengan suara pelan. "gue nyariin lo," "mau ngapain sih nyariin gue"  "lo masih marah sama gue. salah guebl apa sih sama lo". lexa mendengus dia paling engak suka menjelaskan. tanpa banyak tanya lexa pun berdiri tapi di tahan oleh leon dan membaut lexa kembali duduk.  "apaan sih gue mau pergi" ketus lexa.  "jelasin dulu kenapa lo benci banget sama gue" "rasa benci ITU manusiawi, Jadi kalau gue benci sama lo tanya sama Diri lo kenapa gue benci sama lo" lexa memilih Pergi bersamaan DENGAN ITU Suara bel pun berbunyi Tanda JIKA jam Istirahat Sudah di Mulai. dengan cepat dia pun keluar perpustakaan sebelum ada guru yang tau. begitu juga dengan leon yang langsung ikut perpustakaan saat melihat banyak anak yang berlalu lalang di koridor perpustakaan ini. ****** "ya ampun alexa cubit gue, cubit gue alexa gue mimpi apaan sih bisa satu kelas sama bts. ya tuhan laki gue" kata Shea heboh. alexa memutar bola mata memandangi Shea dan juga Ashley yang heboh sendiri sejak tadi. alexa juga yakin jika mereka berdua tidak mengerti saat pelajaran di mulai. apa lagi satu kelas yang mendadak sesekali menikmati perhatian ketujuh murdi baru itu. Tentu saja hal itu membuat alexa naik duduk mengingat alexa di kelilingi ketujuuh orang itu. untung sjaa tadi dia izin keluar toilet dan gak harus ikut pelajaran selama tiga jam lamanya. "ya ampun gue pena bungkus bawa pulang". kata Ashley kembali heboh. "kalian berdua kenapa sih heboh banget dari tadi, berisik tau gak". kata alexa sebal. gimana engak sebal jika sejak tadi yang di bahas pun hanya bts saja. dan hal itu mampu membuat telinga alexa panas. dia benar-benar engak suka dengan hal ini.  "ya ampun lex kita tuh lagi seneng aja sama mereka bertujuh gila satu kelas, padahal semalam gue baru nonton konsernya" kata shea. "iya pagi ini malah di kejutkan kita satu kelas sama mereka. betah gue lama di kelas pokok kalau ada mereka" kata Ashley. alexa tidak suka apa sih istimewanya mereka? perasaan juga biasa aja di sini. alexa menulikan telinganya saat kantin ini yang tadinya sepi menjadi ramai. Tentu saja karena ulah ketuju anak baru itu yang membuat sekolah ini heboh.   "Ya ampun, aku masuk kemari. Aku harus terlihat cantik". kata Shea berbinar. "dasar gila". kata alexa sebal. dia pun bangkit dari duduknya dan berlalu, tetapi baru beberapa langkah tiba tiba saja kaki alexa tersandung dan membuat dia hampir saja terjungkal kebelakang jika tidak ada orang yang beralihnya ke belakang. alexa mendongak menatap ke belakang siapa yang tengah mengalihkannya. ternyata leon. seketika itu juga dia melepaskannya dari pelukan leon dan berlalu begitu saja. tidak peduli banyak orang di sini yang berseru, apa lagi para wanita dan juga pria yang selalu mendesah sebal karena punya saingan dan bakalan sulit mendapatkan wanita yang sekolah di sini. leon yang di perlakukan seperti itu pun tersenyum kecil lalu berjalan kembali bersama dengan yang lain. berbeda dengan alexa dia pun membeli sebungkus biskuit coklat dan dikirim ke meja semula. "ya ampun lex sumpah di lihat dari deket mereka ganteng banget". kata shea meracau alexa hanya meliriknya saja dia tidak peduli dengan hal itu. yang penting yaa dia makan kenyang udah.  alexa buka bungkus biskuit itu dan bikin Shea dan juga Ashley menoleh. sambil membulat seketika saat apa yang di makan alexa. "Lo mau bunuh diri apa, lo kan alergi coklat". kata Ashley mencoba merebut biskuit itu tapi di tahan oleh alexa. "Kenapa sih gue makanya cuma dikit". jawab alexa.  "ya tapi ini coklat lex, alergi lo bisa kambuh". kara Shea sedikit berteriak.   Tentu saja semua anak langsung menatap ke arah mereka bertiga. Dilengkapi axcel dan juga leon yang langsung berdiri dan menghampiri meja alexa di ikut dengan yang lain.   "Kenapa sih" tanya leon menghadap Ashley dan juga shea yang heboh.  "le-leon i-ini--" kata Ashley terbata sambil menunjuk alexa yang sibuk menerima biskuitnya seketika itu juga kapak langsung mengambil biskuit itu dan membeli dengan leon di campur dengan yang lain. "kenapa di abisin sih" "pengen lo itu aneh, udah tau gak bisa makan coklat  ngapain di makan sih dek, cari penyakit aja". jawab axcel pelan dan membuat alexa cemberut.  Tentu saja memungkinkan untuk menukar semua orang dengan melihat alexa dan juga axcel berganti, "lihat nih tangan lo udah merah merah kan, bentar lagi pasti bakalan butuh". kata leon menunjuk tangan alexa yang mulai memerah.  di leon dan juga axcel yang sibuk dengan alexa, di situlah Ashley, Shea, Lucas, Dominic, michael, bryan dan juga Jackson pun tampak mereka aneh. Mereka seperti sudah kenal lama dan saling kenal. pikir mereka. apa lagi tau kalau lexa anti coklat. apa lagi leon yang langsung mengendong alexa ala bridal style dan membuat satu kantin ini berteriak. "leon turunin gue". "kita ke rumah sakit, gue gak mau lo kenapa napa" kata leon. "kaka sama sama temen lo, gue benci dia". teriak alexa lagi saat dia sudah sedikit lagi. axcel pun tersenyum. "dasar bocah Dari dulu gak ada akur alurnya". dumel axcel dan berlalu. "Kaka?" beo Ashley. "maksutnya axcel kakanya alexa?" beo shea juga bingung. axcel yang tau wajah bingung merwka pun hanya tertawa kecil lalu mengidikkan bahunya tandannika dia tidak tau. lalu berjalan pergi Mainkan leon dna juga lexa. "kalian mau ikut engak ke rumah sakit atau engak? temen lo kan lagi sakit" kata Jackson membuat Ashley dan juga dia tersadar. "eh". nata Ashley. "ngikut". jawab shea berbinar lagian kapan saja lagi satu mobil sama mereka, jalan gila bareng kayak ratu yang lagi di kawal banyak pengawal TBC. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD