CHAPTER 14

1353 Words

Elina masih setia menunggu Aksa. Karena Elina takut, jika ia pulang dan Aksa ternyata datang dan ia tak ada, itu akan membuat Aksa kecewa. Elina sampai tidak memperdulikan tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan dan wajahnya yang sangat pucat. Dengan sabar Elina menunggu Aksa. Setelah satu jam menunggu, akhirnya kesabaran Elina pun terbayar, orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang. “Elina.” Panggil Aksa saat melihat Elina duduk sendiri. Elina menoleh ke arah Aksa dengan wajah pucat. “Heeiii.” “Maaf, aku sangat terlambat Elina.” “Tidak papa. Memangnya kau darimana?” “Nana memintaku mengantarnya ke toko buku.” “Ahh.. Nana.” Elina sangat sakit hati mendengar kata Nana. Lagi dan lagi, Aksa membuktikan bahwa Nana lebih penting dari dirinya. Elina ingin marah namun ia menahannya. La

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD