Pernikahan

1243 Words
Keesokan harinya Ratna langsung menemui Saskia untuk meminta jawaban darinya. "Saskia, bagaimana apa keputusanmu?" tanya Bu Ratna sambil membelai Rambut Saskia. "Baiklah Bu, Saskia setuju untuk menikah," jawab Saskia. Saskia terpaksa menyetujui permintaan Ratna karena ia merasa berhutang budi padanya yang sudah membiayai pemakaman kedua orang tuanya. "Terima kasih ya Sayang.” Bu Ratna memeluk Saskia, Dalam hati ia tersenyum bahagia sebentar lagi ia akan menikmati semua harta kekayaan mertuanya itu. "Baikah sekarang kau pakai ini, setelah itu kita pergi ke Rumah Sakit.” Bu Ratna memberikan Saskia baju Kebaya yang sangat cantik beserta selendangnya. "Maksud ibu, Saskia akan menikah sekarang?" tanya Saskia bingung. "Iya Sayang, kamu akan menikah sekarang langsung di hadapan Kakek Tirta sebelum Kakek Tirta meninggal," jawab Bu Ratna dengan senyum terus mengembang di bibirnya. Saskia menganggukkan kepalanya mengerti, ia lalu mengganti pakaiannya. Sementara itu, Bu Ratna menunggunya di luar bersama Abyan yang sudah bersiap terlebih dulu dengan memakai kemeja putih dan setelan jas hitam lengkap dengan Kopiahnya. Setelah selesai mengganti pakaian dan memakai riasan sederhana di wajahnya, Saskia kemudian keluar dari kamarnya. Saskia terlihat begitu sangat cantik dengan balutan kebaya dan senyum manis yang selalu terpancar di wajahnya. "Duh...cantiknya calon menantuku," puji Bu Ratna saat melihat penampilan Saskia. "Terima kasih Bu," Saskia tersenyum. "Ya sudah, Ayo kita ke Rumah sakit sekarang!". Bu Ratna lalu berjalan keluar terlebih dulu kemudian di ikuti oleh Abyan dan Saskia masuk ke dalam mobil menuju Rumah sakit, dalam perjalanan Abyan dan Saskia hanya saling menatap satu sama lain. "Abyan, Saskia kalian sudah berkenalan?" tanya Bu Ratna. Abyan dan Saskia menjawab kompak dengan menggelengkan kepala mereka. "Astaga, jadi dari kemarin kalian belum berkenalan, ya sudah sekarang kalian berkenalan!" perintah Bu Ratna. Abyan kemudian menyodorkan jabatan tangannya terlebih dahulu kemudian di sambut oleh Saskia. "Abyan.” "Saskia.” Ucap singkat keduanya, tanpa terasa mereka sudah tiba di Rumah sakit. Abyan dan Saskia lalu turun dari mobil bersama Ratna kemudian mereka masuk ke dalam Ruang rawat Kakek Tirta. Disana terlihat sudah ada Pak Rendi selaku pengacara Kakek Tirta yang sebagai saksi juga hadir wali hakim yang akan mewakilkan dari pihak pengantin wanita, juga pak Anton Suami dari Ratna dan Pak Penghulu yang akan menikahkan Abyan dan Saskia. "Bagaimana, Apa bisa kita mulai acara pernikahannya?" tanya penghulu itu. "Iya Pak, tentu saja kedua mempelai sudah siap," jawab Bu Ratna tersenyum. Abyan dan Saskia lalu di sandingkan bersama, Kemudian penghulu itu menjabat tangan Abyan tepat di hadapan Kakek Tirta dan Abyan mulai mengucapkan ijab kabulnya. "Saya terima Nikah dan kawinnya Saskia Dwi Fahira binti almarhum Harun Kusdi dengan mas kawin seperangkat alat Shalat di bayar Tunai," ucap Abyan dengan suara lantang. "Bagaimana Saksi?" "Sah, sah," jawab Pak Rendi dan Pak Anton bersamaan. Lalu penghulu itu membaca Doa setelah pernikahan, kemudian Abyan memasang cincin di jari Saskia begitu pun sebaliknya Saskia memasang cincin di jari Abyan lalu mencium punggung tangan Abyan dan Abyan mencium kening Saskia. "Sekarang kalian sudah resmi menjadi Suami Istri," ucap Penghulu itu. Setelah Pernikahan Pak Rendi langsung memberikan surat pengalihan harta Kakek Tirta kepada Saskia untuk di tandatangani, Saskia yang tidak mengerti apa pun menandatangani surat itu. Ratna dan Anton tersenyum bahagia karena mereka berhasil mendapatkan semua harta Kakek Tirta. meskipun semua harta itu menjadi atas nama Saskia, Ratna dengan mudah mengambil semua yang ia inginkan dari Saskia. "Pak Anton, Bu Ratna tugas Saya sudah selesai. Saya Pergi dulu," pamit pak Rendi. "Iya Pak terima kasih banyak," sahut Anton menjabat tangan Pak Rendi. Pak Rendi menganggukkan kepalanya kemudian berjalan keluar bersama penghulu dan wali hakim meninggalkan Rumah Sakit. Saskia perlahan mendekati Kakek Tirta yang masih belum tersadar dari komanya. "Kakek, Saskia mohon doa restunya," ucap Saskia mencium tangan Kakek Tirta. Ratna diam-diam tersenyum licik saat melihat Saskia, ia merasa beruntung sudah menemukan gadis yang baik hati dan polos seperti Saskia sehingga dengan mudah ia bohongi. "Saskia, kakek Tirta pasti merestui pernikahan kalian.” Bu Ratna mendekati Saskia sambil memegang lengannya. "Iya Bu," Saskia tersenyum. "Saskia jangan panggil Ibu lagi, sekarang panggilnya Mama saja sama seperti Abyan, karena sekarang kau sudah menjadi Menantu Mama," pinta Bu Ratna. "Iya Ma," sahut Saskia. Ratna dan Saskia tersenyum bersama dan saling menggenggam tangan satu sama lain. "Saskia!" panggil Abyan. "Saskia, kau di panggil suamimu, Mama dan Papa keluar dulu ya sebentar titip Kakek," pamit Bu Ratna. Saskia menganggukkan Kepalanya, lalu menghampiri Abyan yang duduk di sofa. sedangkan Ratna dan Anton berjalan keluar dari ruang rawat kakek Tirta. "Iya, ada apa Mas?" tanya Saskia. "Saskia, cepat belikan aku makanan aku lapar!" perintah Abyan. "Mas Aby mau makan apa?" tanya Saskia lagi. "Apa saja, cepat ya gak pakai lama," jawab Abyan sedikit ketus. "Iya Mas Aby," jawab Saskia tersenyum. Saskia yang masih memakai kebaya berjalan keluar sesekali ia mengangkat sedikit Roknya yang sempit agar memudahkannya berjalan. "Beli makanan apa ya untuk Mas Aby," guman Saskia bingung. Saskia melihat kesana kemari mencari penjual makanan tetapi ia tidak menemukannya, dari kejauhan Saskia melihat ada satu kedai burger yang terletak sedikit jauh dari Rumah sakit. Akhirnya Saskia memutuskan untuk membeli burger saja untuk suaminya. Setelah membeli burger, Saskia lalu kembali ke ruang rawat kakek Tirta. "Mas Aby, ini makanannya," Saskia memberikan sebungkus burger. "Kenapa cuma beli satu?" tanya Abyan. "Itu karena aku masih kenyang Mas, tadi pagi sudah sarapan sebelum Mama datang menemuiku di kamar," jawab Saskia. "Yang bilang untukmu Siapa? Aku masih lapar belikan satu lagi sana!" perintah Abyan lagi. "Tapi Mas, kedai burger itu jauh bila aku harus kembali kesana.” "Aku tidak mau tahu, cepat pergi sana!". Abyan sedikit mendorong tubuh Saskia. "Iya, Iya. Mas Aby tunggu sebentar aku belikan lagi," jawab Saskia. Saskia kembali membelikan Burger untuk Abyan, setelah menunggu 15 menit Saskia baru mendapatkan burger nya karena banyak orang yang juga membeli burger. "Ini Mas makanannya," Saskia kembali menyodorkan sebungkus burger kepada Abyan begitu sampai di ruang rawat kakek Tirta. "Kenapa lama sekali?" "Tadi Aku menunggu Mas karena ada banyak orang yang beli juga," jawab Saskia. "Ambilkan aku minum!" perintah Abyan lagi. "Minumnya 'kan ada di dekat Mas Aby, Mas Aby bisa ambil sendiri," sahut Saskia. "Aku bilang ambilkan!" ucap Abyan sedikit keras. "Iya, iya Mas, aku ambilkan.” Saskia menghela napasnya sebentar lalu mengambilkan minum untuk Abyan. tidak lama kemudian Ratna dan Anton kembali ke Rumah Sakit. "Ma, Aku pergi dulu ya, sudah di tunggu sama Doni dan Axel," pamit Abyan. Setelah menghabiskan Burger nya. sebelumnya Abyan sudah berjanji untuk bertemu temannya kemarin. "Iya, istrimu tidak di ajak sekalian?". "Saskia tidak mau ikut Ma," jawab Abyan lalu melangkahkan kakinya keluar. "Ya ampun Mas Aby siapa yang tidak mau, jelas-jelas mas Aby tidak ada mengajakku," guman hati Saskia. "Saskia, Kamu kenapa Sayang?" tanya Bu Ratna menghampiri Saskia yang terdiam dan duduk di sebelahnya. "Ma, Apa sikap Mas Aby memang seperti itu ya orangnya?" tanya Saskia. "Apa Maksudmu Saskia? Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?" tanya Bu Ratna heran. "Saskia tidak bermaksud apa-apa Ma, tadi mas Aby meminta di belikan makanan setelah itu Mas Aby minta di ambilkan minum padahal jelas-jelas air minumnya berada di sebelahnya tapi malah meminta Saskia untuk mengambilkannya," jawab Saskia. "Saskia, Abyan memang orangnya seperti itu, dulu masih kecil ia sangat di manja dan sudah terbiasa di layani sampai sekarang. Maafin sikap Abyan ya, dia memang sudah dewasa tapi sikapnya masih seperti ke kanak-kanakan," ucap Ratna menjelaskan. Saskia menganggukkan kepalanya mengerti dan mencoba memahami sikap Abyan. "Saskia, kau harus lebih sabar ya menghadapi Abyan, Mama yakin lama-lama kau akan terbiasa,". "Iya Ma," sahut Saskia tersenyum. Saskia lalu berniat ingin membuat sikap suaminya itu berubah menjadi lebih dewasa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD