Makan Malam

1210 Words
Di tempat berbeda Abyan baru saja tiba di Cafe Gardenia dimana Doni dan Axel teman Abyan sudah menunggunya, Abyan lalu masuk ke dalam Cafe tersebut. "Hei...Byan!" panggil Axel pria blasteran Indo dan Afrika. Abyan langsung menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya dan menghampiri teman-temannya. "Byan, lo dari mana? rapi amat kayak calon pengantin," ledek Doni. Saat melihat penampilan Abyan yang tidak seperti biasanya memakai kaos dan celana jeans. Axel yang mendengarnya langsung tertawa. "Iya, Gue habis Nikah," jawab Abyan. "Ah, yang Bener lo Byan?" Doni menyenggol bahu Abyan tidak percaya. "Iya Bener, Gue baru aja Nikah tadi pagi." Dengan santai Abyan menjawab pertanyaan teman-temanya itu sambil menyeruput Es Cappuccino milik Axel. "Byan, lo nikah sama siapa? Setahu Gue bukannya lo gak punya pacar?" tanya Axel ingin tahu. "Apa jangan-jangan lo nikah sama Laras, wanita yang mengejar-ngejar lo itu," sambung Doni. "Bukan, tapi sama wanita pilihan Mama. sebenarnya Gue itu terpaksa nikah sama Dia demi harta warisan kakek, " Jawab Abyan. "Ah. Lo gitu Byan, nikah gak ngundang kita-kita," protes Axel. "Sudahlah itu gak penting, yang terpenting hari ini kita senang-senang. Kalian bisa pesan makanan apa aja nanti Gue yang bayar!". "Yang Bener Byan?" tanya Axel. "Iya, kapan Gue pernah bohong," jawab Abyan sambil menoyor kepala Axel. Axel dan Doni langsung memesan banyak makanan untuk mereka. Abyan menghabiskan waktunya bersama teman-temannya dengan bermain game Online yang biasa mereka mainkan. Sampai sore hari tiba Abyan kemudian memutuskan untuk pulang ke Rumah. "Axel, Doni, Gue cabut duluan ya!" pamit Abyan. "Oke, jangan lupa nanti malam datang ke klub jam 9," ucap Doni mengingatkan. "Siap Bro!" sahut Abyan lalu berjalan keluar meninggalkan Cafe. Sementara itu setelah seharian berada di rumah sakit, Bu Ratna lalu menyuruh Saskia untuk kembali ke Rumah karena hari sudah mulai gelap. "Saskia, sudah sore sekarang kau pulang ya ke Rumah naik taksi." "Iya Ma, kalau begitu Saskia pamit pulang dulu." Saskia mencium punggung tangan Bu Ratna dan Pak Anton lalu berjalan keluar Rumah sakit menunggu taksi yang lewat. Tidak lama menunggu sebuah mobil Taksi terlihat dari kejauhan, Saskia melambaikan tangannya memanggil taksi tersebut. Taksi itu kemudian berhenti tepat di hadapan Saskia. "Mau kemana Mbak?" tanya Sopir taksi. "Mau pulang Pak, ini alamatnya." Saskia memberikan alamat rumah Bu Ratna yang sudah ia tulis di secarik kertas sebelumnya kepada Sopir taksi. Sopir Taksi itu kemudian melajukan mobilnya menuju alamat itu, 30 menit kemudian Saskia tiba di Rumah Bu Ratna. Saskia lalu masuk ke dalam rumah menuju kamarnya, rasanya ia sudah tidak sabar ingin cepat mandi karena sudah gerah dengan baju kebaya yang ia kenakan. Belum lama Saskia sampai di rumah, Abyan juga tiba di Rumah. Saskia yang baru saja selesai mandi langsung segera menemui suaminya. "Mas Aby dari mana?" tanya Saskia. "Dari Cafe. Sudah sana cepat siapkan Air hangat aku mau Mandi!" perintah Abyan. "Iya Mas," sahut Saskia. Kemudian berjalan ke kamar Abyan menyiapkan Air hangat untuk Suaminya, setelah selesai Saskia keluar dari Kamar mandi. "Siapkan pakaianku sekalian!" perintah Abyan lagi. Saskia menghela napasnya sebentar lalu mengambil pakaian Abyan di dalam lemari dan meletakkannya di atas tempat tidur, kemudian Saskia keluar dari kamar Abyan. Tetapi baru beberapa langkah, terdengar lagi suara Abyan memanggilnya. "Saskia, Ambilkan handukku!" teriak Abyan dari dalam kamar mandi. "Iya Mas Aby," sahut Saskia kembali masuk ke kamar dan mengambil handuk untuk Abyan. "Mas ini handuknya," Saskia mengetuk pintu kamar mandi. "Masuk saja tidak di kunci!" teriak Abyan lagi. Saskia masuk ke dalam kamar mandi sambil menutup matanya, Abyan lalu mengambil handuknya dari tangan Saskia dan memakainya. "Sudah, buka matamu!". Saskia membuka matanya perlahan dan melihat Abyan sudah berjalan keluar dari kamar mandi, lalu ia mengikutinya dari belakang. "Cepat sekali mas Aby mandinya, apa ia cuma cuci muka saja," batin Saskia. Saskia lalu duduk di ranjang sambil menunggu Abyan memakai pakaiannya. "Saskia, kau ngapain duduk di situ, Awas!" perintah Abyan. Saskia langsung menggeser duduknya menjauh sedikit dari Abyan. "Kau ngapain masih disini sana kembali ke kamarmu!" ucap Abyan mengusir Saskia. "Tapi Mas," ucap Saskia terasa berat. "Tapi apa! Sudah pergi sana!" bentak Abyan. "Iya, iya Mas." Saskia menundukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar Abyan. "Ganggu saja," gerutu Abyan. Abyan lalu mengambil ponselnya dan kembali bermain Game Online. "Serang, serang...Ah dasar bodoh," Decak Abyan berbicara sendiri dengan ponselnya. Sementara itu sehabis dari kamar Abyan, Saskia pergi menuju dapur untuk memasak makan malam. Terlihat di sana sudah ada Bi Sumi yang sedang memasak. "Bi Sumi, Saskia bantu ya!". "Jangan Non, nanti Bibi di marahi sama Den Abyan lagi." "Tidak apa-apa Bi, mas Aby gak akan marah." Saskia lalu mengambil sendok penggorengan dari tangan Bi Sumi. Bi sumi tersenyum melihat Saskia, mereka kemudian memasak bersama. Malam hari Bu Ratna dan Pak Anton pulang dari Rumah sakit, mereka tidak pernah menginap di rumah sakit menemani kakek Tirta, Bu Ratna selalu menyewa seorang Suster untuk menjaga kakek Tirta setiap malam. "Assalamualaikum!". "Wa'alaikum salam!" teriak Saskia dari dalam Rumah, kemudian ia berjalan membuka pintu depan. "Saskia kenapa lama sekali buka pintunya?" tanya Bu Ratna. "Maaf Ma, tadi Saskia sedang masak di dapur," jawab Saskia. "Ow ya sudah, Mama dan Papa mandi dulu sebentar setelah itu kita makan bersama." "Iya Ma," sahut Saskia. Bu Ratna lalu berjalan ke kamar menyusul Pak Anton yang sudah terlebih dulu pergi ke kamar, sedangkan Saskia menyiapkan makanan di meja makan. Setelah itu Saskia memanggil Abyan untuk makan malam bersama. "Mas Aby, ayo kita makan malam!" ajak Saskia. Tetapi Abyan diam saja tidak menanggapi Saskia, ia hanya fokus dengan benda pipih yang sejak tadi di pegangnya. "Mas Aby!" panggil Saskia lagi. "Aahh...berisik banget sih!" bentak Abyan. Saskia langsung tersentak kaget sambil memegang dadanya. "Ma. Maaf Mas," ucap Saskia lirih. Abyan langsung menyimpan ponselnya dan beranjak dari tempat tidurnya lalu keluar menuju meja makan. kemudian Saskia mengekorinya dari belakang. Bu Ratna dan Pak Anton sudah terlebih dulu duduk di meja makan menunggu Abyan dan Saskia. "Ayo kita mulai makan malamnya," ucap Pak Anton begitu Abyan dan Saskia duduk di meja makan. Bu Ratna lalu mengambilkan nasi dan lauk ke piring Anton, begitu pun juga Saskia mengambilkan nasi, lauk, dan sayur untuk Abyan. Mereka semua lalu makan dalam keadaan diam. "Abyan, Mama minta mulai besok kau harus pergi ke kantor, mengurus pabrik dan perkebunan kakek," ucap Bu Ratna setelah selesai makan. "Enggak Ma, Abyan gak mau kerja," sahut Abyan cepat. "Abyan mau sampai kapan kau tidak mau bekerja, saat ini cuma kamu satu-satunya harapan Mama." "Tidak Ma, sampai kapan pun Abyan tidak akan pergi ke kantor yang membosankan itu," ucap Abyan berlalu pergi keluar Rumah. Sebenarnya sudah sejak lama Kakek Tirta menyuruh Abyan untuk bekerja setelah ia lulus kuliah, tetapi Abyan selalu menolaknya. Menurut Abyan bekerja itu hanya akan membosankan dan menyita waktunya untuk bermain Game bersama teman-temannya. Ratna tidak pernah menasihati atau memarahi Abyan dengan kebiasaan buruknya, ia selalu menuruti keinginan Abyan. "Mas Aby, mau ke mana!" panggil Saskia. "Bukan urusanmu," sahut Abyan. Abyan lalu mengendarai mobilnya pergi menuju Klub malam yang biasa ia datangi setiap malam. Bu Ratna menghela napasnya dengan kasar, dari awal ia sudah tahu dengan jawaban Abyan. Bu Ratna terpaksa meminta Abyan bekerja karena Tirta sudah tidak bisa di harapkan kembali, selama ini yang bekerja adalah kakek Tirta sementara Anton tidak mau bekerja jika ia tidak menduduki jabatan tertinggi di kantor perkebunan. Kakek Tirta tidak ingin Anton yang bukan keluarganya memegang ahli Pabrik dan perkebunan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD