Trauma

1295 Words
Ratna terdiam, ia sedang berpikir bagaimana cara agar Abyan mau bekerja supaya pundi-pundi uangnya tidak akan habis. Melihat wajah Bu Ratna yang termenung membuat Saskia sedih, ia mengira Bu Ratna kecewa dengan sikap Abyan. "Ma, Maafin mas Aby ya, nanti Saskia coba bantu bicara sama mas Aby." Ucapan Saskia seketika membuat Ratna tersadar, ia lalu menoleh ke arah Saskia. "Astaga kenapa tidak terpikirkan olehku 'kan ada Saskia, aku bisa memperalatnya untuk bekerja," guman hati Bu Ratna sambil terus memandang Saskia. "Mama kenapa? Kok lihatin Saskia seperti itu?" tanya Saskia heran. "Tidak ada apa-apa Saskia. Ow ya Saskia, Bagaimana kalau kau saja yang mengurus pabrik dan perkebunan?". "Apa Ma, Saskia..!". "Iya Saskia, kau mau 'kan?" tanya Bu Ratna. Saskia terdiam sejenak, ia tidak tahu harus berkata iya atau tidak. Sementara itu Anton sedikit terkejut mendengar ucapan Ratna, ia menatap Ratna sambil berpikir rencana apa sebenarnya yang ingin di lakukan istrinya itu. Ratna yang melihat wajah Anton seperti sedang meminta penjelasan padanya, lalu ia diam-diam mengedipkan matanya ke arah Anton dan sesekali melirik Saskia. Anton tersenyum kecil, ia mulai mengerti apa maksud istrinya itu untuk membantu membujuk Saskia. "Bagaimana Saskia, kau mau 'kan?" tanya Bu Ratna lagi. "Iya Saskia, kau mau ya mengurus pabrik dan perkebunan. Abyan tidak mau bekerja sedangkan papa dan mama sibuk ke Rumah sakit menjaga Kakek Tirta," ucap Pak Anton menambahkan. Saskia menganggukkan kepalanya, ia tidak punya pilihan selain menerimanya karena suaminya tidak mau bekerja jadi ia yang harus menggantikannya. Saskia juga merasa tidak enak bila harus menolak permintaan ibu mertuanya yang sudah sangat baik kepadanya. Ratna dan Anton tersenyum senang, mereka tidak perlu susah payah memaksa Abyan untuk menuruti keinginan mereka. "Terima kasih Saskia," ucap Ratna sambil menggenggam tangan Saskia. "Iya Ma." Saskia tersenyum. "Ya sudah, kalau begitu mama dan papa istirahat dulu ya, besok pagi mama harus kembali ke Rumah Sakit." "Iya Ma," sahut Saskia. Ratna dan Anton lalu berjalan kembali kamar mereka sedangkan Saskia membersihkan meja bekas makan malam bersama Bi Sumi. Di dalam kamar berukuran besar Anton dan Ratna tertawa bersama karena berhasil memperalat Saskia demi keuntungan mereka. "Papa benar-benar tidak menyangka mama begitu pintar." Anton memegang tangan Ratna mengagumi kelicikan istrinya itu. "Tentu saja Pa, untuk apa kita memaksa Abyan kalau ada Saskia gadis polos itu." "Iya Ma, dengan begitu Papa bisa puas bermain judi dan Mama bisa puas belanja dan arisan. Kita tidak perlu takut uang kita akan habis." "Iya Pa, kalau uang kita habis, kita tinggal minta saja dari Saskia." Ratna tersenyum licik. Ratna dan Anton hanya memikirkan diri mereka sendiri, tidak ada sedikit pun rasa sayang di hati mereka kepada Saskia gadis yatim piatu itu. *** Sementara itu di Klub malam Abyan duduk sambil melihat orang-orang yang tengah asyik menikmati alunan music DJ, wajah Abyan masih terlihat kesal, ia terus meneguk sebotol Wine yang di pegangnya sejak tadi sampai isi dari botol tersebut hampir habis. "Lo kenapa Byan, Gue lihat lo kayak lagi ada masalah?" tanya Doni yang sejak tadi duduk di sebelah Abyan. "Gak mungkin Abyan ada masalah Don, Abyan itu lagi mikir mau pakai gaya apa malam ini main kuda-kudaan sama istrinya," sela Axel. Abyan yang mendengar ucapan Axel langsung menampiknya dengan sisa kacang kulit yang ada di atas meja. "Sialan lo Axel!". Axel dan Doni tertawa melihat Abyan yang mulai marah. "Jadi lo kenapa?" tanya Doni lagi. "Gue di suruh kerja," jawab Abyan malas. Mendengar jawaban Abyan. Doni dan Axel kembali tertawa, mereka tidak yakin Abyan mau bekerja karena mereka sudah tahu kebiasaan Abyan yang gila bermain game Online. "Bisa diam gak kalian," ucap Abyan marah. Doni dan Axel langsung menghentikan tawanya takut Abyan akan mengamuk. "Tapi serius Lo Byan mau kerja?" tanya Doni. "Ya enggak lah, itu tidak akan terjadi dan kalian pasti sudah tahu alasannya." Abyan lalu meneguk isi terakhir dari botol Wine itu sampai tandas, dan kini ia mulai tidak sadarkan diri sebab terlalu banyak minum. "Byan, Lo sudah mabuk. Sebaiknya Lo pulang sekarang!" saran Doni. "Gue masih mau disini," sahut Abyan sambil memejamkan matanya. "Abyan, Lo jangan keras kepala, lebih baik Lo pulang biar Gue akan yang akan menyetir mobil Lo," ujar Axel. "Tidak perlu, Gue bisa pulang sendiri." Abyan lalu beranjak dari duduknya lalu berjalan sempoyongan keluar dari Klub sambil memegang kepalanya yang mulai terasa pusing. Axel dan Doni yang melihatnya merasa khawatir jika Abyan membawa mobil sendiri, mereka lalu menyusul Abyan dan mengantarkannya pulang ke rumah. Di rumah Saskia terus menunggu Abyan pulang, ia merasa cemas karena sudah hampir tengah malam suaminya masih belum pulang juga. "Non Saskia belum tidur?" tanya Bi sumi yang tanpa sengaja melihat Saskia saat hendak mematikan lampu dapur. "Belum Bi, Saskia masih menunggu Mas Aby pulang," jawab Saskia. "Sebaiknya Non Saskia tidur saja, dari dulu Den Abyan kalau pulang selalu larut malam," ujar Bi sumi. "Tidak Bi, aku tetap akan menunggu mas Aby pulang," ucap Saskia kekeh dengan keinginan nya. "Ya sudah, kalau begitu Bibi istirahat duluan ya Non." "Iya Bi," sahut Saskia. Saskia lalu duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya terdengar suara mobil di depan Rumah. Saskia yakin kalau Abyan sudah pulang, ia lalu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu depan. Betapa terkejutnya Saskia begitu melihat Abyan yang sudah tidak sadarkan diri dan di bopong oleh Axel keluar dari mobil. "Mas Aby kenapa?" tanya Saskia cemas. "Abyan tidak apa-apa, ia hanya mabuk," jawab Doni. Abyan lalu di bawa masuk sampai ke kamarnya. "Terima kasih ya, sudah mengantar mas Aby pulang," ucap Saskia sambil menundukkan kepalanya. "Iya, kalau begitu kami pulang dulu dan ini kunci mobil Abyan," pamit Doni dan Axel. Saskia menganggukkan kepalanya sambil menerima kunci itu. Setelah itu Doni dan Axel berjalan keluar meninggalkan rumah Abyan. Saskia kemudian melepaskan sepatu yang masih melekat di kaki Abyan dan membenarkan selimutnya. "Huwaa...aku ngantuk banget," guman Saskia menutup mulutnya yang terus menguap. Ketika hendak kembali ke kamarnya tiba-tiba saja Abyan berteriak ketakutan memanggil papanya dengan mata yang masih tertutup. "Papa, papa, papa!". Saskia yang mendengarnya langsung kembali menghampiri Abyan dan menenangkannya. Abyan menggenggam kuat tangan Saskia seolah tidak ingin jauh darinya. "Apa yang sudah terjadi denganmu Mas, kenapa kau terlihat ketakutan seperti ini," guman Saskia. Mengusap keringat dingin yang keluar di dahi Abyan, Saskia merasa tidak tega meninggalkan Abyan lalu ia memutuskan untuk tidur di kamar Abyan dan menemaninya. **** Pagi hari suara azan subuh mulai terdengar, Saskia perlahan membuka matanya dan bersiap untuk bertemu dengan sang Khalik. Saskia menarik tangannya pelan supaya Abyan tidak terbangun. Saskia bergegas kembali ke kamarnya dan mandi lalu menjalankan Sholatnya dengan khusuk, Saskia berdoa untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal dan untuk suaminya agar ia bisa menerimanya sebagai istri. Setelah selesai Shalat Saskia kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan sebelum ia berangkat ke kantor karena hari ini Saskia akan mulai bekerja. "Mau masak apa Non?" tanya Bi Sumi yang baru saja datang ke dapur. "Mau masak Nasi goreng, Bi," jawab Saskia tersenyum. Bi sumi lalu membantu Saskia memasak, ia menghaluskan semua bumbu sementara Saskia menyiapkan nasinya dan menghidupkan kompor menunggu minyak panas. Saat sedang menunggu Saskia lalu teringat kejadian tadi malam, ia masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kenapa mas Aby terlihat begitu ketakutan. Tanpa sadar Saskia melupakan minyak di dalam kuali yang sudah panas. “Non Saskia, itu minyaknya sudah kepanasan!” pekik Bi Sumi seketika membuat Saskia tersadar. "Astagfirullah hal Adzim!” Saskia terkejut. Melihat asap yang sudah mengebul di atas kuali, dengan cepat Saskia mematikan kompor sebelum kompor itu meledak. “Maaf ya Bi, Saskia lupa tadi.” “Iya Non, tapi Non Saskia kenapa kok bisa sampai kelupaan gitu?”. “Saskia, teringat Mas Aby tadi malam yang tidur sambil mengigau ketakutan, Bi.” “Ow itu sudah biasa Non, Den Abyan sering seperti itu. Den Abyan masih trauma karena kehilangan Tuan Abimanyu.” “Siapa Abimanyu Bi?” tanya Saskia ingin tahu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD