Satu

2187 Words
Jauh sebelum Dunia diciptakan, para malaikat dan iblis hidup berdampingan. Hingga akhirnya Dunia pun diciptakan, manusia diturunkan, malaikat dan iblis bekerja sama untuk menjaga keseimbangan Dunia. Iblis yang saat itu memiliki jumlah lebih banyak, tentu saja bisa menjaga Dunia dengan lebih baik, sehingga mereka mendapat kuasa baruㅡ yaitu bisa membaca pikiran dan isi hati makhluk lain. Iblis pun mulai berambisi, mereka selalu melakukan apapun agar bisa mendapat kuasa baru dari Sang Pencipta. Malaikat tentu saja diam-diam merasa iri, beberapa dari mereka bahkan menaruh benci. Saat itu, salah satu iblis baru saja kembali dari Dunia dengan keadaan marah karena tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik. Dan saat dua malaikat melewatinya, dia bisa mengetahui jika malaikat itu menaruh rasa iri dan benci padanya. Tak disangka saat kedua malaikat itu sudah cukup jauh dari iblis, iblis membuat pisau dari bara api yang ada di tubuhnya untuk membunuh malaikat dari belakang. Kegaduhan pun terjadi, Sang Pencipta yang murka mengusir iblis dari Langit. Dia juga menghilangkan kekuatan iblis yang bisa membaca pikiran dan isi hati makhluk lain, membuat para iblis menjadi lemah karena harus terus memperpanjang hidupnya, dan membuat derajatnya lebih rendah dari manusia. Iblis bahkan harus tinggal di bawah manusia, di alam yang berbeda, yaitu Neraka. Iblis tentu saja tidak terima. Mereka pun meminta untuk menyerap jiwa manusia agar bisa memperpanjang hidupnya dan mereka berjanji akan terus mengganggu malaikat dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga keseimbangan Dunia. Sang Pencipta menyetujui, iblis pun pergi dari Langit dan tidak akan pernah bisa kembali. Malaikat yang saat itu tidak mengerti kenapa Sang Pencipta menyetujui permintaan iblis pun bertanya apa alasan Sang Pencipta. "Dunia akan hancur oleh manusia dan iblis yang akan memusnahkan mereka. Tugas kalian adalah menjaga keseimbangan keduanyaㅡ menjaga keseimbangan dua alamㅡ Dunia Manusia dan Neraka." Kuasa membaca pikiran dan isi hati makhluk lain pun Sang Pencipta berikan pada malaikat yang saat itu sedang berduka. ... Derik suara jangkrik terdengar. p*********n para iblis oleh malaikat baru saja terjadi. Banyak iblis yang melewati batas, mereka menyerap jiwa manusia terlalu banyak. Padahal satu jiwa manusia bisa bertahan untuk waktu satu minggu. Ketidakseimbangan terjadi karena para manusia yang mati selalu ditawarkan hal-hal yang menarik untuk ikut ke Neraka. Tentu saja sulit melawan tipu daya iblis, terlebih bagi mereka yang selama di Dunia selalu haus akan sesuatu. Selama ini, iblis menepati janjinya dan malaikat pun terus menjalankan tugasnya untuk tetap menjaga keseimbangan Dunia. Galindra Leoniel, Raja Iblis yang telah memimpin kerajaan selama satu abad terakhir tentu saja tidak suka karena malaikat mengusik wilayahnya. Sang Raja pun meminta malaikat membuat perjanjian dengan para iblis di sebuah tempat yang menjadi perbatasan antara Neraka dan Langit, yaitu Dunia Manusia. Para malaikat menyetujui, ketika malam hari tiba, malaikat dan iblis bertemu untuk membahas perjanjian itu. Tidak banyak perjanjian yang disepakati, tapi tentu saja tidak boleh iblis ingkari. Para malaikat yang bertugas mengatur keseimbangan dua alam tentu saja harus memastikan semuanya terkendali. Iblis tidak meminta banyak. Mereka hanya meminta jika ada manusia yang sudah mati dan ingin menjadi iblis dengan sendirinya, malaikat tidak boleh melarangnya. Begitupun jika ada manusia yang masih hidup tapi ingin menjadi iblis juga. Sedangkan iblis yang tamak hanya diperbolehkan untuk menyerap jiwa manusia tanpa boleh membunuhnya. Mereka harus mengontrol kekuatan mereka dalam mencari makan. Hal itu berlaku bagi semua kalanganㅡ termasuk para bangsawan. Iblis tidak lagi diperbolehkan untuk menawarkan apapun pada manusia yang sudah mati. Ini dilakukan untuk tetap menjaga populasi manusia dan tidak meningkatkan jumlah para iblis. Iblis yang penuh nafsu juga dilarang untuk jatuh cinta pada manusia. Karena mereka pasti akan meminta manusia untuk menjadi iblis juga dan manusia yang sudah buta akan cinta pasti menurutinya. Persamaan dari kedua perjanjian itu hanya satu, hukumannya. Siapa pun iblis yang melanggar perjanjian itu akan dihukum mati oleh malaikat. Sedangkan malaikat yang melanggar janjinya akan terus diburu oleh iblis dan mereka pun akan membunuhnya. Setelah Raja kembali dari Dunia Manusia, salah satu satan mengabarkan jika Gavin kembali menghilang. Raja tentu saja panik karena anaknya itu baru saja berusia lima tahunㅡ jika dalam perhitungan umur manusia. Para satan dikerahkan untuk mencari Gavin di seluruh penjuru istana. Namun, hasilnya nihil. Raja pun memerintahkan mereka untuk mencari di seluruh bagian Neraka. Lagi-lagi hasilnya nihil. Saat hari menjelang pagi, satan yang bertugas mengawal Gavin menyerahkan diri. Iblis itu nyaris terkena hukuman mati jika Gavin tidak tiba-tiba muncul di dekat kaki ayahnya sambil menarik-narik pelan jubah ayahnya itu. Hukuman mati dibatalkan dan Sang Raja langsung mengangkat Gavin ke dalam gendongan. "Kau dari mana saja, kid?" Gavin kecil hanya tertawa dan menggeleng, ia mengusalkan wajah pada perpotongan leher ayahnyaㅡ tidak ingin menjawab. Sang Raja pun memilih membawa Gavin kembali ke kamarnya. Farrel yang saat itu baru saja keluar dari kamarnya dan hendak menghampiri sang Ayah tentu saja menghentikan langkah. Pelukannya pada sebuah buku mengerat ketika melihat ayahnya menggendong Gavin sambil tertawa saat berbicara dengan kakak tirinya itu. Farrel sedikit mengintip ke dalam kamar Gavin. Kamar itu penuh dengan mainan, berbeda dengan kamarnya yang hanya berisi tumpukan buku. Farrel berdiri di antara kamarnya dan Gavin, ia mencoba membaca tulisan yang tertempel di depan pintu. Gavino Arlenka Leoniel di depan pintu kamar milik Gavin. Dan Pragantara Farrel Leoniel di depan pintu kamar milik Farrel. Farrel terdiam, mereka memiliki nama belakang yang samaㅡ yang artinya dari ayah yang sama. Tapi, kenapa perlakuan ayahnya berbeda? Farrel kecil mengintip kamar Gavin sekali lagi, ia bisa mendengar suara tawa ayahnya dari sana. Bibirnya mengerucut, hela napasnya terdengar, ia pun kembali memasuki kamar. Di dalam kamar Gavin, sosoknya sedang berbincang dengan ayahnya. Gavin duduk di tepian ranjang, sedangkan ayahnya berjongkok tepat di hadapannya. Mendengar Gavin yang sibuk bercerita. "Jadi, selama tiga kali ini kau pergi ke Dunia Manusia sendiri?" Gavin kecil tertawa dan mengangguk. "Apa yang kau lakukan di sana?" "Bermain." "Main?" Gavin lagi-lagi mengangguk, "Bermain tarik-tarik dengan manusia." Sang Raja terkekeh, "Apa yang kalian tarik?" "Main tarik-tarik seperti ayah ituuu. Gavin juga main tarik-tarik seperti itu." "Ayah main tarik-tarik?" Gavin mengangguk. "Dengan manusia?" Gavin kembali mengangguk."Kapan?" "Ung… Kemarin?" Gavin menggeleng, "Kemarinnya." Ayah Gavin tertawa setelah itu. "Yang kau maksud tarik-tarik itu memakan jiwa manusia, kid?" "Makan?" "Iya… Kita menarik, menyerap jiwa manusia untuk kita makan." "Gavin tidak makan manusia. Gavin makan nasi." Sang Ayah lagi-lagi tertawa. Namun mengangguk saja. "Gavin memang makan nasi. Tapi, masih perlu memakan jiwa manusia juga untuk bertahan hidup." Gavin yang tidak begitu mengerti dengan ucapan ayahnya hanya mengangguk. Raja sempat terdiam, lalu kembali menatap Gavin. "Bagaimana caranya kau menyerap jiwa manusia? Kau membunuhnya?" Gavin menggeleng, "Gavin tidak bunuh siapa-siapa. Gavin tidak like bunuh-bunuh." Sang Ayah kembali tertawa sambil mengacak rambut Gavin. "Kau mempelajari bahasa manusia juga?" "Kan manusia teman." Gavin memamerkan cengiran kotaknya. "Uh, Gavin tarik-tariknya sebentar saja, Ayah. Gavin tidak bunuh-bunuh." "Tarik sebentar?" "Hum!" Sang Raja mengambil tangan Gavin lalu melihat telapak tangannya. "Kau sudah bisa mengendalikan kekuatanmu?" "Gavin punya kekuatan?" "Ya, kau memiliki kekuatan untuk bisa mengontrol berapa banyak jiwa manusia yang perlu kau ambil." Gavin kecil mengerutkan dahinya karena tidak paham. Sang Ayah tersenyum. Ia mengusap dahi yang berkerut itu, lalu merebahkan Gavin. "Tidur saja kalau mengantuk. Dan jangan pergi ke Dunia Manusia sendiri. Kau mengerti?" Gavin terkikik dan mengangguk. "Gavin tidak nakal lagi." Sang Raja pun keluar dari kamar anak pertamanya. Saat sedang berjalan dan memikirkan Gavin yang bisa mengendalikan kekuatannya, sang Raja terpikirkan sesuatu. Iblis harus bisa mengendalikan kekuatannya untuk menyerap jiwa manusia. Mereka tidak lagi diperbolehkan menyerap satu jiwa saja. Penjara Neraka pun harus dibuat, tujuan utamanya untuk menghukum iblis yang membunuh manusia. Sang Raja melakukan hal itu bukan semata-mata karena ingin populasi manusia terjaga. Tapi, juga karena Raja tidak ingin kehilangan para rakyatnya yang berkemungkinan besar akan dibunuh oleh para malaikat. ... Awal Mula Kedatangan Iblis Gavin melepaskan earphone yang ia dapat dari Dunia Manusia setelah iblis yang saat itu menjadi guru keluar dari ruang kelas. Gavin tidak pernah tertarik dengan sejarah para iblis. Dia tidak pernah mendengarkan jika pelajaran sedang berlangsung. Biasanya dia akan kabur ke Dunia Manusia saat jadwalnya sekolah. Tapi, untuk yang ketiga kali, ia tertangkap oleh para adik tiri. Gavin tidak menyukai mereka, tapi tidak membenci juga. Dia hanya tidak ingin diusik oleh anak ayahnya yang lainㅡ karena dia tahu kebusukan para ibunya. Ayah Gavin adalah Galindra Leonielㅡ Sang Raja Iblis. Ibunya adalah seorang manusia dan sudah meninggal sejak lamaㅡ setelah melahirkannya. Sampai saat ini, Gavin masih terus menggali informasiㅡ apa yang menyebabkan ibunya meninggal, siapa nama ibunya, di mana ibunya dimakamkan, kapan ayah dan ibunya bertemu, kenapa mereka mempertahankannya, dan yang paling pentingㅡ bagaimana ibunya bisa bertahan selalu berada di sekitar ayahnya, bisa mengandungnya, bahkan hingga melahirkannya. Gavin menjadi satu-satunya seorang half-demon di kerajaan. Istri ayahnya yang lain adalah seorang iblis atau malah manusia yang ingin menjadi iblis. Begitupun anak-anaknya. Gavin adalah anak pertama. Tapi, perlakuan ayahnya padanya dan pada adik-adik tirinya sangat jauh berbeda. Raja yang dikenal keras dan tidak memiliki belas kasih akan jauh berbeda jika sedang berhadapan dengan Gavin. Gavin tidak ingin dikekang, ia selalu ingin bebas. Dan sang Rajaㅡ Ayah Gavin, selalu memberikan apapun yang Gavin mau. Raja tidak pernah terhasut oleh para istrinya. Bahkan jika terlalu muak akan hasutan mereka, raja akan membunuhnya. Sudah banyak selir Raja yang berusaha membunuh Gavin karena tidak terima anak mereka diperlakukan dengan tidak adil. Tapi, Gavin tidak pernah peduli. Karena sekuat apapun mereka mencoba, ayahnya selalu melindungi. Gavin menjadi anak kesayangan Raja, semua iblis yang ada di kerajaan mengetahui hal itu. "Kakak!" Gavin menghentikan langkah, lalu menoleh. Itu Farrel, salah satu adik tirinya. Usianya tidak begitu jauh dengannya. "Apa?" sahut Gavin tak acuh. "Kakak mau ke dunia manusia lagi?" "Ya." "Tapi, kanㅡ" Gavin melengos, "Jangan ganggu aku." Setelah itu ia membuat portal dan segera menuju dunia manusia. Farrel menyipitkan matanya, ia memeluk bukunya sedikit lebih eratㅡ buku mengenai sejarah para iblis, lalu meninggalkan ruang kelas. Dalam perjalanannya untuk kembali ke kamar, Farrel bertemu dengan beberapa pelayan kerajaan yang membungkuk hormat padanya, merekalah satan. Walau hanya memiliki dua tingkatan, kerajaan iblis sangat menjunjung tinggi perbedaan kasta. Demon adalah kasta tertinggi, yang dimiliki oleh keluarga kerajaan atau para bangsawan. Sedangkan satan adalah mereka yang harus melayani atau menghormati para bangsawan. Para bangsawan atau mereka yang mengabdi pada kerajaan memiliki tempat khusus di kerajaan. Istana iblis sangatlah megah. Bangunan utama dibuat lebar dan memanjang, serta memiliki puncak menara yang tinggi. Bangunan ini dikhususkan untuk acara-acara besar yang tidak jarang diadakan oleh kerajaan. Bagian kanan istana menjadi kamar raja dan para istri serta anaknya. Di bagian kiri menjadi kamar para bangsawan yang lain. Di bagian belakang bangunan utama terdapat rumah bagi para satan yang bekerja menjadi pelayan. Di bagian belakang istana juga terdapat lapangan luas, di situlah sekolah untuk iblis didirikan. Sekolah itu didirikan untuk umum, siapapun bisa belajar di sana. Terdapat perpustakaan besar yang juga didirikan untuk umum. Jadi, selain siswa, iblis yang lain juga bisa membaca di sana. Iblis sebenarnya tidak tidur. Istana, rumah, kamar, tempat makan, dan hal lain yang sebenarnya tidak dibutuhkanㅡ dibuat hanya untuk formalitas belaka. Yang mencolok di Neraka hanyalah istana yang sangat megah. Ada beberapa rumah yang tidak jauh dari istana, walau kecil, bangunan itu terlihat mirip. Rumah-rumah itu dibentuk dengan memanjang dan lebar, serta memiliki menara. Sisanya hanyalah lahan kosong. Ada beberapa pohon yang sengaja dibuat agar terlihat seperti hutan. Batangnya berwarna hitam, sedangkan daunnya sedikit kemerahan. Ada juga sungai buatanㅡ walau sangat berbedaㅡ karena yang mengalir bukanlah air, melainkan lava. Bahkan terdapat hewan-hewan liar yang mirip dengan peliharaan manusia seperti helldog, hellcat, hellbird, hellbunny, dan masih banyak lagi. Perbedaan di antara keduanya hanyalah hewan-hewan ini sudah mati. Mereka pun bisa muncul dan menghilang sesuka hati. Baik Neraka maupun iblis identik dengan warna merah dan hitam. Atap-atap istana maupun rumah biasa berwarna hitam, sedangkan dindingnya berwarna merah. Lantai dibuat dengan bentuk segitiga dengan warna hitam sebagai garisnya dan merah untuk mengisi bagian dalamnya. Neraka sendiri berwarna merah, sedangkan langit-langitnya berwarna hitam. Neraka terletak di bawah Dunia Manusia. Cara iblis untuk menuju Dunia Manusia adalah dengan membuat portal. Semua iblis bisa menyerupai makhluk hidup. Entah itu hewan maupun manusia yang masih hidup, sudah mati, atau bahkan mereka membentuk wujudnya sendiri. Mereka berbeda dengan Gavin yang memang berwujud manusia tapi memiliki kekuatan iblis. Beralih sepenuhnya pada Gavin, sosoknya baru saja tiba di Dunia Manusia. Gavin sedikit terperanjat saat melihat sosok di depannya. "Kenapa lu muncul tiba-tiba sih?!" Davianㅡ penasihat dan juga pengawal Gavinㅡ menundukkan kepalanya. "Karena Anda selalu menghilang tiba-tiba, Tuan." Gavin mengibaskan tangannya. "Kan udah gue bilang pake bahasa manusia kalo lagi di Dunia Manusia. Yang gaul, gitu lho." Gavin pun mendudukkan diri di atas kasur. Sedangkan Davian mendudukkan diri di karpet bulu. Saat ini, mereka berada di apartemen yang Gavin minta pada ayahnya. Dia sering menghabiskan waktu di dunia manusia, oleh karena itu ia pun meminta tempat tinggal juga. Banyak iblis lain yang melakukan hal serupa. Mereka hanya akan kembali ke neraka setelah memperpanjang hidupnya. "Tuanㅡ" Panggil Davian saat melihat Gavin membuat portal. "Gue mau cari mangsa baru." Tidak menjelaskan lebih lanjut, tapi Davian lebih milih menurut. Gavin mempunyai batas yang tidak boleh dilalui oleh siapapun perihal mencari mangsa iniㅡ termasuk ayahnya sendiriㅡ karena Gavin mempunyai cara memangsa yang berbeda dari iblis lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD