first bulying
pagi ini saya terbangun dari tidur dengan kepala yang sangat berat rasanya dan mata bengkak yang sangat mengganggu karna saya sangat susah membuka mata ,,
kucoba bangkit berdiri dengan bantuan topangan kedua tanganku di lantai kamar,
sejenak kuteringat saya belum berdoa,,
lalu saya kembali duduk dan bersujud kepada sang pencipta,menyampaikan segala ucapan syukur atas tenaga yang masih ada dan pastinya minta kekuatan untuk menjalani hari ini yang pastinya akan sangat berat,,
saya bangkit dan memulai kegiatan saya dengan mempersiapkan serapan pagi untuk kami,
saya dan ketiga anak anakku,
suamiku dimana???
saya juga tidak tau,
ketika masalah ini memuncak ,,suami saya selalu begadang diluar dan kembali kapan dya mau,,
masalah???
ya,
masalah besar menurutku,
suami saya punya utang ratusan juta karna judinya,,
begitu juga dengan saya karna saya harus menghidupi keluarga saya,,
apakah saya bekerja??
ya,,saya bekerja di sebuah sekolah sma negeri,
status saya sebagai seorang PNS tak menjadikan kehidupan saya baik baik saja,,karna semuanya sudah terlanjur hancur,
saya mau saja memberikan semua uang dan bahkan rela meminjam uang dari mana saja hanya demi memperjuangkan supaya suami saya mau berubah dan bertobat,
berhasil???
tentu saja tidak semudah itu,
saya lah penyebab utama kehancuran ini,,seandainya saja saya pasrahkan semua kewajiban pemenuhan ekonomi kepadanya mungkin tak akan terjadi hal seperti ini,sayabtidak akan punya utang sebesar ini,
seandainya saja lebih hati hati dalam keuangan,dan mengubah kebiasaan ketika habis berantem dengannya selalu saja pergi ke mall untuk mengobati stress,
jadi saya tidak sepenuhnya menyalahkan dya,karena pada akhirnya saya tau bahwa bukan saya yang kurang perhatian,melainkan dya yang sangat butuh perhatian dari saya,bukannya dari pengasuh anak anak yang selalu membuatkan makanan nya di siang hari dan malam hari, dan itulah dijadikannya alasan
sedangkan saya,sehabis dari mengajar di sekolah saya lanjut dengan mengajar di sebuah bimbingan belajar,dan sampai di rumah jam 9 malam ,jangankan disambut selamat datang,, anak anak saja selalu dalam nyenyak tidurnya saya jumpain,,
ibu macam apa saya???
ya,,saya juga merasa berat melalui ini semua,
jadi kenapa saya rela bekerja??
karna gaji saya dari pns saya sudah terpotong habis di bank karna kami dulunya minjam untuk membantu adik kami dalam pendidikannya,
dan membeli rumah kami,
kan ada gaji suami?
benar,,suami saya mang punya gaji,
jauh lebih besar dari gaji saya ,dan itu sering disombongkannya ketika kami ribut,
dan sampai suami saya dipecat dari pekerjaannya ( jawaban doa saya selama 5 tahun)
saya tidak pernah merasa saya sebagai pengelola keuangannya,melainkan hanya sebagai penyimpan uang ibarat sebuah koperasi,kapan saja diminta harus ada bahkan meminjampun harus ada,
setiap gajian dya selalu setor sama saya,dan per harinya dya akan minta uang sehingga uangbyang diminta melebihi uang yang diberikannya,
1 tahun kami berumah tangga saya masih sabar seperti itu,hingga suatu saat ketika saya hamil anak pertama dan ketika gaji saya terpotong habis di bank,,maka saya jadi bulyan di keluarganya karna ketika mereka meminta uang dari saya selalu saya katakan tidak punya uang, terjadilah pertengkaran hebat diantar kami dan saya putuskan untuk tidak akan meminta uang nya seribu rupiahpun tidak akan,karena saya sudah capek dengan sikapnya yang selalu menanyakan dimana uang yang saya berikan dulu?? dya kasih uang diawal bulan ,maka ditengah bulan dan di akhir bulanpun uang itu harus masih dalam jumlah yang sama,,capekk dehh,,
keputusanku itu membuat dya dan keluarganya senang,
dan diawali dari sinilah saya seperti orang asing di keluarga suami saya,
karna saya sungguh sangat kekurangan sayapun meminta bantuan abang dan adik kandung saya,,dan mereka selalu membantu saya,,mereka sering bertanya kenapa saya selalu kekurangan??
saya selalu menutupi semua masalah saya didepan mereka,
setelah 9 tahun kami berumahtangga dan kami dikaruniai 3 anak,,masalah kami ini tak kunjung selesai,malah meledak disaat ini,,
jadi saya sudah terbiasa dengan suami saya yang selalu pulang pagi,
kalau dulu karena judi,sekarang karena menghindari semua orang yang bermasalah dengannya,
untuk saat ini saya fokus dengan maslahnya,walaupun saya juga dalan masalah besar di pekerjaan saya karena utang juga,,
malang sekali memang nasib saya,
untuk mendinginkan semua masalah ini,sayapun menjamini bahwa kami akan mbereskannya ketika kami sudah punya uang,
saya ingin menghindar,pastinya tidak bisa karena mereka semua datang kerumah kami dan hanya saya yang menghadapi mereka disini,
. pura pura tidak tau,mana bisa?
sayapun tetap jalani beratnya kehidupan saya tiap harinya,dan harus pintar memfokuskan diri dan mengjilangkan beban pikiran sejenak ketika saya bekerja baik di sekolah ataupun di bimbingan belajar,
akhirnya,,
saya bersyukur,,
jawaban doa saya mulai terlihat,
adek yang kami bantu pendidikannya mau meminjamkan uangnya kepada kami dan memberikan kami ruang dan kebebasan untuk membayarnya ketika kami sudah mulai bisa membayarnya,
dan juga ada adik mertua yang begitu baik mau membantu tanpa bertanya panjang dan mintabpenjelasan tentang masalah ini,
lah kok mau bantu??
karena suami saya dan kami semua sedang diancam akan diganggu terus menerus dan tidak akan berhenti membuat keributan didepan rumah kami,
malu???
pastinya sangat malu,,
semua tetangga sudah tau akan persoalan kami ini,
apakah saya kuat???
tidak juga,
saya selalu menangis tiap saya berdoa,
saya selalu memeluk ketiga anakku dan sayapun akan dapat kekuatan lagi,
apakah pernah berniat melarikan diri??
pastinya,,
tapi saya kembali dikuatkan oleh wajah wajah malaikat kecil didepanku,
anak saya sering bertanya: kenapa mama nangis terus?
sayabtak bisa menjelaskan kepada anakku tentang airmata ini,
karena masalag ini juga,anak saya sering jadi pelampiasan amarah,,
inilah yang paling membuat sayabterluka,,
kapankah ini selesai??
belum ada kepastian dari pertanyaan saya ini,
apakah suami saya sudah berubah ke jalan yang benar??
semoga saja,,karena dya sudah sering antar jemput saya bekerja dan menjaga anak anak ketika saya bekerja,
bagaimana reaksi para tetangga??
ya,,begitulah,,ketika mereka lewat depan rumah mereka melihat kearahku dengan tatapan seakan penuh dengan perkataan: kok gak tau mau kali ya!
mengapa saya bisa kuat???
karena orang lain hanya tau mencibir,dan upah dari cibiran bukan membuat utang saya selesai,
yang berutang saya dan yang membayarpun saya,
orang lain yang memandang hanya tau mencibir saja,
andaikan saja bulyan ada harganya,maka mungkin saja utang saya sudah lunas dengan bulyan itu,
jadi siapapun yang punya masalah berat dan dapat bulyan,,tetaplah pegang teguh prinsip ,ini maslahku dan harus dihadapi,orang lain yang memandang jangankan membantu menyelesaikan masalahmu,jangan menghina dan membuly aja sudah sangat membantu,
tetapi begitulah hidup,,
jadi mari saling mendukung,dan merendahkan hati walaupun sudah bebas dari masalah besar