“Mau makan malam dulu?” tanya Faazil saat dalam perjalanan menuju rumah mereka.
Luisa mengangguk cepat,” boleh. Aku lagi mau makan pasta,” ucap gadis itu dengan senyum merekah. Ia memang sudah bisa mengekspresikan dirinya lebih baik lagi pada suaminya. Untung Faazil juga tak masalah. Malah membuat hubungan mereka makin dekat.
Tanpa Luisa tau, Faazil tengah menahan gejolak dalam rongga dadanya karena apa yang terjadi beberapa jam yang lalu. Sungguh membuatnya serba salah dan merasa bersalah. Entah kenapa, padahal ia tidak mencintai Luisa dan menganggap pernikahan ini adalah aksi balas budi yang harusnya tidak ia anggap serius. Tapi ia malah merasa telah mengkhianati gadis itu.
Faazil pun membelokkan mobilnya ke salah satu restoran pasta terkenal di pusat kota. Kemudian mereka masuk ke sa
