bc

DENDAM WANITA SAMARAN

book_age18+
577
FOLLOW
7.2K
READ
possessive
love after marriage
arrogant
CEO
drama
comedy
twisted
city
office/work place
wife
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis II - The Girl Power

#femalelead

#kickassheroine

Rose yang dianggap sial dan dibuang sehingga ia harus hidup menderita lantaran dijual dan dijadikan b***k oleh orang-orang yang telah merusak hidupnya. Segala macam penderitaan yang ia rasakan tidak membuatnya putus asa bahkan membuatnya menjadi semakin kuat hingga akhirnya ia berhasil bangkit untuk mencapai satu tujuan hidupnya, yakni balas dendam.

Kini Rose kembali dengan kekuatan yang telah ia kumpulkan. Tak hanya itu saja ia juga mendapatkan kekuatan dari seorang pria yang dinikahinya secara terpaksa. Erich adalah sosok pria yang memiliki kekuasan membuat Rose semakin mudah untuk membalas semua orang yang telah merusak hidupnya.

chap-preview
Free preview
Menghirup Udara Bebas
Klontang…. Ceklek…. Suara pintu jeruji besi pada ruangan penjara yang terasa dingin terbuka, hingga membuat seorang wanita muda yang semula menundukkan wajahnya kebawah lantas mendongak keatas, melihat kearah pintu jeruji besi tersebut dan tampak seorang sipir wanita berdiri menatapnya. “Hei, wanita dingin!” seru sipir penjara itu menjuluki seorang wanita muda yang menjadi tahanan disana. “Hari ini hari pembebasanmu!” serunya lagi dari ambang pintu jeruji besi tersebut. Wanita muda yang masih berusia 23 tahun itu lantas bangkit seolah dirinya sudah tidak sabar ingin menghirup udara kebebasannya setelah menerima hukuman penjara selama 4 tahun atas tuduhan penganiayaan terhadap seorang pria di sebuah hotel. Pintu kecil dari tembok penjara yang cukup tinggi terbuka. Kaki jenjang wanita muda itu melangkah keluar dari pintu yang dibukakan untuknya. Dadanya sedikit naik lantaran sedang menghirup udara yang cukup segar dirasakannya. Sinar matahari pun mulai menyentuh hangat di kulit tubuhnya. “Rose!” seru seorang wanita paruh baya yang muncul dari dalam mobil mewah berwarna hitam. Wanita muda itu lantas menoleh kearah suara yang memanggil namanya. Matanya menatap wanita paruh baya yang tampak tersenyum hangat kepadanya hingga membuat bibirnya pun menciptakan lengkungan kecil senada. “Darla!” nama itu sempat keluar dari mulut wanita muda yang baru saja menghirup udara kebebasannya dari dalam penjara. Ia lantas berlari kecil untuk menghampiri wanita paruh baya yang siap untuk memberikan dekapan hangat padanya. Kedua tubuh menyatu dengan erat serta usapan lembut berayun menyentuh rambut yang terurai panjang sepunggung. “Aku sudah lama menantikanmu dan akhirnya kau bebas sekarang!” seru Darla pada Rose yang sudah di anggapnya sebegai putri kandungnya sendiri. “Darla, hanya kau yang aku miliki di dunia ini!” ucap Rose dengan raut wajahnya yang tampak memelas. “Tidak!” sahut Darla tegas membuat Rose menatapnya. “Kau masih memiliki dia … dia yang serupa denganmu!” sambung Darla yang lantas mengingatkan Rose pada seseorang yang sangat dirindukannya. “Setelah kau keluar dari penjara apa kau benar-benar mencari keberadaannya?” tanya Rose pada Darla yang juga sama seperti dirinya yakni seorang mantan narapidana. “Aku tidak akan pernah mengingkari janjiku dan aku akan berada di sampingmu disaat kau membalas semua orang yang telah menyakitimu!” jawab Darla sembari menggenggam erat kedua tangan Rose. “Cepatlah masuk ke dalam mobil aku akan membawamu kerumahku!” sambungnya yang kemudian mengajak Rose masuk ke dalam mobil mewahnya itu. Mobil mewah berwarna hitam itu pun melaju di jalanan kota yang cukup ramai hingga beberapa saat kemudian mobil tersebut berhenti di depan sebuah mansion yang berdiri cukup megah. “Ayo turun!” Darla tersenyum cukup lebar kepada Rose yang masih duduk di kursi mobilnya. Rose pun turun dari mobil bersamaan dengan Darla. Ia menatap mansion itu dengan kedua matanya dan seolah tak percaya bahwa Darla benar-benar memiliki kekayaan yang diluar dugaannya. Melihat raut wajah Rose yang tampak terperangah Darla pun terkekeh kecil lalu menghampirinya. “Mulai sekarang ini akan menjadi rumahmu!” ucap Darla membuat Rose tersentak kaget. “Darla, apa kau benar-benar tinggal disini?” tanya Rose pada wanita paruh baya itu. “Ya!” jawab Darla dengan wajah percaya diri. “Begitu banyak kenangan dirumah ini sehingga membuatku tak ingin pergi kemanapun!” sambung Darla lagi dengan senyuman yang masih terukir dibibirnya. Kemudian beberapa pria berjas hitam berlari menghampiri Darla juga Rose serta memberikan hormat pada mereka. Hal itu membuat Rose merasa bingung lantaran sebelumnya Darla tidak pernah menceritakan siapa jati dirinya yang sebenarnya. Dengan perasaannya yang masih bingung Rose ikut melangkah bersama Darla untuk masuk ke dalam mansion yang megah itu. Darla memberikan sebuah ruang kamar yang cukup luas untuk di tempati Rose bahkan ruang kamar itu dilengkapi dengan segala fasilitas yang sangat mewah. “Istirahatlah!” ucap Darla sembari tersenyum serta membelai rambut Rose dengan lembut. Ketika Darla hendak keluar dari kamar itu Rose mencegahnya. “Darla, kau belum pernah bercerita mengenai jati dirimu yang sebenarnya padaku padahal hampir dua tahun kita melewati hari-hari kita bersama di dalam penjara.” kata Rose dengan maksud agar Darla mau menjelaskannya dan tidak membuatnya merasa bingung apalagi penasaran. Darla hanya tersenyum dan lagi-lagi membelai rambut Rose dengan lembut. Darla memperlakukan Rose seperti putri kandungnya sendiri. “Lambat laun kau pasti akan mengetahuinya.” sahut Darla kemudian melangkah keluar dari ruang kamar itu. Rose yang baru saja menghirup udara kebebasannya tak ingin berpikir serta penasaran dengan jati diri orang yang dianggapnya sebagai malaikat penolong bagi dirinya ketika masih berada di dalam sel tahanan. Rose duduk disisi ranjang tidur yang sangat nyaman, lalu memejamkan kedua matanya. Semua kenangan buruk melintas begitu saja dalam benaknya. Hingga tak lama ia kembali membuka kedua matanya yang menyorot tajam. Bibirnya bergetar dan lidahnya mulai berucap. “Aku akan membalas dendamku satu persatu kepada mereka yang sudah merusak hidupku!” Usai membersihkan dirinya, Rose yang masih mengenakan bathrobe berwarna putih menghampiri sebuah lemari besar yang ada di dalam kamar. Ia melihat begitu banyak pakaian bagus yang tersimpan rapi disana. “Apakah Darla sengaja menyiapkan semua ini untukku?” tanya Rose dalam benaknya seraya menatap semua pakaian yang ada di dalam lemari tersebut. Tak hanya pakaian saja di dalam laci kecil lemari itu tersimpan beberapa perhiasan mahal yang begitu indah. “Semua ini pasti sangat mahal! Darla tidak membohongiku … dia benar-benar orang yang bisa aku andalkan untuk membantuku membalas dendam!” gumam Rose dalam hatinya dan tanpa sadar tangannya mengepal dengan erat lantaran merasakan dendam yang sudah sejak lama menumpuk di dalam hatinya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu mengalihkan pikiran serta pandangannya. “Siapa?” tanya Rose menatap pintu yang masih tertutup rapat. “Saya pelayan dirumah ini, Nona.” sahut seorang wanita dengan suara yang terdengar santun. “Masuklah!” seru Rose kemudian menutup kembali pintu lemari yang ada di hadapannya. Seorang pelayan wanita pun masuk dan diikuti oleh beberapa wanita lain di belakangnya yang mengenakan pakaian seragam. “Nona, nyonya Darla memerintahkan kami untuk membantu anda melakukan perawatan kecantikan,” ucap pelayan itu ternyata membawa beberapa Beauty Therapist untuk membantu Rose mengubah tampilannya. Hal itu lantas mengingatkan Rose akan perbincangannya dengan Darla ketika mereka berada di dalam mobil menuju kembali ke mansion. Darla menunjukkan sebuah foto wanita yang memiliki wajah serupa dengan dirinya. “Dia adikmu, Rosie!” ucapan Darla masih terngiang di telinga sembari mengingat sosok wanita yang ada di foto tersebut. “Baiklah, aku mengerti!” ucap Rose mengizinkan mereka untuk melakukan tugas yang di perintahkan oleh Darla. Beberapa jam kemudian, Rose tampak begitu cantik dengan penampilan barunya yang sama persis dengan tampilan wanita yang ada di dalam foto. Rose menghampiri laci kecil kemudian membukanya, lalu meraih selembar foto yang Darla berikan kepadanya. Rose menatap senyuman lebar nan ceria yang terukir di bibir wanita dalam foto tersebut. “Rosie.” Bibir Rose seakan bergetar tatkala ia mengucapkan nama wanita cantik yang ada di dalam foto itu yang tak lain adalah saudari kembarnya. “Aku sangat merindukanmu … seandainya kau tau bahwa aku masih hidup!” gumam Rose kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook