POV 3 ''Kenapa baru sekarang ibu hamilnya dibawa?" ketus bidan sambil menyiapkan peralatan medisnya. "I-iya, Bu. Maaf. Di rumah hanya ada saya dan dia," jawab Marni gelagapan. Wanita itu pucat pasi melihat kondisi keponakannya yang sangat lemah, bagai mayat hidup. "Mana suaminya?! Ini sudah habis air ketubannya," suara bidan itu lagi di tengah-tengah jeritan kesakitan Kinarsih . "Merantau," jawab Marni. Ingin rasanya Arsih menimpali 'sudah mati' namun rasa sakitnya menahannya untuk berbicara. "Jika induksi ini tidak berhasil, dia harus dioperasi, demi keselamatan ibu dan bayi," papar bidan dengan wajah yang serius. Kinarsih dipasangkan infus. "Ya Allah, Kinarsih ...." Marni lemas mendengar kata 'operasi', baginya tindakan itu merupakan momok yang menakutkan. Mungkin jika masyaraka

