BAB 19

1397 Words

Sejak siang itu sampai malamnya, aku tidak keluar. Kuhabiskan waktuku untuk tidur. Tak peduli beberapa kali Wak Er menggedor pintu kamarku, aku pura-pura tidak mendengarnya. Sampai jelas kudengar lemparan batu di pintu kamarku, malah wanita gila itu melempar kerikil melalui pentilasi kamarku. Dia memang sinting dan aku tidak peduli. Aku ingin istirahat. Jam satu dini hari, aku keluar karena perutku lapar sekali. Rupanya masih ada beberapa biji bakso bersama kuahnya. Segera kuambil sisa kerak nasi di rice cooker. Aku makan lahap sekali sampai bersih nasi yang lengket di dasar panci. Air mataku tiba-tiba menetes bercampur dengan kuah bakso dalam panci yang sedang kumakan. Begini rasanya menumpang. Entah sampai kapan, aku pasrah. Cucian piring dan mangkok jelas menumpuk. Haram tangan Nyonya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD