Mia meletakkan kepalanya di lengan Rayhan. Ada rasa kenyamanan yang luar bisa Mia rasakan. Suaminya itu selalu tau cara menenangkan dirinya yang sedang meradang.
Mia mendekap d**a Rayhan dengan tangan kirinya, dia mengecup d**a dan pipi Rayhan berkali-kali. d**a yang selalu menjadi batu besar yang kuat. Menahan segala permasalahan sendirian.
"Sayang..., jadi bagaimana dengan Heka, apa yang akan kau lakukan?" Mia mendongakkan kepalanya, melihat ke arah wajah Rayhan.
"Aku masih belum tau, aku hanya berharap tidak ada apa pun yang kulakukan untuknya, aku berharap dia akan sadar dengan sendirinya dengan segala penolakkan yang kulakukan. Tapi sepertinya dia tidak pernah jera." Rayhan menarik napas panjang dan berat.
"Kau tidak melaporkannya ke polisi? Mungkin dia bisa dituntut dengan perb
