bc

Tuanku Suamiku

book_age18+
40.4K
FOLLOW
464.3K
READ
possessive
age gap
drama
sweet
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Ariani gadis cantik yang berasal dari desa kecil, harus rela meninggalkan Ibu yang sangat dicintainya untuk berangkat ke Jakarta. Bukan untuk melanjutkan sekolah, ataupun menggapai cita-citanya setinggi langit. Melainkan untuk bekerja, mengadu nasib di kota Jakarta untuk membantu meringankan beban yang selama ini ditanggung oleh Ibunya sendirian, dengan bekerja menjadi asisten rumah tangga. Setidaknya Ariani bisa membantu kehidupan keluarganya. Dan dari situlah Ariani mengenal sosok Aldrian, duda tampan dan arogan yang ternyata adalah majikannya sendiri.

chap-preview
Free preview
Episode 1
Mata gadis itu terpejam dengan rapat, jejak air mata masih mengalir dari kedua pipi tirusnya, seakan-akan kejadian tadi membuat dirinya begitu tersiksa. Kamu harus baik-baik di sana. Hanya kata-kata itu yang membuatnya bisa yakin, bahwa dirinya akan baik-baik saja. Dirinya harus kuat. Ya, walaupun sangat menyakitkan meninggalkan ibunya seorang diri di kampung, tapi ini jalan satu-satunya yang mampu ia pilih, dan dirinya juga berangkat demi ibunya, demi bisa membahagiakan orang satu-satunya yang membesarkan dirinya tanpa harus meminta balas budi, yang sangat menyayanginya dan rela bertaruh nyawa demi kebahagiaannya. Sebuah sentuhan di bahu membuat gadis itu terkejut dari alam bawah sadarnya, membuat kelopak mata indah yang tadinya tertutup menjadi terbuka memperlihatkan kedua bola mata berwarna coklat yang sangat indah. "Kamu tidak apa-apa Anni?" tanya gadis di sebelahnya dengan raut wajah cemas, "aku juga dulu seperti itu, tapi nanti juga akan terbiasa," lanjutnya lagi. Gadis itu tersenyum tipis dan mengangguk, bermaksud dengan anggukan itu dirinya bisa memberitahukan kepada sahabatnya bahwa dirinya baik-baik saja. Gadis itu Ariani, gadis cantik yang berasal dari keluarga yang tidak mampu, gadis yang tangguh dalam menghadapi segala ketidak-punyaannya. Ariani ingin sekali membantu ibunya, dia selalu dilanda rasa bersalah yang menyesakkan ketika melihat ibunya bekerja dari pagi sampai malam hanya untuk menghidupinya. Ayahnya? Jangan tanyakan soal laki-laki berengsek seperti dia, laki-laki itu berengsek dan Ariani begitu membencinya. Ariani tahu ia akan sangat berdosa karena telah membenci Ayahnya, orang yang telah terlibat adil saat pembentukan dirinya, tapi melihat ibu yang setiap malam harus menangis karena dirinya Ariani tidak sudi lagi memanggil dia dengan sebutan ayah. Ariani masih mengingat jelas, saat laki-laki berengsek itu dengan tega meninggalkan ibunya hanya demi wanita lain yang sudah bersuami, membuat Ariani berjanji dia tidak akan mempertemukan laki-laki sebejat dia untuk ibunya, saat itulah Ariani mulai menutup hati untuk seorang laki-laki berengsek seperti dia. Dan sampailah ia saat ini, berdua dengan sahabatnya duduk di bis yang sedari tadi mereka tumpangi menuju kota Jakarta. Ariani begitu berharap sesampainya di kota, dirinya akan mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya dan ibunya. Ya, setidaknya di kota banyak sekali laki-laki kaya, bisa membuat dirinya dan ibunya ketiban durian runtuh, membuat mereka seketika menjadi bergelimang harta, bisa membuat ibunya memakan makanan enak setiap hari. Tetapi itu hanyalah khayalan anak berusia tujuh tahun, dirinya sekarang sudah menginjak usia delapan belas, di usianya yang seperti itu tidak ada lagi khayalan yang membuatnya bisa merubah diri menjadi Cinderella di negeri dongeng, menikahi pangeran tampan yang sangat mencintainya. Oh, ayolah itu hanya khayalan kecilnya saja. Sekarang Ariani hanya memikirkan bagaimana membuat ibunya bahagia. Hanya itu. "Anni, ayo kita turun sudah sampai." Terdengar suara Shinta sahabatnya memudarkan lamunan Ariani. Ariani mulai mengikuti Shinta dan turun dari bis. "Apa kita harus menaiki angkutan umum lagi?" "Iya, kita naik angkot hijau itu dan sesudahnya kita akan dijemput oleh Nyonya." Shinta menunjuk angkot yang berwarna hijau, tangannya menggandeng tangan Ariani membawa Ariani menaiki angkot yang tadi ditunjuknya. Shinta sudah sangat hafal tentang kota ini, dia bekerja sedari usianya masih enam belas tahun, waktu Shinta pertama masuk bekerja di kediaman Tuan Guvano, Nyonya besar di sana yaitu istrinya Tuan Guvano menolak mentah-mentah dirinya, dikarenakan waktu itu Shinta masih kecil menurutnya, tetapi dengan kemurahan hati Tuan Guvano, istrinya pun luluh dan sampai saat ini Shinta setia bekerja di rumah Tuan Guvano, sampai-sampai Nyonya besar menyuruhnya pulang dan membawa pekerja baru untuk ditempatkan di rumah anaknya, dan Shinta pun akhirnya membawa Ariani. "Shinta, apa kita akan jarang bertemu nanti?" Terdengar suara Ariani dengan embusan napasnya yang tidak teratur, Ariani sedang gelisah, dirinya sudah tahu akan ditempatkan di rumah yang berbeda dengan Shinta, dirinya hanya takut akan mempermalukan Shinta di hadapan keluarga Guvano, setidaknya Ariani baru pertama kali bekerja menjadi pembantu. Shinta menoleh menatap Ariani yang terlihat gugup, tangan Shinta sedikit bergerak untuk berpegangan kepada bangku angkot yang ia duduki, takut terjatuh. "Sepertinya iya. Tapi kamu tenang saja, aku pasti jenguk kamu kok sekali-kali, toh Tuan Aldrian juga kan sekali-kali ke rumah Nyonya, membawa Den Alvian jadi kita bisa ketemu," ujar Shinta. "Tuanku namanya Aldrian ya?" tanya Ariani seketika, saat telinganya mendengar nama Aldrian. Shinta mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan menceritakan tentang Tuan Aldrian sedikit ke kamu. Ya, hitung-hitung sambil nunggu nyampe," lanjut Shinta bersemangat. Ariani mulai membuka kedua telinganya lebar-lebar supaya tidak ada satu kata pun yang tidak ia dengar. "Sosok Tuan Aldrian itu seperti malaikat, dia baik hati, ramah, dan cinta mati sama istrinya yang sangat cantik seperti Barbie." Shinta membuat raut wajah imut seperti barbie. Shinta berharap menunjukkan ekspresi seperti itu untuk bisa semirip mungkin, tapi bukannya mirip malah membuat wajah Shinta aneh seperti Alien, membuat gadis cantik yang mendengarkan cerita di sebelahnya meledakkan tawa, tidak lupa orang yang berada di dalam angkot itu pun berbisik-bisik melihat tingkah Shinta. Shinta hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Dan mulai kembali untuk melanjutkan ceritanya dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh Ariani. "Tapi saat istrinya meninggal 4 tahun lalu, saat melahirkan anak pertamanya Tuan Aldrian berubah, bukan seperti malaikat lagi, tapi seperti iblis-" "Iblis? Maksudmu dia berubah menjadi menyeramkan dengan kepala bertanduk dengan seluruh kulitnya berwarna merah," potong Ariani, membuat Shinta sedikit sebal. Ayolah, bahkan dia belum menyelesaikan ceritanya, dan apa-apaan, wajah menyeramkan bertanduk? Memangnya Tuan Aldrian seekor kambing. "Iss masa ada orang bertanduk Anni, makannya dengerin dulu jangan langsung potong!" omel Shinta membuat Ariani tersenyum dan meminta maaf. "Maksudku berubah sifatnya menjadi iblis, menjadi sangat kejam dan pemarah, bahkan sangking tak relanya ditinggal sama istrinya, Tuan malah membenci anaknya yang menurutnya sudah membunuh istrinya. Ta-" "Apa-apaan dia malah seenaknya membuat kesimpulan seperti itu. Laki-laki yang menjadi Ayah semuanya berengsek," ucap Ariani dengan kesal membuat sahabat yang berada di sebelahnya mendengus sebal karena Ariani memotong perkataannya lagi. "Iss kau ini kebiasaan banget, aku kan belum selesai bicara," gerutu Shinta. "Hehe maaf ya, tadi aku refleks," cengir Ariani. Membuat Shinta semakin kesal, tetapi tetap melanjutkan ceritanya. "Tapi saat usia Den Alvian menginjak satu tahun, Den Alvian kecelakaan dan membuat dirinya koma, lalu dari situlah Tuan Aldrian berubah menjadi sangat mencintai Den Alvian, dan the end," ucap Shinta dengan aksen inggrisnya yang begitu jelek. Membuat semua orang yang berada di angkot itu menertawakannya. *** "Ih aku tidak mau naik angkot itu lagi." Shinta masih tetap dengan gerutuan tak bermutunya, walaupun mereka sudah turun dari angkot sedari tadi. "Sudahlah, kamu juga sih sok inggris banget," timpal Ariani masih menertawakan Shinta. "Iss Anni, bukannya bantuin temen, malah ngetawain," gerutu Shinta. Ariani tersenyum saat mendengar gerutuan sahabatnya. "Ngomong-ngomong kok kamu tau banget sih tentang Tuan Aldrian?" tanya Ariani sedikit penasaran. "Aku tau dari pembantu senior yang sudah bekerja selama 30 tahun di rumah Tuan Guvano." "Wah lama sekali, apakah beliau masih bekerja di sana?" "Masih, cuman jam segini pasti Mbok Nem sudah pulang, karena beliau hanya bekerja dari pagi sampai sore hari." Ariani mengangguk mengerti dengan penjelasan Shinta. "Shinta!!" Teriak seseorang dari seberang jalan dan melambaikan tangannya saat mata kedua gadis itu melihatnya. "Oh itu Nyonya, ayo Anni kita ke situ." Menarik tangan Ariani dan menyeretnya menyeberangi jalan yang lumayan ramai. "Assalamu'alaikum, Nyonya," ucap Shinta sambil membungkukkan tubuhnya dan diikuti Ariani. "Wa'alaikum salam, ini Shin pembantu buat Aldrian?" tanya Nyonya itu angkuh dan menatap Ariani dari bawah sampai atas. Ariani hanya bisa menunduk walau sedikit risih dengan tatapan Nyonya kaya di depannya. "Kau lumayan cantik juga untuk ukuran seorang pembantu." Melirik Ariani dingin, lalu beralih menatap Shinta, "Dan kau. Kenapa kau lama sekali, saya nungguin setengah jam lebih, kau tau!" Memarahi Shinta dengan mata tajamnya yang bisa membekukan kedua gadis itu. Asal kalian tahu Nyonya besar Guvano ini mempunyai sifat dingin terhadap k***********n apalagi pembantu seperti mereka, tetapi tidak dengan suaminya yang sangat rendah hati. "Maafkan saya Nyonya, tadi di jalan sangat macet jadi terlambat. Dan ini namanya Ariani Nyonya, pembantu untuk Tuan Aldrian," ucap Shinta memperkenalkan. "Yasudah, sekarang kalian masuk, kita pulang," ucap Nyonya itu, membuka pintu mobil lalu mendudukkan pantatnya di jok kemudi dan mulai melajukan mobil. Di dalam mobil begitu sunyi hampir seperti sebuah kuburan di malam hari, bahkan kedua gadis yang berada di jok belakang tidak berani bersuara, untuk mengembuskan napas pun mereka sama sekali tidak berani. "Kau tau kan anak saya itu duda, dan mempunyai satu anak laki-laki." Akhirnya Nyonya itu bersuara. "Saya tau, Nyonya," ucap Ariani pelan. "Dan ingat kau harus menjaga Alvian, dan memberikan perlengkapan yang ia butuhkan dan memasakkan makanan enak untuk Alvian dan Aldrian." "Iya, Nyonya." "Dan asal kau tau, anak saya sangat tampan, jangan sampai kau terpesona oleh ketampanannya hingga membuat hatimu jatuh cinta," ucap Nyonya Guvano dingin. Membuat kedua gadis itu tersentak apalagi gadis cantik di sebelah Shinta yang terlihat begitu terkejut dengan kata-kata yang Nyonya itu lontarkan. "Saya tidak akan jatuh cinta kepada majikan saya sendiri, Nyonya," ucap Ariani dengan suara yang nyaris tersangkut di tenggorokan. "Bagus, pertahankan janjimu." Nyonya Guvano mengakhiri kalimatnya dengan sedikit senyum meremehkan di sudut bibirnya. Karena si kaya dan si miskin tidak akan pernah bisa menjadi satu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.0K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.0K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.3K
bc

Pengganti

read
301.6K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.3K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook