bc

Swapping Souls

book_age12+
1.4K
FOLLOW
5.2K
READ
revenge
possessive
family
body exchange
highschool
friendship
soul-swap
school
selfish
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Seingatnya ia hanya tertidur setelah mengerjakan tugas kuliah yang bejibun. Tetapi saat ia membuka mata, kenapa ia bertemu dengan cowok berparas tampan yang mengaku mengenalnya dan lebih para lagi cowok itu mengatakan.

"Aku pacar kamu sayang,"

Dan saat kejadian-kejadian aneh menimpanya ia melihat wajah yang dimilikinya saat ini ternyata bukan dirinya.

Apa mungkin ia masuk kedalam dunia fiksi?

chap-preview
Free preview
Part 01
Bismillah ... Happy Reading ÷÷÷÷÷÷ Meikaira mendesis pelan rasa sakit tiba-tiba menyerang dibagian kepalanya, sungguh menyiksa. Bahkan untuk membuka mata pun rasanya sangat berat. Nafas Meikaira mulai terengah-engah karena menahan sakit kerutan didahinya berlipat-lipat. "Sakit ...," lirihnya.  Meikaira menjambak rambutnya kuat-kuat berharap rasa sakit yang dirasakannya mereda, bukannya mengurangi rasa sakit tindakan tersebut semakin menambah sakit.  Meikaira mengerang. Romeo yang tertidur di sofa mulai terusik.  Kedua mata Romeo pun mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan cahaya.  Mata sayu Romeo menyapu penjuru ruangan, mata Romeo melebar saat melihat kekasihnya kesakitan dan menarik-narik rambut.  Romeo mendekatinya dan menarik tangan Meikaira secara perlahan. "Hey, jangan dijambak nanti makin sakit." kata Romeo.  Meikaira tidak menghiraukan perkataan Romeo tangannya berusaha melepas genggaman kuat Romeo.  "Sakit ...," lirih Meikaira dibarengi ringisan.  Romeo menahan nafas sesaat, ia tak sanggup melihat keadaan kekasihnya itu. Perlahan Romeo pun menarik tubuh Meikaira untuk di peluknya supaya Meikaira lebih tenang.  Romeo sesekali memberikan usapan lembut dipunggung Meikaira agar tangisannya reda.  Tangan satunya menekan tombol kecil di belakang Meikaira, semoga dokter cepat datang harapnya dalam hati.  Kedua tangan Meikaira yang semula menjambak rambut perlahan-lahan lepas dan menggantung di samping tubuhnya dan seketika tubuh Meikaira pun mulai lemas.  Aroma mint dari tubuh Romeo mampu meredakan rasa sakit yang Meikaira rasakan. Deru nafas Meikaira mulai teratur, tetesan air mata turun membasahi kedua pipi tembem dan baju yang Romeo kenakan.  Cklek  Suara decitan pintu terdengar, tidak lama pintu ruangan terbuka dan masuklah seorang pria paruh baya berpakaian kemeja dilapisi jas berwarna putih.  Di belakang pria paruh baya itu terdapat seorang suster membawa catatan yang dipeluknya.  Romeo yang melihat dokter sudah sampai 'pun membaringkan Meikaira hati-hati.  Romeo menatap kelopak mata Meikaira yang tertutup. Kerutan didahi Meikaira menandakan kalo ia tidak tertidur ataupun pingsan. Tangan Romeo terulur untuk menghapus air mata yang membasahi kedua pipi dan bulu mata lentik Meikaira. Romeo memundurkan tubuhnya dan mempersilahkan dokter Farhan memeriksa keadaan kekasihnya.  Dokter Farhan menyuntikan cairan pereda rasa sakit di lengan Meikaira. Cairan pereda rasa sakit tersebut membuat Meikaira mengerang sakit, hal itu semakin menambah rasa panik Romeo.  Perlahan Meikaira tenang, kerutan di dahi Meikaira pun menghilang dan deru nafas Meikaira mulai teratur. Akhirnya Meikaira tertidur.  Romeo menghela nafas lega melihatnya. "Bagiamana keadaannya dok?" tanya Romeo saat melihat dokter Farhan berjalan mendekatinya.  Dokter Farhan tersenyum simpul tanganya menerima amplop dari suster. "Meira baik-baik saja, hanya sakit kepala biasa" dokter Farhan menatap Meikaira sebentar. "Dari hasil pemeriksaan menyatakan Meira tidak mengalami luka serius baik luka dalam maupun luar." jelas dokter Farhan membacakan isi amplop tersebut.  Romeo menaikan satu alis bingung. "Jika hanya sakit kepala biasa, kenapa Meira sampai menjambak rambutnya dengan begitu erat?" ujar Romeo terheran-heran.  Pria paruh baya berprofesi dokter tersebut tertegun. "Mungkin efek dari Meira yang baru sadar dari pingsannya," dokter Farhan menatap iris mata Romeo serius agar Romeo percaya. "Dan saya rasa Meira boleh pulang hari ini juga keadaannya sudah membaik." ujar dokter Farhan lagi.  Dokter Farhan memberikan amplop tersebut kepada Romeo dan terima oleh Romeo. Romeo menatap nanar kekasihnya. "Terimakasih banyak dok" kata Romeo.  Dokter Farhan mengangguk. "Kalau begitu saya permisi." pamitnya yang direspon anggukan dari Romeo.  Hening Romeo berjalan gontai mendekati Meikaira yang terbaring lemah, ia pun duduk di kursi samping ranjang tepat dimana Meikaira berbaring. Romeo memandang wajah tenang kekasihnya begitu lama. Tangan kekar Romeo menggenggam tangan Meikaira yang terasa hangat dan lemas itu lalu menenempelkannya dipipi.  "Maaf," ucap Romeo pelan.  Dua jam berlalu, Romeo tidak bosan memandang wajah pucat Meikaira terus-menerus. Tangannya bergerak mengelus pelan pipi chubby Meikaira. Gerakan yang Romeo lakukan mengusik tidur tenang Meikaira. Kedua kelopak mata Meikaira mulai terbuka dan mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya. Romeo yang melihatnya pun senang. "Kamu sudah bangun?" tanya Romeo lembut menyapa indra pendengar Meikaira untuk pertama kalinya.  Meikaira memandang wajah tampan yang terlihat kusam namun rona bahagia terpancar jelas disana. Meikaira merasakan genggaman Romeo menguat di telapak tangannya.  Beberapa detik Meikaira memandang wajah Romeo seksama. Tangan Meikaira melepas paksa genggaman tangan Romeo, Romeo terkejut dengan tindakan Meikaira.  Keterkejutan Romeo seakan lenyap kala tangan Meikaira mengelus lembut pipi tirus Romeo.  "Gue enggak mimpi 'kan?" Meikaira bertanya lirih, menyuarakan isi hati dan pikirannya.  Romeo terkekeh pelan lalu menggeleng cepat membalas perkataan kekasihnya. "Enggak sayang," ucap Romeo lembut.  Meikaira menaikan satu alisnya. "Jadi gue enggak mimpi?" tanya Meikaira lagi untuk memastikannya dan direspon anggukan oleh Romeo.  Seketika Meikaira terkejut. Tangan yang semula dipipi Romeo kini mulai menjauh. "L-lo siapa?" tanya Meikaira terbata-bata.  Meikaira berusaha duduk susah payah. Romeo yang berniat membantunya langsung ditepis oleh Meikaira kuat-kuat.  "Gue bilang lo siapa? Hah!" tanya Meikaira dengan nada tingginya.  Mata Meikaira melotot. "Ngapain lo dikamar gue?" Meikaira memandang sekitarnya dan tertegun. "Ini bukan kamar gue," gumam Meikaira sangat pelan.  Romeo mengerutkan dahi bingung. "Kamu kenapa?" Romeo menatap Meikaira lembut "Kepala kamu sakit lagi?" tanya Romeo panik.  Meikaira menggeleng pelan bukannya menjawab pertanyaan Romeo, Meikaira malah sibuk meyakinkan dirinya kalau sekarang ia tidak sedang bermimpi. "Gue dimana?" lirih Meikaira.  Romeo menarik tangan Meikaira memeluk tubuh Meikaira secara perlahan. "Kamu lupa sama aku hm?" tanya Romeo sambil mengelus rambut panjang Meikaira lembut.  "Aku pacar kamu sayang, apa kamu juga lupa dimana kamu sekarang? Kamu lupa beberapa jam lalu keserempet motor?" Romeo sedikit demi sedikit menjelaskan kejadian beberapa jam lalu yang mengharuskan Meikaira dilarikan ke rumah sakit.  Meikaira yang berada dalam pelukan Romeo tertegun pandangannya kosong. "Beberapa jam lalu? Keserempet?" gumam Meikaira pelan.  Bukannya gue lagi tidur ya sehabis mengerjakan tugas kuliah yang bejibun. batin Meikaira berkata.  Meikaira menggeleng pelan. Meikaira ingat betul kejadian beberapa jam lalu ia berada di kamar dan tidak tertabrak ataupun terserempet motor.  Meikaira mendorong tubuh Romeo kuat sehingga Romeo mundur beberapa langkah. Meikaira yakin Romeo mengada-ada atau salah orang.  "Lo bukan pacar gue," bantah Meikaira menggeleng kuat dan menatap Romeo tajam. "Dan gue enggak keserempet motor, gue cuma tidur. Kenapa gue ada di rumah sakit sekarang?" Meikaira baru menyadari jika dirinya berada di rumah sakit.  Meikaira ingat betul ciri khas rumah sakit selain dinding bercat putih juga aroma obat-obatan sangat menyengat.  Romeo tertegun mendengar ucapan marah Meikaira dan tatapan tajam Meikaira padanya. "Kamu kenapa?" tanya Romeo masih belum mengerti dengan Meikaira.  "Aku panggilkan dokter yah?" kata Romeo hendak pergi.  Tetapi suara Meikaira menghentikannya. "Enggak usah, gue mau pulang aja." sahut Meikaira. Ragu-ragu Romeo menatap iris mata Meikaira, Romeo terdiam beberapa saat melihat iris mata Meikaira masih menatap nya tajam tidak ada kelembutan yang biasa Meikaira berikan padanya.  "Kenapa diem? Lo nggak mau anterin gue? Ya, udah gue pulang sendiri!" ketus Meikaira dan ingin beranjak meninggalkan Romeo. Romeo menggeleng cepat dan menahan pergelangan tangan Meikaira. "Biar aku antar yah," ucap Romeo dengan nada lembutnya.  Kali ini Romeo membiarkan Meikaira marah padanya, ia memendam rasa penasarannya dan menahan amarahnya karena Meikaira tidak mengakuinya sebagai pacarnya lagi.  'Untuk kali ini saja' batin Romeo. To be continue ÷÷÷÷÷÷

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.8K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
35.9K
bc

Rise from the Darkness

read
8.2K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

TERNODA

read
198.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook