bab 1
Disebuah kafe terdapat tiga orang sedang beragumen meski sebenarnya bertengkar meski kafe tersebut cukup ramai namun tak menyulutkan mereka menghentikan perdebatannya,,,,
"Melll.... please dengerin dulu ini semua gak seperti yang kamu pikir....:"mohon pemuda yang sedang memegang tanganya sambil memohon,
"hahhh... aku tau aku gak secantik clara gak selangsing clara... ia menjeda "tapi apa meski begini cara kamu.kamu jaln sama sahabat aku..amelia memejamkan matanya,," dan bilang klo kamu malu jalan sama aku jadi mengajak clara,, amelia menatap kedua orang di depannya dengan kecewa lalu berangjak dari kursinya hendak pergi
hingga sebuah tangan mencekalnya ia menatap clara yang memegang tangannya,,
"Mell aku tahu aku salah sama kamu,tapi aku gak bisa bohongi prasaan ku sama miko, aku mohon kamu ngertiin kita. dengan tak tahu malunya clara minta pengertian amelia tersenyum sinis sambil melepaskan tangannya dari genggaman clara.
" iya aku ngerti, dan aku paham jadi aku doain semoga kalian langgeng. aku ikhlas kan dia buat kamu semoga kalian bahagia,,, dan aku mohon sama kalian jangan muncul d hadapan aku lagi,,, ok.... Lia melenggang dengan santai tak menengok kebelakang lagi meski hatinya bergemuhun menahan sesak di dadanya.
kedua orang itu terdian d tempatnya sambil menatap lia yang perlahan menghilang dari penglihatan mereka, miko menghela nafas begitu pun clara ia merasa lega karna akhirnya gak harus sembunyi sembunyi lagi dari lia,
berbeda dengan miko ada penyesala d hatinya telah menyakiti amelia wanita yang ia pacari sejak duduk d bangku SMA dan kuliah d kampus yang sama hingga mempertemukan mereka dengan clara sampai sekarang dan berubah menjadi cinta segitiga...
Sementara di tempat lain, amelia memilih mengurung diri di kamar kostnya setelah meminta izin pulang awal ke rekan kerjanya, karna ia tidak bisa bekerja dengan pikiran kacau
niat awal ingin makan siang d kafe yang sedang tren itu malah membuatnya sakit hati
tanpa sengaja ia memergoki sahabat dan pacarnya bermesraan d tempat umum
siapa yang tak sakit hati melihat pemandangan tersebut, dunianya rasanya runtuh seketika
namun ia memilih bersikap acuh karna tak ingin terlihat lebih menyedihkan
Lia tak ingin terus terpuruk meratapi nasib percintaanya yang mengenaskan
ia pergi ke kamar mandi mencuci mukanya d pakainya jaket
mengambil kunci motor ia pergi menuju sebuah salon
"selamat sore mbak ada yang bisa kami bantu"
ucap pelayan salon dengan ramah senyum merekah menyambut lia
"sore mbak saya mau potong rambut, sama di warnai sekalian," ucap lia mengutarakan niatnya
lia d bimbing pelayan salon tersebut terus melakukan tugasnya seperti yang pelanggannya inginkan
lia tersenyum senang dengan rambut barunya lebih freess meski makin membuat bulat pipi chaby nya namun tetap cantik,,,
Hari berganti lia kembali ke aktivitasnya
bekerja d sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property
lia melangkah memasuki ruanganya di bagian pemasaran sampai ia d kejutkan oleh suara cempreng temannya
"liaaa,,, serunya memangil lia seperti memakai toa saja
"apaan sih din telingaku nyaris copot denger suara lo"
"hehebe,,,, sorry beb keceplosan. lo tau kabar ayar gak" tanyanya antusias
"kagak gw baru nyampe kemarin pulanv cepat jd gak tau,
" ah lo mah kagak asik,, jadi gini,,,, gw denger pak amir di pecat..ucap dina semangat 45 memberi tahu atasannya d pecat.
lia membulatkan matanya gak percaya
" kok bisa din kenapa??
" dia ketahuan korupsi dana hantu sama petinggi pusat, tp gak d jeblosin ke penjara soalnya dia mau ganti rugi sama keluar dari perusahaan...." ucapnya panjang lebar
"oooooohhhh...lia ber oh ria saja
" ah lo mah gw panjang lebar ini cuma oooooh aja .ungkapnya sambil menirukan lia,," eh btw lo potong rambut.... widihhhh makin lucu aja bebebnya aqoh,,, ucapnya sambil mencubit pipi lia gemas
" ihhh sakit tau maen cubit aja, lia mengusap pipinya sayang
hingga ruangan tersebut ricuh kemudian senyap berbarengan dengan suara sepatu semakin mengdekat ke arah mereka.
keduanya menoleh bersamaan ke arah suara berasal
" selamat pagi.... perkenalkan saya derry saputra yang menggantikan pak amir menejer di perusahaan ini" ucap seorang pria dengan gagah memperkenalkan diri
semua nya menyambut pria yersebut dengan tepuk tangan terkecuali lia di matung d tempat sambil memperhatikan derry dengan seksama, sambil ia bergumam,,, " ko aku gak asing ya sama mukanya liat dimana yah" gumamnya
tak lepas pandangannya menatap derry
hingga tatapan mereka bertubrukan
derry tersenyum menatap lia,, lia menjadi kikuk sendiri ketahuan sedang menatapnya,
"eheem.. derry berdehem guna menfokuskan dirinya mengalihkan tatapanya dari lia
" saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik, ohh ya saya mau tau siapa yang menangani proyek yang di bandung"
" saya pak " lia mengangkat tangannya
" kamu keruangan saya sekarang sambil membawa bekasnya"
lia mengangguk sambil menuju mejanya mengambil yang ia butuhkan
" gila lia tu cowo ganteng banget,,, "
ucap dina heboh
" hemm.. gw masuk dulu bay,,, lia meninggalkan dina yang masih terkagum kagum sama bos barunya
" TOK....tok...tok... lia mengetuk pintu tiga kali kemudian memutar hendelnya
"permisi pak " ucapnya pelan
" ya duduk. "
" pak ini berkasnya. "
" ternyata kamu gak berubah yah lia " ucapnya lia melongo gak mengerti maksud bos barunya ini
" maaf bapak kenal saya. "
" hahh.... iya kamu bahkan lupa sama saya meldut.. amelia nduth"
lia membolakan matanya lebar kaget dengan nama pangilannya yang hanya
satu orang yang memangilnya seperti itu
yaitu,,,,
" kecebong...... gumam lia nyaris tak bersuara
kecebong........