bc

Enamored

book_age12+
617
FOLLOW
2.1K
READ
family
playboy
goodgirl
drama
comedy
bxg
like
intro-logo
Blurb

Aerosha Tania, gadis yang manja dan tidak begitu disukai banyak orang, hanya memiliki Sagara sebagai sahabatnya. Diam-diam, tanpa Sagara ketahui, gadis itu menyimpan rasa padanya, tetapi harus ditelan bulat-bulat perasaan itu sebab Sagara yang sudah memiliki kekasih, Marsha namanya.

Aeorsha dipertemukan dengan sosok Daniel, orang yang membuat perhatiannya teralihkan dari Sagara.

Yang Aerosha tidak ketahui adalah, baik Sagara maupun Daniel, keduanya terpikat olehnya.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Aerosha Tania, cewek SMA berumur tujuh belas tahun yang terkenal dengan sifat kekanak-kanakannya. Banyak orang yang diam-diam tidak menyukai cewek itu. Namun, karena cewek yang sering dipanggil Ocha itu anak orang kaya, membuat banyak teman sekolahnya yang mendekati Ocha hanya demi memanfaatkan cewek itu, terlebih lagi Ocha memang sangat polos dan mudah dibohongi. Namun, dari banyaknya orang yang mendekatinya, tak ada satupun dari mereka yang berhasil dekat dengan Ocha. Ocha memandang ke arah lapangan basket dengan mata yang berbinar. Di sana, Sagara Rivano, si kapten basket pujaan hatinya sekaligus sahabatnya itu tengah men-dribble bola basket. Cowok yang merupakan teman sekelasnya itu terlihat sangat tampan, wajar bila hatinya selalu berdebar. Mata tajam, tubuh atletis, kulit putih, hidung mancung, tidak diragukan lagi bahwa Sagara Rivano adalah keturanan Dewa Yunani. Rambut hitam legamnya yang dijambul itu tampak bergerak ketika Saga berlari. Peluh yang membasahi dahinya malah membuat Saga terlihat seratus kali lebih tampan. Ocha semakin mendekatkan dirinya ke pinggir lapangan, ketika idolanya itu mampu memasukan bola ke dalam ring basket. Rambutnya yang dikucir kuda terayun, seiring tubuhnya melangkah mendekat ke sisi lapangan. Ocha bertepuk tangan dengan hebohnya, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya sinis. Itu bukan pertandingan, dan respon Ocha sangat berlebihan. "Kak Saga hebat!!" Teriaknya. Saga yang mendengar teriakan dengan menyebutkan namanya pun menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum tipis mendapati sahabatnya tampak berdiri di pinggir lapangan seraya bertepuk tangan. Saga berlari kecil mendekati Ocha, "Bukannya Lo nggak suka panas? Kok panas-panasan sih?" Tanyanya seraya mengacak gemas rambut Ocha. Membuat Ocha memberengut kesal. "Ih, jangan diberantakin rambut Ocha. Nanti Ocha nggak cantik lagi." "Gini udah cantik kok." Ocha memang cantik. Tubuhnya mungil. Tidak terlalu tinggi namun tidak pendek juga. Tubuhnya sedikit berlekuk. Bulu matanya lentik. Hidungnya mancung. Kulitnya putih. Wajahnya mulus tanpa noda. Sinar matanya teduh dengan bola mata hazel. Rambutnya panjang. Sekilas, dia sudah terlihat seperti boneka hidup saking cantiknya. Ditambah lagi ketika cewek itu tersenyum, senyumnya begitu manis. "Masa?" "Iya." "Kak Saga kita ke kantin yuk? Ocha laper nih." "Yah, gak bisa Cha. Gue udah ada janji sama pacar gue. Lo sendiri aja ke sananya, ya?" Ocha mengangguk lesu. "Ya udah, gue cabut dulu." Pada akhirnya, Ocha memang bukan prioritas cowok itu. Sebesar apapun pengorbanannya. *** Aerosha Tania, cewek itu berjalan lesu menuju kelasnya. Ia lebih memilih tidak ke kantin dari pada harus ke kantin sendirian. Ia tidak suka sendirian dan nyatanya di dalam kelasnya pun ia tetap sendirian. Ocha berjalan menuju bangkunya yang terletak di baris paling belakang, bangku yang terletak paling pojok.  "Ocha lapar dan Ocha nggak mau ke kantin sendirian," gumamnya dengan kepala yang di telungkupkan ke atas meja.  Tak lama Ocha merasakan ada hawa dingin yang menyentuh kulitnya, secepat kilat cewek itu menegakkan tubuhnya. Matanya membulat melihat Sagara sudah berdiri di hadapannya dengan membawa roti serta air minum dalam botol, yang tampaknya baru dikeluarkan dari lemari pendingin. "Kok Kak Saga ada di sini? Katanya ada janji sama Kak Marsya. Nanti kalau Kak Marsya marah sama Ocha gimana?" Tidak dapat dipungkiri sebenarnya Ocha merasa senang dengan kehadiran cowok itu. Ocha memang murid paling muda di kelas itu, kelas 12 IPA 2, sehingga cewek itu memutuskan untuk memanggil semua penghuni kelas tersebut kecuali guru tentunya, dengan panggilan kakak. Banyak yang keberatan, tapi mereka tidak bisa berbuat banyak. Menolak permintaan cewek itu akan menghadirkan masalah baru bagi mereka. Ocha akan menangis dan mengadu pada orang tuanya. "Gak bakal. Lo keras kepala ya Cha, udah gue bilangin supaya ke kantin sendiri tapi gak mau. Kalau Lo sakit karena gak makan gimana? Untung gue bawain Lo makanan Cha, coba kalau enggak?" Tanya Saga seraya mendudukkan dirinya di bangku depan cewek itu. "Ocha kan gak mau sendirian ke kantinnya." Cewek itu tersenyum. Dua detik berselang, ia kembali berbicara. "Lagian, Ocha gak bakal sakit Kak Saga. Ocha kan kuat," ucap Ocha lagi, kali ini disertai seulas senyum manisnya.  "Malah ngeyel lagi, kalo Lo terlambat makan, maag Lo bakal kumat. Itu apa namanya kalau bukan sakit?" Tanya Saga dengan matanya yang menatap serius ke arah Ocha. "Namanya maag lah Kak hehe," jawab Ocha polos. Saga gemas, cowok itu spontan mengacak rambut Ocha. Membuat pipi Ocha memerah. "Jangan diacak kak, berantakan tahu! Nanti Ocha nggak cantik lagi." Ocha mengerucutkan bibirnya. Saga malah tertawa. "Kan udah gue bilangin kalau Ocha itu cantik, gimana sih? Mau gimana pun Ocha, mau rambutnya berantakan, mau mukanya kucel sehabis ngorok, mau lagi nangis, Ocha tetep cantik."  "Beneran Kak? Iyalah, Ocha kan emang cantik dari lahir." Ocha tertawa. "Tapi bo'ong." Kini giliran tawa Saga yang menggelegar memenuhi ruang kelas yang hanya dihuni dua anak manusia itu. Ocha mencebikkan bibirnya kesal, cewek itu memandang Saga dengan tatapan permusuhannya. Sementara yang ditatap tampak tidak acuh. "Udah ah, nggak usah cemberut. Habisin roti sama minumnya. Gue cabut dulu ya, takutnya Marsya ngambek gue kelamaan pergi. Bye Cha!"  Tanpa menunggu balasan dari Ocha, Saga langsung turun dari meja yang didudukinya lantas berjalan keluar kelas, meninggalkan Ocha yang hanya bisa menghela nafas merelakan kepergiaan pujaan hatinya itu. Ocha memandang sedih punggung Saga yang mulai menjauh. Dadanya sesak mendengarkan suara Saga yang menyebutkan nama cewek lain. Dia yang mengenal Saga lebih dulu, dia yang selalu berada di sisi Saga, dia yang selalu menghibur Saga, tapi nyatanya dia tidak pernah ada di hati Saga. Miris bukan? *** Sagara tersenyum melambaikan tangannya ke arah sang gadis pujaan hati yang tampak cemberut karena sudah ditinggal terlalu lama. Saga semakin cepat melangkahkan kakinya menuju cewek berbando merah muda itu. "Ish, kamu lama banget, Yang. Kenapa lagi itu anak?" Tanya cewek itu, Marsya, bernada kesal. Saga terkekeh, lantas mengacak rambut pacarnya itu dengan gemas. Tak puas hanya mengacak-acak rambut Marysa, dicubitnya hidung mancung cewek itu. Marysa mengerucutkan bibirnya kesal. Pacarnya gantengnya itu memang keterlaluan. "Biasa lah Yang, kayak kamu nggak tahu aja." Saga menjawab santai lantas mendudukkan dirinya di samping Marsya, tangannya merangkul pundak cewek itu, dan Marsya pun menyenderkan kepalanya di pundak cowok berusia delapan belas tahun tersebut. Posisi mereka berada di pojok kantin, tertutupi gerobak besar salah satu penjual makanan di kantin itu, hal tersebutlah yang menjadi faktor utama mengapa mereka―Saga dan Marsya―berani bermesraan di area sekolah. "Kamu jangan nurutin ego dia terus, Yang. Sekali-kali anak itu harus dibiarin, biar tahu rasa. Emang dia pikir kamu penjaganya, ke mana-mana kalau nggak sama kamu, nggak mau." Suara Marsya terdengar seperti orang yang marah-marah. "Dia sahabat aku loh, Yang. Jangan gitu, ah. Manja-manja gitu, dia baik loh." Marsya mendengkus mendengar pacarnya memuji cewek lain. "Baik dari mananya? Gara-gara dijahilin aja nangis, terus ngadu ke Papanya itu. Terus, kita-kita yang kena masalah, benar-benar kekanak-kanakan tahu nggak?" Marsya hendak bangkit dari posisi menyendernya, namun segera Saga tahan. "Kan karena kalian ngejahilinya udah berlebihan. Wajar kalau dia ngadu, Sayangku." "Belain aja terus. Nggak pa-pa loh, bikin pacarnya sedih. Yang penting kan si manja seneng," sindir Marsya seraya mengangkat kepalanya dari pundak Saga. Kali ini Saga tidak menahan cewek itu. Suasana mendadak tidak enak. Saga menghela napasnya. Cewek yang sudah menjadi pacarnya hampir tiga bulan itu memang sedikit keras kepala, namun biar bagaimana pun Saga sangat mencintainya. Saga sudah banyak berjuang demi mendapat hati Marsya, tak enak rasanya jika tiba-tiba hubungan mereka kandas hanya karena alasan yang tidak terlalu penting itu. "Jangan ngomong gitu dong Yang. Aku kan jadi ngerasa nggak enak, kamu pacar aku, sementara Ocha sahabat aku. Aku satu-satunya teman dia, dia nggak ada temen, kasihan kan kalau sendirian?" Suara berat Saga yang setengah serak itu melirih. Butuh kelembutan untuk berbicara dengan pacaranya yang tengah kesal. "Tapi kan seharusnya aku yang jadi prioritas kamu, bukan cewek kekanak-kanakan yang manja itu, Yang. Kamu itu kesannya selalu bela dia, kamu jarang tahu nggak belain aku! Selalu Ocha, Ocha, dan Ocha, kapan akunya?" kesal Marsya yang malah membuat Saga terkekeh. "Kamu kalau cemburu makin gemesin, ya. Duh, pipinya merah lagi, jadi pingin gigit," ujar Saga disertai kekehan halusnya. "Wajar kalau aku cemburu, soalnya kamu lebih peduli sama itu cewek dari pada aku. Aku ngerasa nggak dihargain sebagai pacar kamu. Atau jangan-jangan kamu cinta lagi sama dia?" Marsya menatap penuh selidik ke arah pacarnya itu. Saga tertawa. "Ya enggaklah. Kan cintaku cuma untuk kamu, sayangku cuma kamu, aku udah anggap Ocha seperti adikku sendiri. Aku nggak mungkin cinta sama adik aku sendiri," ujar cowok itu seraya mengelus surai hitam kecokelatan pacarnya tersebut. Marsya menatap mata Saga, mencari kebohongan di sana. Namun nihil, dia memang bersungguh-sungguh. "Janji? Kamu juga harus janji, supaya nggak terlalu dekat sama Ocha lagi. Kalau perlu kamu harus jauhin dia." "Iya. Janji." "Aku sayang kamu." "Aku juga." Mereka sama-sama melempar senyum, lantas saling berpelukan.    

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook