DolCEO 2

1091 Words
Suasana di kediaman keluarga Alaskar terasa berbeda. Kenneth Davin Alaskar seorang CEO muda pemilik perusahaan Alaskar Company. Wajah terlihat sangat tampan bak dewa Yunani terlihat tegar dihadapan semua orang, tapi tak ada satupun orang mengerti tentang perasaannya yang sesungguhnya. Berbagai pikiran berkecamuk di benak Kenneth, mencoba menerima kenyataan yang ada di depannya. Ia tak sanggup lagi mengeluarkan satu patah kata pun. Putri yang sangat ia kasihi dan sayangi melebihi apapun di dunia kini terbaring kaku dengan wajah pucat pasi. Bibir Putrinya tampak kecut dengan kelopak mata yang menutup rapat. Tidak ada lagi senyuman bahagia yang menyambutnya saat ia lelah pulang bekerja. Bulir-bulir air mata terjatuh perlahan dipipi Kenneth yang tak bisa ditahannya. Ia sudah tak memperdulikan lagi orang-orang disekitarnya, menggelengkan kepalanya perlahan. Dadanya terasa sakit bagaikan teriris perih direlung hati yang terdalam. Rasanya baru kemarin ia bercanda, bermain rumah - rumahan dengan putri kesayangannya, ingin sekali ia mendengar celotehan-celotehan dan suara manja dari bibir mungil Angel. Kenneth mendekati jasad Putrinya yang terbaring kaku. "Angel ... Angel bangun sayang, jangan tidur terus anakku. Papi janji ga akan sibuk lagi seperti dulu dan akan selalu menemani Angel bermain. Angel bangun Nak, Papi akan membawamu liburan ke Disneyland, tapi syaratnya Angel harus bangun." Suara rintihannya terdengar pilu, menyayat sebagian sanubari saat tubuh yang kini terbaring kaku ditangisi sanak saudara dan kedua orang tua Kenneth, kakek dan nenek Angel. Gloria, ibu Kenneth mendekati putranya memeluk dengan erat, mencoba menenangkan Kenneth yang sangat terpukul atas meninggalnya cucu semata wayang keluarga Alaskar. Setelah pemakaman satu persatu pelayat yang memakai baju hitam mulai berpamitan, banyak media masa yang meliput secara diam - diam dari kejauhan. Berita meninggalnya cucu konglomerat Alaskar secara tragis menghebohkan Australia, pihak yang berwajib dengan cepat mengusut kasus tabrak lagi tersebut. "Nak, ayo kita pulang," ajak Gloria. "Aku masih ingin bersama Angel, Ma." "Pulanglah bersama kami, banyak media yang meliput. Nanti kita bisa datang lagi ke sini," ujar Kendar Alaskar, ayah Kenneth. Kenneth hanya terdiam, ia hanyut dalam berbagai kenangan indah dengan putrinya yang baru berusia 5 tahun sudah mengalami kejadian yang begitu tragis. Ini kesalahannya, seandainya malam itu ia tidak menuruti permintaan Selvia untuk makan malam bersamanya tentu Angela tidak mungkin mencarinya. Angel terlihat di cctv berjalan keluar rumah sendirian, terus berjalan hingga tak terpantau kamera keamanan yang selalu ada disetiap sudut rumahnya. "Ken ... " panggil Gloria. Kenneth menoleh ke arah suara yang memanggilnya, ia melihat wajah ibunya yang juga sangat terluka dan sedih atas meninggalnya Angela. Guratan - guratan halus yang menghiasi di mata dan wajahnya yang terlihat begitu nyata terukir disana. Mata ibunya memerah, suara ibunya seakan tak bertenaga. Luluh lantah dengan kesedihan yang mendalam. Melihat keadaan ibunya, kenneth menurutinya. Ia mengikuti langkah kaki ibunya untuk masuk ke dalam mobil mewah milik keluarga Alaskar. Di dalam mobil ia hanya terdiam dengan pandangan kosong melihat keluar jendela, Kendal dan Gloria orangnya sangat mengerti perasaan Kenneth yang sangat terpukul. Sesampainya di rumah Kenneth menghentikan langkah kakinya. Ia tak sanggup untuk masuk ke dalam rumah yang tersimpan berbagai macam kenangan indah bersama Angela. Air mata Kenneth mengalir di pipinya, kakinya tak sanggup menopang berat badannya dan terjatuh. Ia menundukan kepalanya, memegang dadanya yang terasa sangat nyeri. "Kenapa Angel? Kenapa kamu begitu cepat meninggalkan Papi sendirian di sini," ujar Kenneth menahan rasa sakit yang mendera di dalam relung hatinya. Kendal, ayah Kenneth menutup matanya, air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah mengalir dari sudut matanya. Ia juga sangat sedih kehilangan cucunya ditambah lagi melihat penderitaan putra semata wayangnya menangis seperti itu. Malam semakin larut, suasana rumah keluarga Alaskar masih berselimut duka. Kenneth hanya berdiam diri duduk di lantai bersandar di pinggiran dipan tempat putrinya tidur. Ia memeluk dengan erat foto Angel dan boneka beruang kesayangan putrinya. Ia hanya menatap dinding kamar yang berwarna merah muda dan wallpaper hello kitty dengan pandangan kosong. Suara ketukan pintu dari luar kamar Angela berbunyi, Kenneth melihat pintu dan berkata, "Masuk." "Maaf menganggu Pak Kenneth. Pak Kendal meminta saya untuk memanggil anda Pak," ujar Fred kepala pelayan di rumah Kenneth. "Memangnya ada apa?" "Saya kurang tahu Pak. Pak Kenneth ditunggu di ruang kerja." "Baiklah." Dengan langkah tak bersemangat Kenneth masuk ke dalam ruang kerja ayahnya, Kendal. Tapi, ayahnya tak sendiri di sana, ada 3 orang juga berada di ruang kerja tersebut. Kendal memperkenalnya putranya pada mereka, ternyata mereka dari yang pihak kepolisian. "Katakan bagaimana meninggalnya Angel," ujar Kenneth dengan penasaran. Semua kejadian terekam di CCTV, mobil sedan berwarna merah dengan plat nomor CD 778. Terlihat dengan cara mengemudikan mobilnya secara ugal - ugalan dan pada saat mobil berhenti sejenak saat menabrak putrinya dan meninggalkannya begitu saja tanpa mau peduli dengan keadaan Angela. "Jadi wanita itu yang membuat Angel meninggal," ucap Kenneth dengan amarah yang terlihat di matanya. "Iya dan kamu harus tenang Ken, biar pihak yang berwajib yang menanganinya," ujar Kendar menenangkan putranya. "Kalian harus membuat wanita itu mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya." Kenneth berkata sambil menatap layar laptop yang sedang menayangkan kejadian dari kamera cctv. Jika kalian tidak bisa melakukannya, aku yang akan membalasnya tanpa ampun. Aku akan membuat wanita itu menyesal telah lahir di dunia ini. Kenneth berkata dalam batinnya. Setelah pihak yang berwajib pergi dari kediamannya, Kenneth kembali ke kamar Angel. Seluruh pelayan dan pihak keamanan di rumahnya telah ia beri pelajaran sampai ke keluarga mereka. Hanya Fred yang masih berkerja di kediamannya, Fred kepala pelayan sudah berpuluhan tahun bekerja di sana. "Viana maaf kan aku tidak bisa menjaga putri kita, kamu sudah mengorbankan hidupmu untuk melahirkan Angel, tapi aku malah tidak bisa merawat amanahmu. Maafkan aku, Viana," ujar Kenneth dengan sangat menyesal. Viana nama ibu Angela dan kekasih Kenneth, mereka menjalin hubungan selama bertahun - tahun. Viana merupakan teman, kekasih, dan segalanya untuk Kenneth. Saat Viana hamil ia tak bisa menemani wanita yang dicintainya. Viana melahirkan putri mereka, ia sangat bahagia mengetahui memiliki seorang putri, ia ingin menikahi kekasihnya setelah anak mereka lahir, tapi takdir mengatakan hal yang berbeda. Viana meninggal sesaat setelah melahirkan Angela. Viana mengalami komplikasi dan pendarahan hebat yang menyebabkannya meninggal. Butuh waktu bertahun-tahun bagi Kenneth untuk menerima kenyataan tersebut hingga akhirnya ia rela melepaskan kepergian Viana untuk selamanya. Kejadian yang menyakitkan datang kembali menghampirinya. Putrinya meninggal secara tragis membuat ia diselimuti dengan perasaan dendam. "Aku akan membalaskan kematian anakku. Aku tidak akan membiarkan wanita itu hidup tenang dan aku akan membalas setiap tetes darah yang keluar dari anakku," ujar Kenneth dengan dendam. "Aku akan melakukan segalanya cara. Untuk membalasmu Jesslyn Valencia Agatha. Wanita harus membalas setiap perbuatan yang apapun resikonya." Kenneth kembali melihat foto Angel dan larut dalam kesedihannya yang mendalam. Rasa dendam dan amarahnya membangkitkan gairah hidupnya. Tujuannya hidupnya sekarang untuk membalas dendam pada Jesslyn Valencia Agatha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD