"Sebuah lubang hati, tidak akan pernah pulih meski ditutupi oleh gumpalan kenangan lainnya. Karena hanya sang penggali lubanglah yang bisa menutupi kembali lubang tersebut." Nara Lovata Edrea.
____________
Ucapan asal bicara Ravin ternyata ditanggapi serius oleh Nara. Ravin sedikit terkejut. Wajahnya bersemu merah. Namun, ia lagi-lagi berusaha menutupinya dengan meledek Nara.
"Hmmm.. Yang keren itu aku atau mobilnya?"
Nara terkekeh geli. "Sepertinya mobilnya!"
"Huft, sejak kapan kamu jadi matre begini?" Ravin menggelengkan kepalanya.
"Huft, jadi kakak pulang hanya untuk meledekku?"
Nara membalas pertanyaan Ravin dengan pertanyaan lainnya. Membuat mereka saling meledek dan tertawa kecil.
Suasana hati Nara juga semakin membaik. Mereka akhirnya berbincang dengan nyaman hingga sampa
