"Satu kali pun aku tidak pernah membayangkan hidupku tanpa kehadiranmu. Aku tidak pernah membayangkan melewati hariku tanpa cintamu. Tanpa senyumanmu, tanpa suara lembut dan sentuhan hangatmu. Karena aku selalu menempatkanmu dalam setiap sela masa depanku. Meski kini, aku kehilangan masa depanku bersamamu. Tapi, kamu akan selalu ada di setiap detak jantungku."
***
Amarah Nara pecah dan tak sanggup lagi ia tahan saat mendengar kedua orangtuanya itu sudah menyetujui pernikahan Nara dengan pria tersebut sejak satu tahun yang lalu. Terlebih lagi, mereka bahkan sudah bertemu dengan pria tersebut. Sebuah pertunangan yang sah begitu saja hanya dengan menyerahkan sebuah cincin pada Nara.
Perasaan Nara saat ini bagaikan sebuah cawan kaca kecil yang sudah tak mampu lagi menampung air di atasnya.
