03 - Tekad Anna.

1531 Words
Begitu sudah berada di luar ruang bermain, Anton segera mengangkat panggilan dari Sean. "Halo, Kak." Anton terlebih dahulu menyapa Sean. "Hai, Dad. Bagaimana kabar, Daddy, Mommy, Anna, dan juga si kembar Criss? Apa kalian semua baik-baik aja? Dari kemarin, perasaan Kakak enggak enak." Sean membalas sapaan Anton, dan langsung menanyakan bagaimana kabar seluruh anggota keluarganya. Anton tersenyum maklum begitu Sean berbicara panjang lebar padanya. "Anna, Kak. An–" "Anna kenapa, Dad?" Sean menyela ucapan Anton yang belum selesai. Anton mulai menjelaskan tentang kondisi Anna, dan selama Anton memberi penjelasan, Sean diam, menyimak. "Sean dan Elsa juga dapat undangan dari Juan, Dad," ucap Sean sesaat setelah mendengar semua penjelasan Anton tentang kondisi sang adik. "Daddy juga mendapatkan undangannya, Kak. Tapi undangan yang Daddy dapatkan bukan dari Juan, melainkan dari orang tua Juan, tepatnya Ayah Juan. Ternyata Ayah Juan adalah salah satu rekan bisnis, Daddy." Anton luar biasa terkejut ketika mengetahui fakta kalau ternyata Juan adalah anak dari Damian dan Agatha. Damian adalah salah satu rekan bisnis Anton, dan sebenarnya Anton dan Damian sudah mengenal cukup lama, tapi pembasahan yang mereka bahas selalu seputar bisnis, tidak pernah membahas yang lain, termasuk keluarga. Damian dan Agatha termasuk orang yang tertutup, tidak terlalu suka jika keluarganya terexpose. "Ya, orang tua Juan memang salah satu rekan bisnis kita, Dad." "Ya, dan fakta itu sangat mengejutkan Daddy." "Awalnya, Sean juga terkejut, Dad. Oh iya, apa Daddy akan datang menghadiri acara pertunangan Juan dan Bella?" Sean sudah membaca undangan yang Juan kirimkan, dan nama tunangan Juan adalah Arabella, nama panjangnya Sean lupa. "Daddy akan datang, Kak." Anton tidak mungkin tidak datang. "Dengan Mommy?" "Jika Mommy mau, tapi jika Mommy tidak mau, maka Daddy akan datang sendiri." Anton ragu kalau Sein mau datang bersamanya ke acara pertunangan Juan, bukan tidak mungkin, hanya saja, kemungkinannya sangat kecil. "Sean juga akan datang, Dad. Kalau Mommy tidak mau datang, Daddy datang saja bersama dengan Sean." "Baiklah. Jika Mommy tidak mau datang, maka Daddy akan datang bersama kamu." Obrolan antara Anton dan Sean tidak berlangsung lama, itu karena Crisstina mulai merengek, ingin agar Anton mau menemaninya bermain. Sein terbangun dari tidurnya ketika hari sudah beranjak siang. Sein merapikan tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya agar terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya. Begitu keluar dari kamar, Sein bergegas menuju kamar Anna untuk melihat bagaimana keadaan putrinya. Apa Anna sudah bangun atau masih tidur? Jika Anna masih tidur, maka Sein akan membangunkan Anna. Tadi pagi Anna belum sarapan, dan sekarang sudah siang, jadi Anna harus makan. Saat memasuki kamar Anna, Sein tidak melihat Anna di tempat tidur. Saat itu juga Sein merasa luar biasa panik. Pikiran Sein penuh dengan pikiran buruk, tentang Anna yang mungkin saja akan melakukan hal yang tidak-tidak, seperti bunuh diri misalnya. Sein akhirnya bisa bernafas lega ketika mengetahui kalau Anna ternyata berada di dalam kamar mandi. Sein akan benar-benar lega jika tahu kalau Anna baik-baik saja, jadi Sein mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil Anna. "Iya, Mom, kenapa?" Saat itulah Sein benar-benar lega. "Kamu sedang mandi?" "Iya, Mom. Anna sedang mandi. Nanti Anna akan turun untuk makan siang, jadi Mommy tidak usah bawakan Anna makanan!" Anna balas berteriak. "Ya sudah, Mommy tunggu di bawah ya!" "Iya, Mom!" Begitu sudah mendapat jawaban dari Anna, Sein berlalu pergi dari depan kamar mandi, tapi sebelum pergi keluar dari kamar Anna, Sein terlebih dahulu merapikan tempat tidur Anna. Ketika keluar dari lift, samar-samar, Sein mendengar suara obrolan yang berasal dari ruang keluarga. Sein pergi menuju ruang keluarga untuk melihat, apa tebakannya benar, atau justru salah. Sein sudah sampai di dekat ruang keluarga, senyum di wajahnya merekah begitu tahu kalau tebakannya benar, yang datang adalah Sean dan Elsa. "Sean, Elsa!" Panggilan bernada teguran tersebut membuat Sean dan Elsa dengan kompak menoleh pada asal suara. Bukan hanya keduanya yang menoleh, karena Anton, Crisstian, serta Crisstina juga ikut menoleh. Sean dan Elsa berdiri, menghampiri Sein yang saat ini melangkah mendekati mereka. Crisstian dan Crisstina juga akan berlari menghampiri Sein, tapi Anton segera menahan keduanya, meminta agar keduanya tetap diam, memberi kesempatan pada Sean dan Elsa untuk menyapa Sein terlebih dahulu. Secara bergantian, Sean dan Elsa memeluk sekaligus menyapa Sein. Sean dan Elsa membawa Sein untuk duduk di sofa. Sein duduk di samping Anton, sedangkan Sean dan Elsa duduk di hadapan keduanya. Crisstian dan Crisstina yang sejak tadi duduk di karpet, sibuk dengan mainan mereka lantas menghampiri Sein, menanyakan bagaimana kabar Sein. Sein memberi tahu kedua anak kembarnya kalau kondisinya sudah jauh lebih baik, jadi keduanya tidak perlu mencemaskannya. "Kalian berdua baru datang atau sudah dari tadi?" Sein menatap Sean dan Elsa secara bergantian. "Elsa, dan Kak Sean sudah datang sejak 1 jam yang lalu, Mom." "Mana Ataya? Dia enggak ikut?" "Dia lagi sama Kakek dan Neneknya, Mom, hari ini kan jadwal Ataya sama mereka." Sebelumnya, Elsa yang menjawab pertanyaan Sein, tapi kali ini, giliran Sean yang menjawab pertanyaan Sein. "Oh iya, Mommy lupa." Sein lupa kalau minggu ini Ataya bersama dengan kedua orang tua Elsa setelah minggu sebelumnya bersama dengan dirinya dan Anton. "Mommy sudah tua, makanya Mommy suka lupa," celetuk Crisstian tiba-tiba. Ucapan Crisstian membuat semua orang sontak tertawa. "Oh iya, Mom, Anna mana?" Anton yakin, sebelum turun, pasti Sein sudah terlebih dahulu memeriksa Anna. "Anna sudah bangun, Dad. Sekarang dia lagi mandi. Nanti dia akan turun untuk ikut makan siang bersama dengan kita semua." Anton, Sean, dan Elsa lega begitu mendengar penjelasan dari Sein tentang Anna. 20 menit kemudian, Anna datang bergabung bersama keluarganya. Karena Anna sudah datang, Sein mengajak semuanya untuk makan siang bersama. Sekarang, Anton dan anggota keluarganya sudah berkumpul di meja makan, menikmati makan siang. Selang beberapa menit kemudian, Crisstian dan Crisstina selesai menikmati makan siang mereka, jadi keduanya keluar dari ruang makan. "Kak, apa Kakak juga mendapatkan undangan dari Kak Juan?" Pertanyaan tersebut Anna tunjukkan pada Sean. Saat bertanya, Anna terlihat sekali sangat santai. Ketika bertanya, Anna sama sekali tidak menatap Sean, walau hanya sebentar. Atensi Anna terfokus pada makanannya yang sebentar lagi akan habis. Pertanyaan Anna mengejutkan semua orang, terutama Sein. "Iya, Kakak juga mendapatkan undangannya." Sean tidak mungkin berbohong, mengatakan pada Anna kalau ia tidak mendapatkan undangan dari Juan. Anna menatap Anton yag ternyata juga sedang menatapnya. "Apa Daddy juga mendapatkan undangan dari Kak Juan?" tanyanya dengan raut wajah datar. Anton menggeleng. "Daddy tidak mendapatkan undangan dari Juan, tapi Daddy mendapatkan undangannya dari Ayah Juan yang ternyata adalah salah satu rekan bisnis Daddy." "Baguslah," gumam Anna dengan kepala tertunduk, pandangannya kembali terfokus pada makanan di piringnya. Semua orang saling pandang, bingung. "Maksudnya apa, Anna?" Sean akhirnya bertanya, mewakili Anton, Sein, dan Elsa yang pasti juga ingin mengajukan pertanyaan yang sama. "Ya bagus, karena kita jadi bisa datang bersama-sama ke acara pertunangannya Kak Juan." Anna kembali menjawab santai. Jawaban Anna mengejutkan semua orang, terutama Sein. "Kamu tidak boleh datang ke acara pertunangan Juan!" Sein akhirnya melarang Anna untuk datang ke acara pertunangan Juan. Semua orang, termasuk Anna yang duduk di samping Sein sontak menatap Sein. "Kamu tidak boleh datang!" Sein kembali memberi larangan, kali ini dengan nada yang jauh lebih tegas dari sebelumnya. Anna menggeser duduknya mendekati Sein, meluk Sein, dan Sein membalas pelukan Anna dengan erat. "Jangan datang ya, Sayang." Sein berbisik tepat di telinga kanan Anna. "Anna akan tetap datang, Mom." Ya, keputusan Anna sudah bulat. Anna akan tetap datang menghadiri acara pertunangan Juan dan Bella. "Sayang, kamu hanya akan melukai perasaan kamu sendiri," bisik sendu Sein. "Mom, Anna tidak datang sendiri, tapi bersama dengan Daddy, Mommy, Kak Sean, dan juga Kak Elsa. Selama kalian di samping Anna, Anna pasti baik-baik saja." Sein diam, dan malah semakin mengeratkan pelukannya pada Anna. "Percayalah, Mom, Anna baik-baik saja. Jadi, jangan melarang Anna untuk datang ke acara pertunangan Kak Juan." Sein menatap Anton, dan ketika melihat sang suami mengangguk, Sein hanya bisa menghela nafas pasrah. "Kamu yakin ingin datang ke acara pertunangan Juan dan Bella?" Sein berharap kalau Anna menggeleng, tapi Anna malah mengangguk. "Iya, Mom. Anna yakin." "Baiklah kalau itu memang mau kamu. Kita semua akan datang ke acara pertunangan Juan." "Terima kasih, Mom." "Sama-sama, Sayang." Sein mengecup pelipis Anna, lalu melepas pelukannya, begitu juga dengan Anna. Anna sudah menyelesaikan makan siangnya, karena itulah Anna pamit undur diri, meninggalkan ruang makan. Anna akan kembali beristirahat di kamar agar kondisi tubuhnya bisa kembali fit seperti sedia kala. Sekarang yang ada di ruang makan hanya Anton, Sein, Sean, dan Elsa. Anton segera menghampiri Sein, menangkan sang istri yang terlihat sekali sangat takut, sedih, dan khawatir. "Tenanglah, Mom. Anna akan baik-baik saja." Anton memeluk Sein sambil mengusap punggung sang istri menggunakan tangan kanannya. "Daddy bisa berkata seperti itu karena Daddy tidak pernah berada di posisi Anna." Anton bungkam, tak mampu membalas ucapan Sein yang benar adanya. Dirinya tidak pernah berada di posisi Anna, jadi bagaimana ia yakin kalau Anna pasti akan baik-baik saja? "Mommy pernah berada di posisi Anna, meskipun sedikit berbeda karena saat itu kamu tidak bertunangan, tapi kamu menikah, Dad. Jadi Mommy tahu bagaimana perasaan Anna saat ini, dan karena itulah, Mommy tidak bisa tenang." Sean dan Elsa sudah tahu bagaimana perjalanan asmara Anton dan Sein, jadi keduanya tidak terkejut begitu mendengar ucapan Sein. Sean dan Elsa sudah selesai menikmati makan siang mereka, karena itulah mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang makan, menyisakkan Anton dan Sein.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD