Sani bersandar di jok belakang, dengan dahi menyentuh kaca menatap ke luar jendela. Sementara Finka mengisi back sound situasinya saat itu. Ada saja yang Finka komentari setelah setengah jam lalu menjemput Sani di kosan. Yah, wanita itu benar-benar menjemputnya sesuai janji, meski Sani tidak terlalu serius saat memintanya. "Loh tuh ya, hidup yang layak bisa kali, Sa. Kamar kosan kok berantakan kayak kandang ayam gitu." Itu komentar pertama Finka setelah Sani mendudukan dirinya di mobil Hendra—tunangan Finka. Belum lagi komentar-komentar sadis setelah itu yang hanya Sani tanggapi dengan desahan napas. Hendra melirik Sani dari kaca spion, memastikan gadis itu masih dalam keadaan baik-baik saja setelah diceramahi Finka habis-habisan. Beruntungnya Hendra lumayan mengenal Sani, sahabat tunang

