"Luna!" "Akh!'' Aluna menjerit. Bagaikan tidak terkejut, Tiba-tiba saja Ervan muncul entah dari mana tepat saat ia turun dari mobil. "Maaf. Aku gak bermaksud bikin kamu kaget," sesal Ervan. Aluna menantap kesal. Tanpa berkata, ia pun berlalu. Ervan segera mengejar. "Tunggu, Luna." Berdiri menghadang langkah wanita itu. "Apa lagi sih? Apa kurang jelas yang aku bilang kemarin? Berapa kali aku bilang, jangan muncul lagi di depanku." "Jelas. Aku cuma pengen nunjukin sesuatu sama kamu. Setelah kamu lihat ini, apa pun keputusan kamu, akan aku terima," sahut Ervan. Aluna hanya menghela napas panjang sambil membuang pandangan ke arah lain. Ervan menyodorkan ponsel miliknya. Aluna diam sejenak. Tetapi akhirnya menerima benda tersebut. Hati kecil ingin tahu juga apa yang sebenarnya ingin di

