"Luna tunggu!" Dengan malas Aluna berbalik. "Apa?" "Makasih karena tadi udah bantu nenangin Saga." Aluna hanya mengangguk kemudian berbalik. "Luna!" "Apa lagi sih?" kesal Aluna yang urung melangkah karena pria itu terus saja menghalangi niatnya untuk masuk. Ervan memberikan ponsel pintar yang iya ambil tadi pada pemiliknya. Aluna mengambilnya. "Ada lagi yang mau disampaikan? Jangan sampai aku mau masuk, masih Mas panggil juga." Ervan menggeleng. "Lain kali aku mau ketemu ayah kamu." "Mau ngopi?" Ervan mengangguk. "Sambil minta anaknya." "Hah? Maksudnya?" Aluna mengernyit bingung. Ervan menatap wanita itu lekat. Apa yang ingin disampaikan sudah berada di ujung lidah. Tetapi mendadak kelu hingga rasanya sulit untuk bicara. Ponsel pintar milik Ervan berdering. Merogoh saku dan me

