"Nayla!" Meski merasakan sakit di tubuh, Aluna berusaha untuk bangkit saat mendengar suara putrinya yang sedang menangis kencang. Gegas menghampiri. Tetapi saat sudah dekat, Nayla diam. "Nayla, Sayang!" Panik, mengguncang tubuh kecil yang sudah berlumuran cairan merah. "Nayla! Buka matanya, Sayang." Air bening mulai menggenang di pelupuk mata. Aluna menoleh ke arah suami saat orang-orang mulai berdatangan untuk membantu. "Masih bernapas. Panggil ambulan!" teriak seorang pria. "Heh! Jangan kabur!" Aluna hanya bisa menatap penuh amarah mobil mewah berwarna hitam yang sudah membuat kekacauan itu berlalu begitu saja tanpa tanggung jawab. Dengan tertatih ia bangkit, menghampiri suami sambil menggendong putrinya. "Mas! Bangun. Buka matanya, Mas." Seraya menangis pilu ia menepuk-nepuk pipi

