"Aku harap mama dan papa merestui. Aku ingin menikahi Aluna secepatnya," ujar Ervan. "Kalau papa terserah kamu. Kalau kamu merasa bahwa Aluna adalah orang yang tepat, tidak masalah. Papa setuju saja. Lagi pula yang papa lihat memang Aluna anak yang baik." Ervan tersenyum lega mendengar perkataan sang ayah. Sudah ia duga pria itu tidak akan mempersulitnya. Kemudian mengalihkan tatapan pada sang ibu. "Mama juga setuju kan?" Yeni menata putranya untuk beberapa saat. "Apa kamu yakin bahwa Aluna adalah pilihan yang terbaik untuk kamu?" Ervan mengangguk dengan yakin. "Iya Ma. Aku yakin." Yeni kemudian mengangguk. "Apa pun yang kamu pikir baik, mama ikut aja." Berbeda dengan saat sang ayah mengatakan setuju, Ervan kali ini tidak serta-merta merasa lega. Seperti ada yang mengganjal dengan si

