Aluna memperhatikan wanita yang sedang bicara dengan calon suaminya. Kening mengernyit, sepertinya ia mengenali sosok itu. Melangkah mendekat kemudian. "Mbak Binar?" Binar menoleh. "Hai, Luna. Kamu ... mau makan siang, ya?!" tanyanya. Aluna mengangguk. "Iya, Mbak." "Kalian saling kenal?" Ervan menatap bergantian ke arah dua wanita di depannya. "Kenal. Kamu juga kenal Aluna?" Binar menjawab sambil bertanya lalu mengalihkan tatapan pada Aluna. Wanita yang kini berusia dua puluh enam tahun itu hanya tersenyum canggung. "Iya. Kenal. Ini mau makan siang bareng. Kamu mau ikut? Tapi jangan deh. Nanti kamu ganggu—lagi," sahut Ervan. Binar mendelik sebal. "Lagian siapa juga yang mau makan siang sama kamu? Gak usah ke gr-an ya! Aku cuma mau beli roti, tuh ditungguin sama pawang," tunjuknya ke

