Bab. 24

1170 Words

Tuhan telah mentakdirkan kami, tuk kembali bertemu. Aku membuka mata, perlahan menatap ke sekeliling ruangan. Pertama kali kulihat adalah langit-langit ruangan yang berwarna putih. Sekarang aku tersadar bahwa saat ini aku terbaring di atas ranjang Rumah Sakit, dalam sebuah ruangan yang luas, sejuk, dan berkasur empuk. Aku tahu pastilah ruangan ini, ruangan tipe kelas atas. Aroma obat-obatan tercium dengan aroma yang khas. Aku mendadak mual dibuatnya, sudah lama sekali tak mencium bau obat-obatan. Sepi, tak ada sesiapa pun di ruangan ini, di tanganku terdapat selang infus pada bagian pergelangan tangan. Aku berpikir sebentar, mengingat kapan dan apa yang terjadi sebelumnya. Lalu kuingat seorang mafia yang menendangku hingga terjengkang sampai akhirnya aku tak sadarkan diri. Tapi ... buka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD