*membaca Al-Qur'an lebih utama*
Siang harinya kemala masih dalam keadaan segar sedangkan orang lain sudah tepar dan kebanyakan sudah masuk ke alam dunia mimpi. Sedangkan dirinya masih asyik berbucin ria dengan Adi si buaya sss. Puasa pertama dan di temani lewat online sang kekasih rasanya memang sangat berbeda dengan puasa tahun lalu yang mendapatkan gelar jomblo.
"Gak ngaji? " Tanya Adi begitu melihat kekasihnya yang masih asyik rebahan di kamar dengan mukena yang membalut kepalanya.
Kemala menggeleng pelan. "Gak, besok baru mulai ngaji, hari ini nyesuaikan diri dulu."
"Udah naik stage belum cerita kamu?"
"Belum tahu, belum aku cek."
Jadi Kemala mengirim sekitar enam sinopsis sekaligus kepada editornya, namun beberapa Minggu lalu salah satu dari sinopsisnya di tolak dan hanya tersisa lima lagi, Alhasil Kemala yang baru saja tertolak sontak merasakan sesak, hanya saja sebuah kejutan menghampiri dirinya ketika dua sinopsis lolos dalam dua hari.
Ia begitu senang dan saat ini tengah menanti naik stage setelah mendaftarkan online untuk mendapatkan kontrak dari perusahaan tempatnya bekerja. Platform yang menggajinya ini memiliki sistem yang cukup menguras kesabaran meskipun gaji yang diberikan pasti menjanjikan.
Benar apa kata pepatah, buah kesabaran itu manis. Dan ketika kemala mengecek status ceritanya yang ternyata sama-sama sudah naik stage dan menunggu datangnya surat cinta dari papa Sam yang berupa surat kontrak.
"Alhamdulillah udah naik, Mas. Berarti bulan depan bisa ikut dayli yah."
"Iya, bulan depan ikut dayli."
Kemala berteriak kesenangan, ini yang ia tunggu. Merasakan yang namanya mengejar target seperti penulis lain, berlomba dengan waktu dan tanggal. Dan juga yang paling membuat nya senang adalah ketika ia bisa ikut bergabung di sebuah drama antara penulis.
"Alhamdulillah selamat yah, La. " Kira-kira itulah isi grup yang sedang menampilkan nama dirinya yang saat pamer di grup sudah naik stage. Kemala sadar ia norak, namun yang namanya ini pertama kalinya ia begitu tentu saja sangat kesenangan dan tidak peduli tanggapan orang lain.
Hari ini Kemala berencana untuk membuat takjil berbuka puasa berupa gorengan lengkap. Ada tahu, tempe, bakwan, dan aneka gorengan lainnya.
Di tengah memasaknya yang tinggal sedikit lagi, kemala di kagetkan dengan kehadiran Tomi pamannya yang merupakan adik kandung dari emak nya.
Satu-satunya paman yang paling dekat dan datang membawa si bocil sepupunya yang paling imut nan gemoy.
"Asya mau tahu, tempe atau bakwan?" Tanya Kemala kepada bocah cilik yang telah berusia 3 tahun itu. Tampak Asya yang menunjuk ke arah tahu isi yang masih mengepul asapnya lantaran baru saja ia angkat dari penggorengan.
"Masih panas, Nak." Tegur Kemala yang langsung mengambil alih satu buah tahu isi goreng. Ia sedikit memotong-motong tahu tersebut menjadi beberapa bagian lalu meniup nya berusaha untuk mendinginkan tahu itu.
Hingga tanpa tersadar, tahu yang seharusnya diberikan kepada Asya malah berakhir masuk ke dalam mulutnya tanpa menyadari jika ia sedang berpuasa. Sampai ketika tahu itu sudah habis, barulah sang emak berteriak heboh dari depan pintu dapur.
"MALA GAK PUASA EMANG KAU?"
GLEK!
Sepotong tahu isi goreng yang sudah sempurna masuk ke dalam perutnya yang kemudian akan diproses dan dicerna di dalam sana. Kemala yang begitu menyadari kesalahannya langsung melongo dan menutup mulutnya kaget.
Ia melirik ke arah paman, bapak dan juga emaknya yang sudah menahan tawa melihat ia yang melongo kaget.
"Astaghfirullah, Mala gak sengaja."
"Apa pula gak sengaja tapi habis tahu satu." Celetuk paman nya membuat Kemala lagi-lagi meringis tidak enak.
Demi keselamatan puasanya, Kemala melimpahkan semua adonan tahu dan bakwan yang belum selesai digoreng untuk dilanjutkan oleh emaknya.
"Anjir, ini sungguh khilaf yang menguntungkan sebenarnya." Batin Kemala sembari tersenyum geli mengingat betapa konyol tingkah nya tadi.
Kemala meraih ponsel miliknya yang sedari tadi sama sekali tidak ia sentuh. Melihat ada banyak pesan masuk begitu ia menghidupkan data Internet, membuat Kemala kebingungan terlebih ketika Adi mengirimkan sebuah percakapan antara dirinya dengan salah satu penulis bernama Laila yang kalau dibaca ulang berarti gadis itu tahu jika dirinya dengan Adi ada hubungan.
Menghela nafas pelan, Kemala sebenarnya cukup lelah harus selalu mengelak satu sama lain dari tuduhan anak-anak grup yang terkadang memergoki mereka.
"Yaudah biarin ajalah mas, toh kak Laila gak akan bocor ke mana mana."
Tak lama berselang, pesannya sudah centang biru dan terlihat Adi yang sedang mengetik.
Mas
Selamat berbuka, yang .
Isi pesan Adi dengan emot tertawa terpingkal-pingkal di akhir pesannya. Kemala yang mengerti maksud dari isi pesan Adi hanya bisa mendengus kasar karena waktu berbuka di tempatnya masih setengah jam kurang lagi.
"Gak ada akhlak memang si bambang satu ini." Balas Kemala dengan emoticon menangis di akhir.
Mas
Lah, kan bener. Sebagai doi yang baik aku mah selalu ngasih tau kamu kan, lagian aku tuh baik loh setidaknya nyemangati kamu hahahah...
Kemala mencibir pelan, menyemangati katanya? Hell no! Yang ada dirinya semakin emosi dan ingin membatalkan puasa dengan segera.
"Iya tahu yang udah buka, tahu," ujar Kemala ketika mengangkat panggilan yang baru saja masuk daru Adi.
Ucapan Kemala dibalas dengan kekehan geli Adi yang terdengar seperti sedang mengunyah sesuatu.
"Kamu lagi makan yah, Mas.?" Tanya Kemala memastikan, dan jawaban dari Adi selanjutnya sukses membuat gadis itu ingin menghantam kekasihnya dengan menggunakan helm full face milik Abang sepupu nya.
"Heum, enak tau yang. Aku hari ini buka sama risol, es timun. Seger banget."
Kemala menghela nafasnya lelah. Bagaimana caranya agar Adi si buaya sss ini berhenti meledeknya.?
"La, enak loh es timun nya."
Adi sangat sengaja sepertinya memancing emosinya yang terbakar lantaran sedang sangat lapar , hari pertama puasa penuh tantangan ternyata.
"Memang bener lah kalau bukan puasa para iblis dan setan di belenggu dan tidak bisa keluar, tapi Mala gak pernah ngira kalau mas juga salah satu dari mereka dan terlepas.
Mendengar itu Adi merapatkan bibirnya yang sedari tadi tertawa ngakak melihat istrinya sendiri tebulli.
"Mala, denger yah.... Slurp.... Akh! Enak banget es timunnya. Mau gak?"
"ADI TAIK! TANGGUNG JAWAB ANAK ELU NGIDAM MAU NGEBACOK BAPAKNYA," Teriak Kemala yang mengundang tanda tanya bagi emaknya yang masih berada di dapur.
"Ngapa-ngapain nya kau, Mal. teriak kayak di hutan, mending masak sana, antar ke rumah makanannya yah." celetuk sang emak sembari membawa Sutil penggorengan.
Kemala sedikit meringis lalu menatap emaknya dengan sendu, mau segarang apa pun emaknya, bagi Kemala itu malah kayak lelucon. lihat saja, dengan daster dan juga Sutil alat masak yang terangkat hendak mengetok kepalanya.
"Anjir, vc sama anak setan, malah ketemu sama pawangnya langsung."